Review

Pelajaran Hidup dan Fakta Menarik yang Bisa Diambil Setelah Nonton Film Paper Lives

Pelajaran Hidup dan Fakta Menarik yang Bisa Diambil Setelah Nonton Film Paper Lives – Setiap Jumat, saya sengaja menyisihkan semampunya dari rezeki untuk kemudian saya berikan secara langsung dan random pada orang-orang yang berjodoh bertemu dengan saya. Mereka biasanya orang-orang yang berjualan dengan menggotong dagangan berjalan kaki atau para pemulung. Tapi ketemunya sih rata-rata adalah pemulung.

Perasaan empati saya terhadap para pemulung ini yang bikin saya ngga sayang untuk mengeluarkan sedekah pada mereka. Ngga ada sebab atau pengalaman khusus terhadap para pemulung. Hanya saja ketimbang pengemis, rasanya melihat para pemulung ini jauh lebih beradab dan lebih pantas diberi.

Sebab inilah saya tertarik untuk menonton sebuah film setelah saya baca sinopsisnya di netflix. Film yang menceritakan khusus tentang dunia pemulung dan anak-anak jalanan. Film atau drama Turki memang sudah menjadi pavorit saya sejak dunia sinetron Indonesia beberapa tahun lalu diinvansi negara ini. Sejak itu juga, Turki menjadi negara impian untuk saya datangin suatu hari nanti sebab beberapa budayanya yang unik, bangunan bersejarah yang cantik serta keindahan alamnya.

Related Post: 7 Rekomendasi Film di Netflix Tentang Perjuangan Berdasarkan Kisah Nyata

Paper Lives

Judul Film Bahasa Turki : Kagittan Hayatlar

Tahun : 2021

Sutradara : Can Ulkay

Penulis : Ercan Mehmet Erdem

Produser : Onur Guvenatam

Bahasa : Turki

Pemain : Cagatay Ulusoy, Emir Ali Dogrul, Turgay Tanülkü, Ersin Arici dkk

Bahasa : Turki dengan teks Indonesia

Durasi : 97 Menit

Sinopsis Film Paper Lives

Mehmet, Gonzi dkk adalah mantan anak-anak jalanan yang sudah dewasa yang pernah diasuh oleh seorang pak tua yang mereka panggil Paman Tahsin. Mehmet yang tumbuh menjadi seorang pemuda, kini menjalankan usaha sebuah gudang sampah dengan mempekerjakan anak-anak yatim piatu. Mereka mengumpulkan segala jenis sampah mulai dari kardus, plastik, dan botol untuk ditukarkan dengan uang.

Mehmet dan semua pemulung yang bekerja kepadanya memanggil satu sama lain dengan sebutan “saudara”. Mereka hidup layaknya keluarga sendiri, saling membantu, bercanda dan tak jarang mereka mengadakan acara sederhana dan bersenang-senang bersama.

Gonzi adalah sahabat terdekat Mehmet yang kerap dihubungi saat penyakitnya kambuh. Sedikit info, bahwa Mehmet punya penyakit ginjal dan memerlukan transplasi. Gonzi dan Paman Tahsinlah yang paling paham kondisi fisik dan psikis Mehmet.

Kisahnya diawali saat penyakit Mehmet kambuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Sampai disana, pelayanan yang didapat jauh berbeda dengan pasien kaya raya. Singkat cerita, Keesokan harinya saat berberes gudang, Ia menemukan seorang anak kecil di dalam karung Gonzi. Anak itu bernama Ali yang kabarnya sengaja dibuang ibunya karena menjadi korban kekerasan ayah tirinya yang toxic. Mehmet akhirnya memutuskan merawat Ali. Hubungan keduanya pun kian dekat layaknya ayah dan anak.

Mehmet dan Ali

Paper Lives adalah kisah sedih tentang kekeluargaan dan persahabatan. Film ini menceritakan efek trauma masa kecil yang dialami Mehmet. Selain itu, Paper Lives menghadirkan twist yang cukup mengejutkan saat di ujung film ini akhirnya membongkar siapa sebenarnya Ali dan mengapa Mehmet begitu merasa sangat dekat dengannya.

Ada rasa bosan saat saya menonton film ini tapi sekaligus penasaran dan berusaha untuk ngga skip atau mempercepat durasi. Selain sinematografi yang bagi saya bagus, ada kisah yang masih menarik untuk ditonton. Pada akhirnya yang paling berkesan adalah adegan terakhir di penghujung film yang mulai mengungkap kisah sebenarnya. Kayak ini film sengaja diulur-ulur dengan suguhan keindahan alam, pemandangan tentang kondisi daerah pinggiran Istanbul serta kehidupan warganya serta lagu-lagu untuk menghadirkan twist yang mengejutkan diakhir.

“DI DUNIA TEMPAT ANAK-ANAK MENANGIS, TAWA ADALAH HAL YANG KEJAM UNTUK SEMUA ANAK YANG TUMBUH SENDIRIAN DI JALANAN”

Related Post: 5 Negara dan Kota Impian di Dunia

Meski Paper Lives bukanlah film terbaik Turki, tapi dengan menontonnya ada enam hal yang bisa kita petik dan mengetahui fakta menarik kehidupan orang-orang pinggiran Turki.

Perlakuan Berbeda Antara Sikaya dan Simiskin di Rumah Sakit

Hal ini sepertinya bukan sesuatu yang aneh. Pas adegan ini, saya membatin, ya ampun, ternyata bukan hanya terjadi di negara Indonesia perbedaan perlakuan seperti ini. Pelayanan yang lambat, perlakuan tidak mengenakkan, dibentak adalah perlakuan yang awam diterima oleh pasien miskin di beberapa Rumah Sakit.

Semoga ke depan seluruh staf Rumah Sakit mampu memperlakukan pasien dengan pelayanan yang sama. Toh semua mahluk berhak untuk hidup dan berhak untuk sehat. Begitu juga untuk para nakes terutama Dokter, untuk bisa memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan sumpahnya.

Saya jadi kepikiran kenapa ngga ada program dokter turun ke jalan gitu ya? Ya entah bagaimana konsepnya yang pasti orang-orang tunawisma terutama anak-anak bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis.

Oiya untuk warga Jatim, Rekan saya sesama Blogger ini adalah seorang Dokter Anak yang saya rekomendasikan. Selain profesinya sebagai dokter, Ia juga rajin mengedukasi lewat tulisan-tulisan di blognya. Lengkap sekali. Meksi belum pernah jadi pasiennya, tapi saya yakin beliau bisa jadi dokter panutan. Konsultasi online aja dilayanin dengan baik apalagi secara langsung. Beginilah seharusnya seorang Dokter, kan.

Anak-Anak Menghirup Lem (Ngelem)

Ngelem pun ternyata dialami oleh anak-anak jalanan Turki. Betapa efek dari Ngelem membuat anak-anak mabuk dan menjadi halu. Seperti halnya yang dialami Ali saat dipaksa teman-temannya Ngelem. Ali mengalami halusinasi parah dan membuat Mehmet frustasi. Belum lagi efek untuk kesehatan fisiknya. Mungkin saat ini belum terasa, entah saat dewasa nanti.

Ngga bisa berkata-kata dan berbuat banyak untuk anak-anak jalanan. Apalah daya, orang tua yang seharusnya mengawasi dan mendidik, sebagian telah berpulang, sebagian juga sama sibuknya mencari sesuap nasi sebagian lagi bahkan pergi tak perduli.

Mengumpulkan Kardus, Botol dan Plastik Bekas

Barang-barang yang dikumpulkan juga sama. Cara memperlalukan barang-barang tersebut juga sama. Kardus yang dilipat-lipat, botol plastik yang dipipihkan serta botol kaca dan besi-besi bernilai tinggi. Bedanya, mereka punya “kendaraan” berupa gerobak sederhana dengan roda dan pegangan untuk menariknya. Tentu saja ini bisa lebih memudahkan dan meringankan beban. Boleh ditiru nih untuk pemulung Indonesia yang kebanyakan membopong beban berat di atas bahu.

Belajar Bersyukur

Dengan menyaksikan kehidupan anak-anak jalanan dan para pemulung di film ini, bisa semakin menambah rasa syukur di hati. Masih beruntung kita bisa makan makanan sehat 3 kali sehari. Bisa tidur dengan nyaman di rumah. Ngga kehujanan, ngga kedinginan, ngga kepanasan. Bersyukur masih punya orang tua lengkap dan dididik dengan sebaik-baiknya. Bersyukur masih bisa mendampingi anak-anak. Bersyukur masih bisa sekolah, Bersyukur diberi kesehatan, bisa jajan, bisa jalan-jalan dan yang paling penting bisa beribadah dengan tenang.

Memperlakukan Semua Orang Dengan Sama dan Adil

Semua yang dialami anak-anak jalanan dan para pemulung sudah barang tentu bukanlah kehendak mereka. Andai bisa memilih, mereka pasti minta dilahirkan kembali dari keluarga yang sempurna. Sebaliknya, kalau kita berada di posisi mereka, belum tentu bisa sekuat, setegar dan seikhlas mereka.

Mereka juga ingin hidup tenang, beribadah dengan tenang tanpa harus ditambah bebannya dengan perlakuan semena-mena oleh kaum yang lebih kuat. Sesekali, ajaklah mereka yang ada didekatmu untuk makan bersama dan bercerita. Bisa jadi pengalaman hidupnya jauh lebih banyak dan bermanfaat untuk kita petik. Ini juga sebuah reminder untuk diri sendiri. Supaya bisa memperlakukan semua manusia lainnya dengan sama seperti diri ini ingin diperlakukan dengan baik pula oleh orang lain.

Arti Persahabatan

Tatkala banyak keluarga yang abai, sahabatlah yang selalu ada mendengar, menopang bahkan membantu setiap kesulitan. Ngga jarang justru sahabat yang lebih memahami hitam putih hati ini, lebih dan kurangnya diri dan sahabat pula yang tak segan memberikan nasehat dan menjadi alarm kebaikan-kebaikan.

Sebuah anugerah dan bentuk rezeki tersendiri memiliki sahabat yang demikian. Menjaganya adalah sebuah kewajiban agar selalu bisa sama-sama berjalan beiringan dalam kebaikan.

Demikian pelajaran dan fakta menarik yang dapat kita petik dengan menonton Paper Lives. Tontonan dengan durasi tidak terlalu panjang yang bisa menambah insight sendiri dan menjadi pengingat diri.

Related Post: Dear Kids….

47 tanggapan untuk “Pelajaran Hidup dan Fakta Menarik yang Bisa Diambil Setelah Nonton Film Paper Lives

  1. film2 Turki banyak yang bagus dan menginspirasi ya?
    Berkisah tentang keseharian dan isinya dalem banget
    Ada channel Youtube yang banyak mengulas film2 inspiratif, dan banyak diantaranya berasal dari Turki

  2. wah ini film Turki ya, cakep-cakep banget deh pemain-pemainnya tuh, aku pernah nonton tuh drama turki emang bagus, jadi penasaran deh sama film yg satu ini

  3. Saya jadi terharu baca ulasan Kak Suci ini. Kebayang, kalau saya yang nonton, pasti berlembar-lembar tissue yang dibutuhkan untuk menghapus air mata. Tapi semoga dengan hadirnya film-film yang menceritakan tentang kaum marginal ini, bisa mengajak kita untuk tetap bersyukur dan turut peduli pada sesama yang kurang beruntung.

  4. Kayaknya film ini bakal menguras emosi ya Mbak. Kebetulan saya suka film-film yang sentimental.
    Kalau pemulung yang jujur memang mudah sekali membuat tergugah, sayangnya kalau dulu di rumah lama saya, pemulung suka cari kesempatan masuk ke dalam rumah. Pernah kedapatan pintu nggak ditutup, eh pemulungnya sampai ke dalam rumah, untung belum ada yang diambilnya.
    Tapi nggak semuanya. Film ini kayaknya layak masuk list tontonan saya.

  5. Baca ulasan ini kok udah terasa sedihnya yaa tapi kok malah penasaran dengan plot twist tentang hubungan Ali dan Mehmet… 😀
    Harus nonton sih ini..

  6. Filmnya bakal memberikan makna penting buat kehidupan.
    Apalagi permasalahan berlaku adil dan memberikan perlakuan yang sama, karena itu sama saja seperti menabur benih. Kalau kitanya berlaku adil dan berlaku sama pada tiap orang tanpa diskriminasi maka kita pun akan menuai hal baik itu

  7. Ternyata di Turki juga ada pemulung dan diskriminasi pelayanan medis terhadap orang kurang mampu ya. Kirain hanya di negeri wakanda saja.

    Semoga pelajaran hidup dari film ini menginspirasi buat kit ya…

  8. Asyik, ketemu satu rekomendasi film bagus yang kayaknya layak ditonton sama anak. Tapi ya kebiasaan saya sih nonton dulu sendiri, jadi pas adegan yg mau disisipin pesan moral ala ibu udah ditandai wkwkwk..
    Makasih mbak Suci

  9. Rasanyaaa…huhuu~
    Apa Paper Lives ini film festival?
    Rasanya mengangkat isu sosial ini membutuhkan banyak-banyak deep thinking dan pada kahirnya kita bisa tetap bersyukur dan empati terhadap anak jalanan serta lingkungan keras yang membentuk kepribadian mereka.

    Bukan hanya judgement, tapi semoga ada langkah nyata yang bisa kita lakukan untuk melihat fenomena seperti di drama Paper Lives ini.

  10. Awalnya mikir ini cerita ttg ayah anak, tapi ternyata lebih kepersaudaraan ya, meskipun mereka beda umurnya cukup jauh. Ide filmnya unik, pasti menarik untuk ditonton!

  11. Film Turki ini kayanya ada mellownya juga ya Mba, sedih pastinya ya dapat perlakuan beda di RS karena status sosial di masyarakat. Penasaran saya pengen lihat langsung filmnya

  12. sepertinya ini mengangkat masalah klasik dunia : beda antara si kaya dan si misqueen saat berobat!

    well… kalau ga ditolong oleh pemerintah, mungkin sampe kapan para kaum rata rata sulit berobat

  13. Cerita yang mengangkat trauma anak kecil itu dalem banget dan wajib ditonton. Karena trauma akan dibawa sampai dewasa. Bahkan sepanjang hidup. Pelajaran banget buat siapapun agar jangan sampai bikin anak kecil trauma

Tinggalkan Balasan