Rekomendasi film netlflix berdasarkan kisah nyata – Saya tuh ngga terlalu hobi nonton film, apalagi drama yang sampe berpuluh episod. Tapi ya gitu, sekalinya buka netflix bisa maraton berjam-jam. Segala judul dibuka dan dibaca sinopsisnya. Dirasa-rasa menarik ya lanjut ditonton. Tapi kalau awalnya udah membosankan, biasanya stop dan cari lagi film lainnya.
Begitu juga drama. Sejak beberapa stasiun TV Indonesia diinvansi dengan drama Turki sekitar tahun 2014-2015an lalu, saya doyan banget nonton TV. Pokoknya pulang kerja udah siap sedia depan TV untuk ngikutin episod demi episod. Lagi sayang-sayangnya, eh, lama-lama diambil alih sama drama India.
Sialnya saat itu belum ada platform buat nonton film kaya sekarang. Jadi dunia pertontonan saya berhenti pada saat itu. Sebab saya kurang suka drama India yang identik dengan “lebai”, menurut saya. Tapi ada juga beberapa film india yang saya suka, sih. Beberapa tahun kemudian muncullah drama Korea sampai dengan saat ini. Bahkan setiap sore salah satu stasiun TV swasta menayangkan drama korea yang sedang rame-ramenya.
Dulu saya sempet hobi nonton drakor. Demi irit kuota, saya download beberapa judul drakor di kantor, sampe rumah tinggal nonton. Maklum, pada masa itu, internet sangatlah mahal. Waktu itu drakor yang paling saya suka adalah si Bong Soon “Strong Woman” dan “School 2017”. Ya… sekitar tahun itu tuh saya demen-demennya drakoran. Lama-lama saya bosan, akhirnya berhenti total dengan kebiasaan nonton drakor. Sekarang kalau lagi pingin drakoran biasanya cari referensi melalui blog review drakor punya mbak Lendyagassi yang ulasannya super lengkap. Dari beliau juga saya akhirnya kepancing buat nonton Very Ordinary Couple
Sekarang platform buat nonton film udah banyak banget. Jadi terkadang pingin juga sesekali nontonin film atau drama-drama. Apalagi kalau udah baca review temen-temen di status medsosnya, lansung dicari. Sekarang saya lagi suka download film buat koleksi dan ditonton kalau lagi di daerah yang susah internet atau di pesawat.
Related post: Review Film Ngeri-Ngeri Sedap
Beberapa waktu lalu, saya maraton nontonin film di netflix yang diambil dari kisah nyata. Ada banyak judul sih, tapi hanya beberapa yang bikin saya terkesan baik karena akting pemainnya, visualnya juga perihal jalan cerita yang mayoritas bentuk perjuangan hidup. Rata-rata bikin saya nangis. Begini amat ya emak-emak kalau nonton film kisah nyata, apalagi soal perjuangan. Bertaruh nyawa demi keluarga, anak bahkan orang lain. Bikin mengsedih…
Berikut 7 film yang bikin saya terkesan:
Hotel Mumbai (2019)
Kisah pilu India dalam film ini mengangkat perihal kemiskinan sebagai pokok cerita yang ditonjolkan. Arjun, diperankan oleh Dev Patel, si Slumdog Millionaire ini adalah tokoh yang pertama kali muncul. Si miskin yang bekerja di sebuah hotel mewah kota India bernama Hotel Taj sebagai staf pembantu dibagian dapur. Kerap dipandang sebelah mata oleh Chef Oberoi (Anupham Kher) ngga bikin dia mundur sebab lebih butuh uang daripada baper. Hari itu, hotel mereka kedatangan tamu penting yang mengharuskan bagian dapur menyediakan makanan dan minuman spesial sesuai permintaan tamu.
Dihari yang sama pada tempat berbeda, sebuah stasiun diserang olah sekelompok teroris bersenjata api. Mereka menembaki siapapun secara membabi buta. Kematian ada di depan mata. Sebagian penumpang kereta itu adalah tamu hotel. Mereka berlari menyelamatkan diri menuju hotel Taj. Sialnya Hotel itu pula sasaran utama para penyerang. Alih-alih selamat, mereka malah jadi bulan-bulanan teroris disana.
Sang tamu penting David (Armie Hammer) dan istrinya Zahra (Nazanin Boniadi), pada saat berlangsungnya penyerangan sedang makan malam romantis di restoran hotel. Mereka terjebak disana. Sebagian tamu lain terjebak di dapur. Balita dan pengasuhnya terjebak di kamar.
Sementara di bagian depan hotel dan beberapa kamar, korban sudah banyak mati tertembak. Akankah Arjun dengan keikhlasan hatinya rela mempertaruhkan nyawa disertai bayang-bayang anak dan istrinya yang menunggu di rumah mampu menyelamatkan para tamu dalam restoran serta Chef Oberoi (Anupham Kher) yang tenang dan bijaksana itu juga mampu menyelamatkan manusia yang terjebak di dapur? Apakah David, Zahra dan balitanya selamat?
Awal nonton ini saya sempat skip. Karna saya pikir akan ada pembantaian keji seperti halnya film “Hotel Rwanda” atau “Tear Of The Sun” yang bikin saya mual. Tapi akting Arjun bikin saya penasaran untuk terus melanjutkan nonton. Puncak kesedihan saya justru saat salah satu teroris menelepon ayahnya menanyakan apakah bayarannya sebagai teroris sudah diterima keluarganya. Dan ayahnya menjawab “belum”. Dia nangis, saya yang nonton pun ikut nangis. Satu adegan lain yang mengiris hati adalah saat Zahra pasrah akan ditembak mati dengan pistol tepat di kepalanya lalu dia spontan melafalkan ayat Allah bikin teroris itu bimbang antara menjalankan tugas atau membunuh sesama muslim.
Ya, kemiskinan kerap disandingkan dengan agama dan dijadikan sebagai ajang balas dendam dan pemecah belah yang tak berlandaskan apapun. Mereka sengaja menjadikan anak muda polos dan miskin sebagai pelaku teror dengan iming-iming tertentu. Kedamaian yang sudah tercipta harus runtuh karena ulah sedikit pihak berpikiran pendek. Lagi-lagi atas nama agama. Sialnya di akhir cerita dituliskan kalau dalang dari teror ini sampai sekarang masih bebas. Innalillaahi…
Judul Film: Hotel Mumbai
Tahun: 2019
Sutradara: Anthony Maras
Penulis: John Collee & Anthony Maras
Pemeran Utama: Dev Patel, Anupahm Kher, Armie Hammer, Nazanin Boniadi, Tilda Cobham, Jason Isaacs
Durasi: 122 menit
Sully (2016)
Pendaratan pesawat yang menegangkan di Sungai Hudson oleh Kapt. Chesley Sullenberger (Sully) diperankan Tom Hanks ini berawal dari penerbangan pesawat United Airline yang nyaman disertai cuaca cerah dengan rute New York menuju Carolina Utara. Namun sekawanan burung melintasi bagian depan pesawat dan menabrak mesin pada bagian sayap. Akibatnya, dua mesin pesawat mati.
“Mayday…mayday…”, ATC menanggapi panggilan sang kapten. Atas alasan tertentu, Kapt Sully tak mau mengikuti saran petugas ATC untuk mendarat ke bandara terdekat. Disela-sela perdebatan sengit, komunikasi terputus. ATC kehilangan kontak dengan pesawat. Salah satu petugas ATC sampai menangis membayangkan sebuah pendaratan di air yang selama ini hampir tidak pernah berhasil.
Sully dan Co-pilot Jeff Skies (Aaron Eckhart) berusaha keras mencoba mendaratkan pesawat ke arah perairan Hudson. Sementara awak pesawat berusaha menenangkan penumpang yang panik. Akhirnya pendaratan dramatis itu berakhir mulus di perairan dingin bersuhu minus. Ketegangan belum berakhir disebabkan seluruh awak dan penumpang harus mengevakuasi diri melalui pintu darurat dan melompat ke air yang hampir beku. Dengan kondisi cuaca yang dingin, manusia hanya bisa bertahan selama beberapa menit saja. Dengan kesigapan dan kerjasama yang baik akhirnya seluruh awak dan penumpang berhasil diselamatkan berkat bantuan beberapa kapal disekitar dan helikopter. Kapt. Sully kemudian diagung-agungkan sebagai pahlawan berkat keberaniannya mengambil keputusan dan berhasil membawa seluruh penumpang selamat.
Namun, pihak penyidik mengklaim pendaratan yang dilakukan Sully adalah sebuah kesalahan dan menuntutnya dengan berbagai alasan. Akankah Sully mampu terbebas dari tuntutan?
Bagian tersedih ada pada mimik wajah Tom Hanks saat-saat menghadapi penuntut di ruang persidangan. Mimik wajah antara sedih dan kecewa saat-saat keputusannya yang sudah menyelamatkan ratusan nyawa ternyata ditentang. Memang aktingnya membuktikan bahwa Ia ngga salah terpilih sebagai peraih piala Oscar. Disana dia berperan sebagai pilot senior yang sudah menjelang pensiun. Namun sayang diakhir karirnya harus menjalani sidang tuntutan yang cukup menyita waktu, menguras fikiran, memengaruhi kondisi jiwa dan raganya. Saya bayangin orang tua sendiri yang harus dituntut penyidik padahal sudah menyelamatkan ratusan nyawa. Meski dipuja-puja satu negara karena aksi heroiknya, tak membuat mereka dengan mudah terbebas dari tuntutan.
Satu kalimat bantahan yang Kapt. Sully ucapkan pada wartawan saat Ia dielu-elukan sebagai pahlawan adalah “I’m just doing my job”. And You do a good job, sir!
Ya, bekerja pada bidang yang beresiko tinggi, Ia memang harus dituntut profesional. Berpikir dan mengambil tindakan cepat dan terarah meski bertarung dengan hidup dan mati.
Judul Film: Sully
Tahun: 2016
Sutradara: Clint Eastwood
Penulis: Todd Komarnicki
Pemeran Utama: Tom Hank, Aaaron Eckhart, Laura Linney
Durasi: 95 Menit
Seven Years in Tibet (1997)
Berawal dari kisah seorang bernama Heinrich Harrer (Brad Pitt) dan timnya menempuh perjalanan mendaki puncak Nanga Parbat di Pegunungan Himalaya. Disebabkan angin badai, mereka harus turun gunung.
Naas, di kaki gunung mereka tertangkap oleh tentara Inggris yang sedang berkuasa di India pada awal Perang Dunia II.
Tahun 1944 setelah melalui beberapa kali percobaan, akhirnya Heinrich dan temannya Piter berhasil kabur dari Kamp. Dehradun dan sukses masuk ibukota negara, Lhasa, kota kelahiran para Dalai Lama di Tibet. Singkat cerita, disana Piter akhirnya jatuh cinta dan menikah dengan wanita lokal. Sementara Heinrich semakin mencintai Tibet efek dari kedekatannya dengan Dalai Lama, seorang pemimpin spiritual Tibet. Karena usia Dalai Lama yang saat itu masih sangat muda yaitu 14 tahun, Heinrich mengajarkan banyak ilmu pengetahuan padanya, sebaliknya Ia sendiri belajar banyak tentang pengendalian emosi serta spiritual dari sahabat mudanya itu.
Di tengah kedamaian Tibet, tentara China datang dan menginvansi melalui penghianatan orang dalam. Mereka mulai masuk secara perlahan melalui perbatasan dengan memusnahkan Chamdo. Akhirnya tahun 1950 Tibet berhasil dikuasai komunis.
Dalai Lama dinobatkan sebagai kepala negara dan Heinrich kembali ke negaranya Austria setahun kemudian. Dia menemui anaknya dan berusaha meminta maaf. Jelas anak istrinya marah, lah ya. Ditinggal dalam keadaan hamil demi nurutin ego kemudian hilang selama 7 tahun.
Beberapa tahun kemudian setelah anaknya remaja dan hubungan mereka kembali harmonis, keduanya mendaki gunung Himalaya untuk menuntaskan ekspedisi yang gagal saat itu.
Karena kejadiannya pada saat PD II, kabarnya banyak sejarah yang kurang akurat dan sarat akan dramatisasi demi kepentingan-kepentingan dan filmnya sempat dicekal penayangannya di negara Tiongkok. Kita kesampingkan perihal sejarah, dan alihkan pada visualnya yang luar biasa memanjakan mata. Nuansa alam Tibet berupa pegunungan salju, gurun pasir dan hamparan rumput yang betul-betul indah. Setidaknya film ini telah menghadirkan para aktor dengan aktingnya yang memukau sehingga ceritanya yang kaya akan nilai-nilai folosofi kehidupan tersampaikan dengan sangat baik.
Judul: Seven Years in Tibet
Tahun : 1997
Sutradara: Jean Jacques Annaud
Penulis: Becky Johnston
Pemeran Utama: Brad Pitt, David Thewlis, BD Wong, Mako, Danny Denzongpa, Victor Wong
Durasi: 136 Menit
Zero to Hero (2021)
Kisah nyata yang difilmkan ini tentang atlet Paralimpiade terbaik Hong Kong bernama So Wa Wai. Kisah perjuangan dari seorang anak laki-laki yang di tengah keterbatasan bukan hanya segi ekonomi saja, tapi juga keterbatasan fisik untuk bisa menjadi atlit lari profesional. Ia mengidap penyakit anemia hemolotik yang membuatnya sulit bicara dan berjalan.
Berjalan saja susah, bagaimana mau lari, kan? Begitulah yang dipikirkan ayah dan adik kandungnya serta orang-orang disekitarnya saat menyaksikan Ia dan ibunya berlatih terus setiap hari dan berusaha sekuat tenaga meraih mimpi. Cuma ibu yang mengetahui dan percaya bakat terpendam putra tercintanya ini. Disela-sela kesibukannya sebagai karyawan binatu dan ketelatenannya menemani sang putra berlatih pada malam hari menjadi keyakinannya untuk mampu mengantarkan sang anak menjadi atlet kebanggaan.
Adegan paling menyayat hati saat So kecil dibawa ibunya bekerja. Merasa putus asa, ibunya berencana membunuh So dengan meletakkannya di mesin berjalan yang biasa dipakai untuk menjatuhkan pakaian. Ajaibnya So dengan susah payah akhirnya tiba-tiba bisa berdiri sendiri. Bukannya marah, So malah dengan polosnya tertawa bangga di depan ibunya yang membuat sang ibu menyesal telah bertindak bodoh. Ibu semakin menyayangi So. Duh, sedih…
Pencapaian So yang akhirnya mampu meraih emas pertama pada Paralympic Games 1996 Hong Kong adalah bagian dari dukungan besar sang ibu. Saat orang lain merendahkan, justru ibu sebaliknya.
Kalimat ibu yang bikin nangis…
“Tidak ada yang memperlakukan kamu seperti orang biasa, maka jadilah orang yang luar biasa.“
Begitulah, saat ibu telah tiada, maka hilanglah satu doa yang mustajab. Ketika kita beruntung, itu adalah salah satu doa ibu yang terkabul dan kalimat bijak lainnya menggambarkan perasaan cinta kasih, sayang, pengorbanan dan insting seorang ibu yang tiada tandingannya.
Film ini selain menggambarkan perihal ikatan batin dan kedekatan antara ibu dan anak juga mengangkat isu perbedaan perlakuan dan dukungan pemerintah antara atlit normal dengan atlit paralimpiade.
Judul: Zero to Hero
Tahun: 2021
Sutradara: Jimmy Wan
Penulis: Jimmy Wan dan David Lo
Pemeran Utama: Sandra Ng, Louis Cheung, Leung Chung, Fung Ho, Lo Hoi, Chin Siu
Durasi: 102 Menit
Captain Phillips (2013)
Meski jalan ceritanya ngga terlalu istimewa, lagi-lagi aktor Tom Hanks jadi pertimbangan saya dalam memilih film ini.
Bercerita tentang kapal kargo Maersk Alabama yang dinahkodainya dirompak dalam perjalanan menuju Mombasa, Kenya. Dari dua kapal kecil milik perompak Somalia yang sudah dari jauh mengikuti, empat orang berhasil naik membajak kapal kargo. Sebelum pasang badan dan menjadi tawanan, Kapt. Philip memerintahkan awak yang lain untuk bersembunyi dan mematikan semua fungsi kendali kapal.
Kepiawaian akting Tom disini yang mampu mengangkat cerita sederhana menjadi semakin dramatis. Ia memerankan sosok kapten yang harus tetap tenang dalam kondisi apapun, mengutamakan keselamatan awak terlebih dahulu dan juga paham kapan harus tenang kapan harus melawan. Perlawanan-perlawanannya inilah yang semakin membuat perompak emosi.
Berkat aktingnya juga, saya nontonnya ikut merinding, ikut menangis, ikut tegang dan segala macam emosi. Yang paling bikin marah ketika para perompak selalu saja curang, berkelit dan tak kunjung bisa diajak bekerjasama untuk saling menukarkan tawanan. Malah membawa Kapt. Philip ke sekoci dan di bawa pergi. Dan sedih sekali membayangkan kehidupan yang tak pasti sang kapten selama menjadi tawanan di sekoci sempit terombang-ambing di lautan lepas. Wajah-wajah keluarganya selalu ada dalam bayangan.
Judul: Captain Phillips
Tahun: 2013
Sutradara: Paul Greengrass
penulis: Christoper Rouse
Pemeran Utama: Tom Hanks, Barkhad Abdi
Durasi: 134 Menit
Gie (2015)
Yuk, beralih dulu ke dunia perfilm-an tanah air. Sebuah film yang sangat-sangat viral pada masanya. Viral karena mengangkat isu politik pada masa itu yang memunculkan salah satu tokoh pemuda dengan segala aksinya.
Soe Hok Gie (Gie) diperankan oleh aktor Nicholas Saputra, bercerita tentang seorang mahasiswa keturunan Tionghoa. Selain sebagai aktivis yang sangat idealis, Ia juga pecinta lingkungan dan menjadi pendiri organisasi Mahasiswa pecinta alam (MAPALA) di kampusnya UI. Ia tak suka dengan bentuk ketidakadilan apalagi yang dilakukan oleh pemerintah. Hal inilah yang membuat Ia ikut ambil bagian dalam menurunkan rezim saat itu dan banyak politikus tak menyukainya.
Selain cerdas, Gie juga seorang yang berwawasan luas karena hobinya membaca, penikmat seni dan senang menulis. Ia pernah menulis kritikan untuk pemerintah pada sebuah harian Indonesia dan setelah itu mendapatkan banyak teror.
Film ini benar-benar menampilkan sisi kota Jakarta diera tahun 60-an. Bagaimana penampakan kendaraan umum pada saat itu, kostum dengan warna-warna kalem, gedung-gedung lama dan pemukiman-pemukiman khas kota Jakarta yang padat.
Di balik perjuangan Gie menentang rezim kekuasaan Orde Lama dan Orde Baru, Ia menyempatkan diri mendaki gunung dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya disana. Gunung Semeru…
Gie dianggap sebagai pahlawan yang menginspirasi generasi muda sebelum terjun dalam dunia politik untuk punya prinsip, tidak mudah terpengaruh, tidak silau akan harta dan jabatan dalam memperjuangkan nasib negara dan rakyatnya untuk mendapatkan keadilan, sejahtera dan menuju ke arah yang jauh lebih baik.
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”
Judul: Gie
Sutradara: Riri Riza
Penulis: Riri Riza
Pemeran Utama: Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Lukman Sardi, Indra Birowo, Wulan Guritno
Durasi: 140 Menit
The Admiral-Roaring Currents (2014)
Kisah pertempuran oleh militer Korea terhadap invasi Jepang ini terjadi pada abad ke-16 tepatnya tahun 1597, dipimpin oleh Komandan Angkatan Laut Yi Sun-shin. Yi harus mampu berusaha memenangkan peperangan dalam kondisi yang terbatas, baik segi kekuatan pasukan maupun jumlah armada kapal yang hanya 12 sangat jauh di bawah tentara Jepang yang jumlah kapalnya mencapai angka 300.
Di paruh waktu pertama, banyak adegan yang saya skip dan percepat karena rada bikin ngantuk. Tapi di paruh waktu terakhir seperti ada kejutan dari film ini.
Dengan penuh keberanian, Yi membawa pasukannya untuk melawan Jepang di Selat Myeongnyang, lepas pantai Barat Daya yang dikenal dengan arus bawah laut paling kuat di Semenanjung Korea. Tanpa gentar Yi tetap menyatakan perlawanan meski raja memerintahkan untuk mundur disertai kaburnya para parajurit. Bagaimana tidak gentar kalau harus menghadapi lawan yang kekuatannya lebih besar itu layaknya menyerahkan diri untuk mati. Saya yang nonton juga rada pesimis.
Untuk kemudian secara bertahap strategi perangnya diungkap. Strategi dengan tembakan meriam dan peluncuran anak panah menghadirkan pertarungan yang terlihat nyata. Mata mulai melek…
Sadar akan kekuatan dan jumlah armada yang minim, Yi menggunakan strategi lain dengan memanfaatkan peristiwa alam berupa arus deras bawah laut. Benar saja, sesuai perkiraan, sebelum kapal Jepang menghantam armada Yi, mereka sudah terseret dan karam akibat arus deras yang muncul tepat sesuai perkiraan. Sementara Yi dan pasukan lolos.
Kurushima, komandan Jepang harus takluk oleh Yi. Kepalanya dipenggal dan dipertontonkan kepada pasukan Jepang. Menyaksikan itu, Jepang akhirnya mundur. Korea berhasil meraih kemenangan dan berhasil mempertahankan wilayahnya
Baginya jika menyerah pun akan mati, maka mati di laut dalam pertempuran lebih terhormat
Saya nangis saat menyaksikan Yi menyemangati pasukan dan seluruh warga. Menonton film ini pada paruh waktu akhir rasanya seperti jadi saksi mata bersejarah Korea. Ikut deg-degan, ikut merinding, larut dalam ketakutan, turut bersedih dan berakhir bahagia. Kejeniusan Yi dalam menyusun strategi perang berakhir kemenangan yang haru dan membanggakan.
Demikian 7 film yang saya rekomendasikan. Karena berdasarkan kisah nyata, nontonnya juga ngga jadi sepele ya. Ngga ada perasaan kaya ngga mungkin, atau palingan juga begini begitu dsb. Film-film ini semua mengajarkan kita bahwa ngga ada perjuangan yang berakhir sia-sia. Konsistensi dan kegigihan akan selalu membawa hasil yang positif. Segala kebaikan akan berbuah kebaikan yang sama. Demikian juga sebaliknya.
Naksir berat sama film yang diangkat berdasarkan kisah nyata.
Dan belum nonton Roaring Currents. Terimakasih, kak Suci. Abis ini bisa jadi inspirasi nonton film Roaring Currents nih..
Haturnuhun juga sudah berkunjung ke blog review dan sinopsis drakor lendyagassi.
Sama-sama mbk Len…
Nampaknya hampir semua udah ditontong y. Tingggal fim perangnya berarti, hehee
Next melalui blog ini bisa cari referensi nonton film di Netflix ya. Apalagi nonton Film berdasar kisah nyata ,pasti lebih seru
Iya mbk, nontonnya jadi ngga ngerasa dikibulin sama imajinasi ya, karena udah tau berdasarkan kisah nyata, hehee
Duh mba aku kayaknya ga kuat nontonnya. Film filmnya sedih terus ada yang seremnya. Tapi emang itu kisah nyata ya mba. Yang memang begitu realita yang ngga slalu tentang kebahgiaan tapi ada banyak kesedihan di setiap perjuangan atau pilihan hidup.
Iya, mbk…
Nonton film kayaknya lebih seru kalo ada sedih-sedihnya hehe
wah, saya belum nonton satupun
kecuali Gie, saya pernah nonton tapi gak selesai karena ngantuk , hehhe
mungkin karena gak suka temanya
Aku belum nonton Soe Hok Gie, Ambu.
Karena baca bukunya dan beneran yang terbayang anak muda aktivis Tionghoa penuh semangat membela rakyat karena ketidakadilan negara.
Sungguh berat temanya, tapi Film menyajikan sejarah selalu ada yang menarik untuk dipelajari.
Betul, ikut terharu mengikuti perjalanan anak muda membela ketidakadilan tapi malah dituduh macem2
Mungkin nonton 7 years, Ambu, karena disuguhin sama pemandangan spektakuler bikin mata seger kembali
Hai Suci, nonton film di Netflix itu memang menyenangkan. Kebetulan di rumah juga pakai itu. Nah aku sudah terlibat emosi deh kalau nonton Drakor. Kadang marah, nangis, tawa he he he. Btw terbantu ya kalau ada reviewnya
Aku udah jarang nonton drakor, kak… pilihan-pilihan aja berdasarkan rekomendasi gitu
Aku bukan penonton film yang rajin. Film Sully pun aku baru tahu ketika beberapa tahun ada kecelakaan pesawat di Indonesia. Lalu ada akun medsos yang yang mengingatkan pada film ini. Bedanya, yang di Indonesia semua awak dan penumpang tewas.
Karena akhirnya seluruhnya selamat makanya difilmkan ya mbk, sesuatu yang jarang terjadi
Saya sudah nonton semua film ini. Bener banget. Semuanya sangat inspiratif. Film-film yang beranjak dari kisah nyata memang banyak yang menghadirkan falsafah dan pembelajaran hidup yang patut kita hayati.
Diantara semua yang ditulis di atas, favorit saya adalah Seven Years in Tibet. Dari seorang yang biasa, mengalami ketidakpastian jalan hidup, hingga akhirnya berlabuh di satu tempat yang mengajarkan dia banyak hal tentang makna kehidupan.
Wah, tos mbk…
Saya juga pavoritnya 7 years. Selain jalan cerita yang unik juga suguhan pemandangan yang cakep
Sully dan Gie yg udah pernah saya lihat.
Yang lain malah batu tahu dan bener jadi penasaran pengen nonton juga jadinya.
Yuuuk mbk ditonton, siap-siap tisu yaah hehee
yang film Zero to Hero tuh bikin saya penasaran, sepertinya itu berangkat dari nol ya untuk jadi pemenang. Btw, judul filmnya kayak buku karyanya kang Solihin Abu Izuddin yang pernah saya baca sebelumnya. Thanks ya kak rekomendasinya, semoga memberikan rekomendasi tuk teman2 penyuka film.
Betul mas, sesuai dengan judul. Perempuan rata-rata nontonnya nangis. Ga tau nih kalo review laki-laki nih…
Film dengan kisah nyata selalu menarik untuk ditonton ya, karena kita bisa mendapatkan informasi yang dekat dengan kondisi nyata yang terjadi di sekitar kita ataupun di belahan bumi lain
Betul, mas. Rata-rata menginspirasi dan mengharukan
Mupeng bgt utk nonton pilem² ini.
Pastinya bs membuat kita makin menghayati perjalanan hidup yesss
Yes, mbk… Silahkan dicoba untuk ditonton juga,hehe
Baru aja nonton Sully, menegangkan dan keren banget. Ditunggu rekomendasi film kisah nyata lainnya ya kak, yang inspirational gitu biar nggak nonton drama melulu, hehehe
Hehe, iya kak. Nyari-nyari judul lain yang pas nih untuk ditonton lagi
Dari 7 judul film yang dipaparkan di atas, saya baru sempat nonton Captain Phillips. Dan langsung suka dong sejak pertama kali nonton, bahkan saya nontonnya sampai berkali-kali. Diulang-ulang terus. Mungkin karena pas kecil dulu saya sering banget naik kapal Pelni, dari Makassar ke Bima, Makassar-Ambon, Makassar-Kupang. Jadi meski di cerita tuh kapalnya kapal kargo (bukan kapal penumpang), vibes berlayar di masa kecil tetap terasa. Makanya suka deh nonton film tersebut.
Jadi mengingatkan pengalaman masa kecil, ya mbk…
Wah Gie salah satu film favoritku. Awalnya nonton karena Nicholas Saputra hihihi
Tapi ternyata memang keren banget film ini ya
Pemain utama berpengaruh memang mbk, hehee
Makasih rekomendasinya ya, mbak.
Aku juga suka nonton film yg diangkat dari true story. Ada makna yg seperti langsung disampaikan sama pelaku ke penonton
Betul, mbk… bisa jadi inspirasi dan pemebelajaran yaa
Film yang diangkat dari kisah nyata itu biasanya lebih mengena ya mba..
Rekomendasinya lengkap banget..makasih mba
Sama-sama…
Silahkan dicoba nonton juga yaaa
wow ternyata belum ada yang pernah aku tonton
ke mana aja kau selama ini
tapi mungkin aku akan nonton Gie deh
Hehe… kesibukan bikin lupa untuk nonton ya mbk
aku baru nonton yang judulnya SULLY, yang lain belum nih, jadi penasaran juga pengen nonton.
Iya, Sully udah banyak yang nonton, nih… Keren sih emang
Ini bisa jadi wishlist semua karena belum ada yang daku tonton. Apalagi kisah dan para pemainnya yang bikin makin berkarakter
Yuk, mbk… nonton hehe
7 film rekomendasi bisa digunakan sesaat santai membersamai keluarga. Buat hiburan.
Betul, mbk…
Kalau berdasarkan kisah nyata gitu pastinya makin tertarik buat ditonton ya karena jalan ceritanya akan lebih terasa aja. Itu film Hotel Mumbai memang cukup fimiliar karena banyak teman-teman yang sudah nonton juga.
Hotel Mumbai, Sully dan Captain Phillips aku pernah nonton. Karena suka dengan aksi Tom Hanks pada film lama “Saving Private Ryan” jadi Sully dan Captain Phillips adalah film idola dari daftar yang diberikan teh Uchi.
Ada satu film true story berlatar India yang sangat menyentuh juga, teh….Judulnya Lion. Sepertinya teh Uchi dah nonton karena tampak sebagai seorang penggemar film.😂😂
Lion blm nonton tp udh masuk dlm daftar. tinggal nyari wktu aja buat nonton krn ngga suka klo nonton diputus2. makanya lbh suka film drpd drama berepisod…
Saving privat ryan jh udh pernah nonton tp udh lama banget jd lupa sprt apa ceritanya
Awas jangan nonton Lion sama anak2, teh……Ada adegan percintaannya😂😂😂.
Saving Private Ryan itu tentang penyelamatan satu-satunya prajurit dari empat prajurit kakak beradik yang tersisa. Ketiga kakak Ryan gugur makanya dia dicari Kapten Miller (Tom Hanks) dengan membawa 1 peleton pasukan untuk dipulangkan ke Amerika😂😂
Betul, Rin. Hotel Mumbai mmg semept viral pada masanya. “Serem”, sih…
Film yang diangkat dari kisah nyata, masuk kategori film kesukaan aku loh Kak.
Misalnya Kapten Phillips, nilai edukasi yang bisa dipetik yaitu tetap bersikap tenang saat menghadapi masalah bahkan yang menyangkut dengan nyawa banyak orang.
Betul, mas.. Rata-rata film kisah nyata banyak pelajaran yang bisa diambil, ya…
Kayaknya film-filmnya rata-rata yang tegang-tegang gitu ya Mbak? Kalau saya condong ke film-film drama sih tapi ya boleh dicoba jugalah ntar nonton film begini. Keren!
Hehe, ngga suka yang bikin emosi kaya rolekoster ya mbk…
Saya sih paling males nonton horor aja hehe
Hotel Mumbai udah nonton, Sully udah nonton, Captain Phillips udah nonton (pasti ingat soalnya ini nontonnya pas masih awal2 ngedate sama mantan pacar yg jadi suami sekarang. Wkwkwk). Gie juga udah pernah nonton. The Admirao Roaring Currents ini kayaknya satu-satunya yang belum saya tonton mba.
Wah, udah hampir semua ditonton ya ,mbk. Memang film agak lama semua tapi masih seru ditonton
kadang nonton film yang di adaptasi dari kisah nyata. kalau gak menghayatii atau gak mendalami. bisa gabut nnton nya y kak
Yaa… milih2 film untuk ditontong memang harus pilihan dari hati dan bener2 dibaca sinopsisnya, Jar. Biar ngga putus di tengah jalan karena bosan nontonnya.
Netflix itu awalnya mutusin utk langganan Krn aku kemakan omongan sendiri mba. Sempet bilang ke temen2, ga suka Drakor, isinya menye2, eh, sepulangnya dari liburan ke Korea Utara 2019, aku disuruh nonton crash landing on you Ama temen. Maksudnya disuruh lihat, Korut yg ada di drama itu sama ga Ama Korut yg aku datangin. Kok ya malah ketagihan nontonnya wkwkwkwjw.
Akhirnya jadi addict deh. Langganan Netflix. Tapi seneng juga Krn ada banyak film2 barat selain Korea di situ.
Beberapa film di atas aku udh nonton, sebagain lagi belum. Ntr mau masukin list deh. Yg hotel Mumbai aku sukaaaa bgttttt ❤️❤️. Abis nonton film itu, langsung bilang ke suami, ntr kita ke India, tapi cuma ke Mumbay aja, dan stay di hotel Taj, semalam juga cukup. Aku cuma mau napak tilas tempwt2 yg didatangin Ama teroris sebelum menyerang hotel. Seru aja soalnya. Cuma kemarin itu ketunda gara2 pandemi. Jadi mau plan lagi mungkin tahun depan, utk ke Mumbay.
Aku gitu mba, kalo udh suka Ama suatu film, bisa aja tuh langsung kepengin datangin tempatnya. Penasaran mau liat langsung
Widiiih, udah banyak jalan ye mbk, kereeen. Ntar abis dr mumbay aku nunggu tulisannya ya mbk