Review

Menginap di Orinko City Hotel, Medan

Menginap di Orinko City Hotel Medan menjadi pilihan kami untuk menghabiskan malam akhir tahun lalu. Meski bukan kategori hotel mewah, tapi cukup memberikan kesan tersendiri.

Ngarepnya nginep di Hilton, biar bisa ngerasain leyeh-leyeh di sofa dan main di kolam renang, tapi rezeki masih dikasi bintang 3 ya, alhamdulillah. Di peak season harga kamar tentu saja berbeda dengan hari biasa, kan. Harusnya memang pesan jauh-jauh hari, tapi yasudah namanya juga dadakan. Tetep alhamdulillaah.

Hotelnya dekat sekali dari rumah, cuma 15 menit naik motor. Siang menjelang sore itu kami bonceng tiga menuju kesana. Jangan ditiru ya…:D

Lobi Hotel Orinko City

Lobi hotel Orinko

Dari depan, hotel ini tampak sederhana sekali. Seketika mengingatkan saya pada hotel Dagen di Malioboro, tempat saya menginap sewaktu di Jogja beberapa tahun lalu. Ngga ada mirip-miripnya sih, ngga tau aja tiba-tiba mengingatkan pada momen itu.

Related Post: Bersantai Malam di Tugu Jogjakarta

Hampir pukul 3 kami baru tiba di hotel. Memang memilih santai sebab belum ada rencana apa-apa selain tidur di malam harinya. Setelah memarkirkan motor, bergegas menuju lobi untuk check-in. Saat itu cuma kami tamu yang ada di sana, malah saya pikir bakalan sepi. Saking sepinya saya ngga menemukan petugas di meja penerima tamu. Dari mulai panggilan halo… Hai… bang… kak… bahkan sampai saya ketok pelan mejanya, petugas belum nongol juga. Terpaksa tukang parkir ikut turun tangan.

Saat itu hanya ada beberapa kendaraan di luar lobi. Tapi, selang beberapa menit kemudian satu persatu mobil memasuki pekarangan saat kami masih berada di lobi. Parkiran pun akhirnya penuh.

Syukurnya Orinko ngga menerapkan sistem deposit, padahal saat itu saya lupa bawa uang cash. Petugas mulai dari tukang parkir sampe receptionist  juga ramah, meski awalnya ada sedikit perdebatan perihal saya order queen tapi dikasih twin bed. Akhirnya problem solved, karena saya bener-bener perjuangkan harus dapat sesuai order, yang paling penting boboknya ngga misah-misah.

Selesai check-in kami ngga langsung menuju kamar, melainkan menghabiskan beberapa menit duduk di lobi yang dikelilingi dengan jendela kaca lebar sambil memerhatikan jalanan. Meski kecil, lobi ini terawat dan bersih bikin duduk disini rasa sejuk dan nyaman. Mungkin faktor sepi juga mempengaruhi. Ditambah faktor cahaya yang bebas masuk melalui kaca jendela. Sejuk sekaligus ada rasa hangat.

Kesan pertama untuk hotel, not bad

Kak Caca dan Dek Cahyo di lobi hotel Orinko

Kamar Luas dan Ada Balkon Kecil

Sebahagia itu apabila menginap di hotel dan dapat kamar yang lega. Orinko bukanlah hotel bintang 5, tapi mereka menawarkan tempat beristirahat yang cukup baik meski jauh dari kata mewah dan sempurna. Kalau diperhatikan, memang ngga ada yang istimewa di dalam kamar. Furniture sederhana namun dengan kondisi baik dan terawat serta dilengkapi dengan fasilitas memadai sudah lebih dari cukup dan jadi penilaian sendiri.

Saya pribadi kalau disuruh milih antara funiture mewah tapi sempit daripada furniture sederhana tapi kamar lega ya lebih baik yang kedua. Apalagi kalau nginepnya bersama anak, otomatis butuh lebih banyak ruang. Ntah itu untuk solat, untuk makan atau bersantai di lantai.

Lemari kayu dengan rak yang banyak berhadapan dengan area toilet dipisahkan oleh pintu dan lorong pendek menuju area kasur. Sebelah lemari ada laci pendek serbaguna yang biasa dipergunakan untuk meletakkan barang-barang.

Kasur besar dengan sebuah nakas di sisi kanan, berhadapan dengan meja TV panjang yang sebagian areanya digunakan untuk menaruh sajian gratis seperti air mineral, ketel listrik, kopi dan teh. Meja ini tersambung dengan meja kerja yang di sebelahnya ada jendela kecil dengan pemandangan jalan raya melalui balkon.

Related Post: Gunung Tangkuban Perahu dari Moscato Hotel

kok ya pas bantalnya ada tiga

Ruang pemisah antara kasur dengan dinding kamar mandi dan meja TV terbilang luas. Mau mondar-mandir ngga harus miringkan badan, hahaa. Solat juga lega karena bebas milih area sendiri tanpa harus dilewat-lewatin. AC dan Lampu-lampu kamar beroperasi dengan baik. Baik lampu sorot maupun lampu utamanya. Keseluruhan dinding kamar dibiarkan polos tanpa sentuhan ornamen apapun baik itu lukisan ataupun foto. Saya sih lebih suka begini daripada ada lukisan manusia atau hewan. Ngeliat matanya pikiran saya bisa kemana-mana, haha. Kalau polos begini, kan, tenang.

Di sisi kiri kasur, diberi sebuah meja kecil berikut sebuah kursi santai. Disini areanya lebih lega lagi karena dibiarkan kosong. Di depannya pintu menuju lobi. Yup, kamarnya punya lobi. Meski kecil tapi cukup menyenangkan. Pas tengah malam lagi rame-ramenya perayaan kembang api, anak-anak bebas nonton melalui balkon.

Kamar mandi juga cukup lega dengan Toilet amenities yang cukup lengkap. Hanya saja minus shower cap dan hair dryer. Itu pula yang penting untuk jilbaber, ya. Cermin besar di dinding dan area sekitar wastafel yang luas juga bikin hati senang. Bisa menampung banyak barang. Sabun dan sampo dalam wadah kecil diletakkan di area shower. Pancurannya cukup deras dengan air panas dan dingin yang berfungsi dengan baik. Serta ada kran air di bawah, mudah ambil air wudhu.

Secara keseluruhan, kamarnya menyenangkan. Hanya saja dinding kurang redam, terlebih letak hotel ini persis di sudut perempatan jalan/ lampu merah. Suara mesin kendaraan, klakson dan teriakan orang-orang dari luar itu terdengar jelas di dalam kamar. Belum lagi kalau ada pengendara motor yang hobi nggeber. Oiya jaringan Wifi juga kurang lancar. Saat anak-anak mau nonton youtube, terpaksa tethering pake hp mama… 🙂

Dilayani Saat Sarapan di Restoran

Karena menginap dimasa PPKM ketat, makan pagi disinipun terpaksa dilayani. Bukan makanan diantar ke kamar, melainkan tetap makan di restoran tapi layaknya makan di warung nasi, gitu. Kita bebas milih lauk pauk tapi semuanya dibantu petugas untuk diambilkan satu persatu.

Lauk yang disajikan termasuk minimalis. Didominasi sajian lokal, tahu goreng bumbu gado-gado, sambal hati kentang, ayam goreng dan pilihan nasi putih atau goreng. Hidangan pencuci mulut hanya buah semangka dan beberapa macam jajanan pasar. Ngga ada sajian bubur, roti tawar, salad, omelet ataupun sereal. Lebih mirip makan di kondangan, sih. Ngga tersedia juga station kopi dan teh juga. Kalau mau ya harus minta ke bagian dapur. Yang tersedia hanya air putih di galon dispenser.

Area restorannya tidak terlalu luas. Bagian luar malah hanya tersedia dua set meja makan. Di bagian lorong menuju ruang makan utama juga terpaksa diisi meja dan kursi makan. Kami memang sengaja sarapan lebih cepat demi menghindari keramaian.

Pagi itu, sarapan terasa lebih hangat dengan paparan sinar matahari yang menembus dinding kaca restoran. Jadi bisa sekalian berjemur, kan.

Selesai sarapan, ada pesan masuk di salah satu grup WA kantor berisi ajakan main ke sungai. Mengingat di hotel ngga ada fasilitas lain yang bisa dinikmati, anak-anak pun oke, maka ajakan itu saya terima.

Pukul 9 pagi segera check-out dan bersiap menuju sungai bersama beberapa rekan kerja. Sungai itu kesukaan anak-anak. Menghabiskan libur tahun baru dengan mandi-mandi di sungai, kenapa ngga?

Related Post: River Tubing di Tangkahan

Kesimpulan Pribadi

Untuk transit, hotel ini masih direkomendasikan. Tapi untuk tujuan istirahat melepas lelah sepertinya harus lebih dipertimbangkan. Kebisingan yang bersumber dari luar hotel yang tak mampu diredam dinding, akan sangat mengganggu istirahat teman-teman terlebih di malam hari.

Berniat untuk staycation bersama keluarga? Hmm, sebaiknya dipikirkan lagi, mengingat hotel ini minim fasilitas yang memanjakan tamu apalagi hiburan untuk anak-anak.

Related Post: Staycation di Thong’s Inn

Apabila kurang puas dengan makanan di restoran, ada baiknya pesan kamar tanpa fasilitas sarapan. Sekitar hotel banyak pemukiman yang warganya menjual sarapan pagi dengan berbagai pilihan, dan tentunya harganya pasti lebih murah.

Lokasinya strategis, dekat dengan pusat keramaian kota Medan. Ucok dan Bolang durian malah bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Pusat perbelanjaan besar hanya berjarak 3-4 KM.

Related Post: Cuma Sehari di Medan, Bisa Kemana aja?

Alamat Hotel berada di Jl. Sei Batang Hari No. 2-4, Babura , Kec. Medan Sunggal, Kota Medan.

Sekali-kali bole la ya… (Masyaallah Tabarakallah)

23 tanggapan untuk “Menginap di Orinko City Hotel, Medan

  1. Standard hotel bintang 3 banget ini ya Kak Suci. Cocok untuk yang hanya cari tempat untuk tidur dengan dana terbatas. PP kantor terus tidur. Tapi kalau dekat dengan Ucok Durian berarti asik juga itu ya hahahaha. Salah satu tongkrongan yang biasanya dinanti-nanti oleh pewisata.

    BTW, ini lokasinya dekat ke Jl. Iskandar Muda gak? Dulu rumah saya disana.

  2. tulisan yang keren, kok saya gak kepikiran nulis tentang hotel kalo lagi mengunjungi suatu kota ya?
    jadi punya ide nulis review hotel sesudah baca tulisan Mbak Suci ini
    Terimakasih ya

  3. Cerita yang menarik dan direwiew dengan jujur yang pastinya bisa memberikan perbaikan bagi pihak hotel. Yups, saya sendiri agak terganggu kak kalo ada kebisingan di luar hotel apalagi pas malam hari ya. Betul kata kak Annie, serasa hotel bintang 3 ya. Menu makanannya asle banget hehe, kayak menu kondangan. Tapi gpp kak klo hanya untuk staycas sementara gk lama.

  4. Orinko City Hotel Medan berarti cocok untuk hotel transit berarti ya, mba. Bukan tujuan untuk melepas penat, tapi hanya untuk singgah dan mengeksplor kota plus makan durian karena dekat dengan Ucok Durian.

  5. City hotel selalu menyenangkan, bukan hanya dari sisi harga, tetapi juga aksesibilitas dan fasilitas. Ya walaupun bukan selevel resort dan villa, tetapi kenyamanan dan layanannya tetap memuaskan. Orinko City Medan salah satu city hotel yang menarik untuk dipilih keluarga perkotaan.

  6. Berkunjung ke Medan ini ada salah satu tulisan kak suci bisa jadi referensi tentunya akan menyenangkan bersama keluarga

  7. Mungkin karena di pusat kota, jadi sesuai kebutuhan pewisata buat transit pas bepergian dan juga cocok buat pekerja yang ingin istirahat selepas kerja ya.

Tinggalkan Balasan