jalan dan wisata · Review

Bersama Mowiee, Keliling Medan Kota Jadi Seru dan Nambah Ilmu

Bersama Mowiee, Keliling Medan Kota Jadi Seru dan Nambah Ilmu – Seperti halnya kalimat pertama yang terucap dari Kak Awen saat memandu perjalanan saat itu adalah “Apa yang terlintas dibenak kawan-kawan kalau dengar kota Medan?” Berbagai jawaban muncul dengan spontan.

Ada yang menyebut sebagai “Kota Ketua, Kota Seribu Lubang, Kota Preman, Kota Jorok dan Kota Panas”. Bahkan yang terbaru adalah “Kota Begal, Kota Banjir dan Kota Tawuran” 🙁

Yes, it is so sad but true. Harus diakui bahwa segala label buruk itu tak sepenuhnya salah. Sebab tak akan ada asap kalau tak ada api, kan?

Tapi, dibalik itu semua, predikat kota Medan sebagai kota paling toleransi juga tak boleh diabaikan. Belum ada kabar bahwasanya antar umat beragama atau antar suku di Medan terjadi perselisihan seperti halnya di daerah lain. Hal positif lainnya adalah kuliner Medan yang enak dan enak kali itu sudah mendapat tempat tersendiri di hati warganya juga para pendatang.

Sebagai warga Medan, apa rasanya mendengar label buruk itu disebutkan oleh orang asing saat pertama kali kita bertanya tentang kota Medan tercinta?

Bagi manusia yang beragama, berilmu dan cinta kedamaian tentu saja sedih mendengarnya…

Hal itulah pula yang dirasakan Alwen Ong, seorang pengusaha muda asal Medan. Berawal dari keresahannya dengan image kota Medan yang beragam namun lebih menonjol pula sisi buruknya. Terlebih hal-hal itu menyebabkan Medan bukan sebagai kota tujuan wisata yang aman dan nyaman. Tahun 2018, beliau membuat sebuah program wisata dengan konsep menarik. Tujuannya adalah hanya untuk memperkenalkan pada wisatawan bahwa Medan bukanlah seburuk itu.

Alween Ong, Founder Mowiee dan Sociopreneur Medan

Mendengar namanya, saya terkenang masa-masa masih bekerja pada sebuah perusahaan telekomunikasi sekitar tahun 2006-2007 silam. Mengenal Kak Awen, panggilan akrab untuk seorang Alwen Ong. Masa itu yang terkenal dari beliau ini adalah jasa service hp. Kalau hp rusak, cari saja si Awen, begitu kira-kira.

Seiring berjalannya waktu, kami jarang bertemu sebab beliau dengan segala kesibukannya dan saya pindah tugas ke kantor lain. Tapi komunikasi masih terus berlanjut melalui medsos facebook yang kala itu sedang hits. Pada saat beliau sudah berhasil membuka sebuah outlet reparasi hp bernama “clinic handphone” yang membawanya masuk dalam nominasi program Wirausaha Muda Mandiri tahun 2008.

“Ci, tengok di harian (saya lupa namanya) ada berita kakak disitu” begitu sebuah postingan yang saya ingat masuk di beranda FB. Berita mengenai keberhasilannya saat menjadi pemenang pada ajang bergengsi pengusaha muda itu dimuat pada sebuah media cetak dan membuat saya turut berbangga hati.

Setelah itu, berbagai prestasi demi prestasi diraihnya tanpa jeda berkat kegigihan dan kejeliannya melihat peluang. Beberapa prestasi yang telah diraih diantaranya; Wirausaha Muda Mandiri, Wirausaha Muda Berprestasi dari Kemenpora dan Mahasiswa Berprestasi di Bidang Kewirausahaan dari USU, Indonesia Delegation for China ASEAN Youth Camp, UMK award, Penggerak kewirausahaan KEMENPORA, Indonesia delegation For Asean Entrepreneur summit – Bangkok, Thailand, Indonesia delegation for China – Asean Youth Champ 2015, China dan Indonesia Observer  for IFYC 2015, Indonesia delegation for symposium on Social entrepreneurship NUS singapore serta sederet prestasi lainnya sampai menjadi ketua FKP Pusat. Ini orang ngga punya rasa putus asa kayaknya, ya? Hehe…

Melalui perusahaan miliknya, Kak Awen pernah membuat berbagai program kemanusiaan. Mulai dari sunat masal, program sejuta koin untuk membangun desa tertinggal di Aceh, Forum kewirausahaan yang difasilitasi Kementrian Pemuda dan Olahraga, dll. Saat ini melaui program “Kawan Awen”, beliau bersama tim bekerjasama mewujudkan visi dan misi untuk Satukan Hati Membangun Negeri dengan berbagai aksi nyata seperti mengadakan program kewirausahaan, pemberdayaan perempuan, USG gratis untuk masyarakat kurang mampu dan segudang kegiatan sosial lainnya.

Menurutnya, apa yang dilakukannya adalah sebagai wujud kecintaannya terhadap negeri dan sebagai pemuda bangsa, beliau merasa harus ikut berkontribusi besar terhadap negeri terlebih kota Medan. Atas profesi dan aksi sosialnya itu, beliau sudah dikenal di kalangan pengusaha kreatif dan masyarakat luas Sumatera Utara sebagai seorang Sociopreneur hingga sering diundang menjadi narasumber dan trainer untuk berbagai seminar motivasi, baik di kota Medan dan berbagai kota lainnya.

Saat ini beliau sudah punya 3 jenis usaha yakni UKM Mart, Narsis Digital Printing dan Mowiee. Namun begitu, Kak Awen tak pernah pelit memberikan ilmunya kepada masyarakat melalui pelatihan-pelatihan dan seminar secara cuma-cuma termasuk menjadi bagian dari program pemberdayaan perempuan bergengsi Google WomanWill.

Related Post: Womenwill Day 1

Bersama Kak Awen (Founder Mowiee)

MOWIEE Indonesia

Akhir pekan lalu, saya bersama temen-temen BlogM (Blogger Medan) berkesempatan untuk keliling Medan Kota naik Mowiee. Perjalanan dipandu langsung oleh founder Mowiee itu sendiri yang tak lain tak bukan adalah Kak Awen.

Sejak beliau jadi pengusaha sukses, seingat saya hanya dua kali saya bertemu dengannya. Pertama pada acara “Ngopi” yang pada saat itu sebagai narasumbernya adalah mbak Nuniek Tirta dan suaminya serta Koh Gaery yang agendanya untuk memperkenalkan perusahaan baru mereka yaitu tiket.com. Hasil pertemuan itu saya jadi dapat “free pass” dari Kak Awen untuk acara wirausaha berikutnya di tempat yang sama, Alhamdulillah. Kemudian pertemuan kedua bersama beliau di acara Google Womanwill.

Related Post: Perdana Ikut Ngopi

Terakhir adalah Sabtu lalu saat jalan-jalan seputaran Medan Kota naik Mowiee. Menyaksikan Kak Awen memandu perjalanan, saya berasa nostalgia ke belasan tahun lalu masa-masa praktek kerja lapangan pada sebuah perusahaan usaha wisata terbesar di Medan. Saat itu saya ditugaskan menjadi Co-Guide untuk memandu tamu dari negeri jiran yang akan mengadakan perjalanan dari Medan menuju Danau Toba. Bedanya minggu lalu saya berada di kursi penumpang dan Kak Awen sebagai guidenya.

Pengalaman yang paling membekas pada saat itu adalah bagaimana caranya penjelasan saya ngga bikin para tamu mengantuk dan tetap antusias mendengarkan saya selama perjalanan kurang lebih 4 jam dengan kaki gemetar karena harus banyak berdiri dan tantangan terberat adalah mampu menjawab seluruh rasa penasaran tamu dengan jawaban yang tepat. Seorang ibu memberikan saya sebuah selendang pada saat itu. Entah apa sebabnya, kalau boleh narsis, tebakan saya mungkin karena dia merasa puas dengan pelayanan saya. Dan hasil akhir nilai PKL saya adalah memuaskan. Alhamdulillaah, ya, hehe…

Okeh, kembali ke Mowiee…

MOWIEE adalah singkatan dari Mobil Wisata Edukasi Enterprenership. Sebuah minibus berkapasitas 19 orang yang diperuntukkan sebagai armada berkeliling Medan Kota secara singkat dengan konsep perjalanan sambil berbagi informasi dan edukasi. Baik itu informasi tentang sejarah umum Kota Medan juga sejarah beberapa tempat yang dilaluinya serta edukasi tentang wirausaha.

Jadi selain dibawa jalan-jalan, kita juga akan dibawa untuk singgah ke berbagai tempat pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang memberikan pengalaman edukasi dengan menyaksikan langsung proses produksinya bahkan bisa langsung praktek.

Kalau di Bandung ada mobil Bandros. Bedanya, Bandros lebih beruntung karena didukung penuh oleh pemda dan banyak sponsor juga makanya punya banyak armadanya. Tampilannya terbuka mirip odong-odong tapi lebih kokoh dan berciri khas. Meski sama-sama punya tour guide, tapi Bandros lebih banyak ke informasi pariwisata. Ngga pake acara singgah ke pusat usaha apalagi belajar dan praktek langsung. Nah inilah uniknya Mowiee, kan? Medan punya, nih…

Related Post: Lewat Asia Afrika Naik Bandros

Keberadaan Mowiee ini bukan tanpa aral melintang. Dukungan dari Bank Sumut melalui program CSR dan usaha mandiri Kak Awen akhirnya bisa mewujudkan sebuah Mowiee yang sudah lama Ia cita-citakan. Awalnya lokasi parkir di pelataran Masjid Raya juga sempat mendapat pertentangan. Bahkan sampai saat ini belum ada dukungan penuh dari pemerintah.

Lagi-lagi berkat usaha dan kegigihannya, Mowiee mampu bertahan dan berhasil masuk dalam Top 10 Wonderful Startup Academy dan Islamic Nexgen Fest. Masyaallah…

Program Mowiee ini merupakan yang pertama di Indonesia, loh. Gabungan antara pariwisata dan enterprenership yang disajikan dengan lebih modern, mendalam dan juga bermanfaat tentunya.

Bersama Mowiee, perjalanan jadi begitu menyenangkan sebab selain dapat ilmu, motivasi dan edukasi wirausaha, juga didukung dengan armada yang begitu nyaman, sound system yang baik, kru yang terdiri dari kapten mowiee dan tour guide yang ramah dan cekatan.

Kalo Mau Naek Mowiee Kekmana Caranya?

Kalau punya kontaknya langsung, boleh saja via TLP, WA atau datang langsung ke Kantor Mowiee di Jl Sei Serayu No.101 Tanjung Rejo Medan, barangkali mau carter atau rombongan. Untuk ini mungkin tarif dan titik pemberhentian bisa didiskusikan sendiri. Untuk dewasa umum harga tiketnya 75K.

Yang lebih simpel, untuk beli tiketnya bisa melalui aplikasi atau website Mowiee. Kerennya, standar beli tiket aja mirip beli tiket KA atau pesawat yang bisa pilih jadwal dan nomor bangku sendiri.

Nah, kalau mau join trip, kita bisa baca tipsnya dari temen saya Lifestyle Blogger Jakarta supaya jadi Wisata Menarik, ngga membosankan dan tentu saja aman dan nyaman.

Mowiee City Sightseeing Area

Titik kumpul Mowiee yang sekaligus menjadi starting point adalah pelataran Masjid Raya Medan kemudian dilanjutkan ke Istana Maimun. Kedua bangunan ini adalah warisan leluhur Kesultanan Melayu Deli. Informasi mengenai bangunan bersejarah ini bisa kita akses dari berbagai sumber. Tapi alangkah lebih afdolnya bila berkunjung langsung, dong.

Lanjut ke kawasan jalan Brigjen Katamso tempat berkumpulnya perkantoran media cetak dan Tour Operator kemudian lurus menuju daerah Kesawan yang lebih dikenal dengan China Town-nya Medan. Disini terdapat sebuah rumah bergaya Kolonial milik saudagar kaya raya yang banyak berjasa dalam pembangunan kota Medan bernama Tjong A Fie. Rumah ini terbuka untuk umum dan jadi salah satu tujuan wisata. Tepat di seberangnya, sebuah restoran jadul bernama Tiptop yang terkenal dengan sajian es krimnya dan beberapa bangunan bersejarah peninggalan Belanda berada disepanjang jalan ini. Mau foto-fotomu lebih instajenik? Disini tempatnya.

mowiee.com

Lanjut ke kawasan pusat kota melewati Lapangan Merdeka (merdeka walk) yang sedang proses revitalisasi kemudian titik Nol Kilometer, Kantor Pos Medan dan sebuah bangunan yang menjadi hotel pertama di Medan. Berbelok arah menuju kawasan Lapangan Benteng melewati kantor pemerintahan dan Bank Sumut, bank daerah yang support keberadaan Mowiee. Pokoknya Bank Sumut Jaya, The Best, Champion, Luar Biasa!! (Cieeeh, alumni masi inget jargonnya) 😀

Sepanjang jalan yang kita lewati, selain jadi tahu tentang sejarah kota serta bangunannya, tak kalah penting juga untuk tahu siapa tokoh dibalik berdirinya kota Medan. Makanya Mowiee merasa wajib melewati tugu yang di atasnya terdapat patung seorang lelaki dengan penampilan gagah dengan tangan kanan terbentang menunjuk kesatu arah yang kabarnya menunjuk sebuah lokasi awal berdirinya kota Medan. Ya, dialah pemuda berdarah Karo bernama Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Medan berasal dari kata “Madan” merupakan bahasa Karo yang berarti sembuh.

Nah setelah melewati beberapa bangunan bersejarah, masuk jalan Mojopahit yang terkenal dengan lokasi pusat oleh-oleh Medan. Selain durian, kira-kira apa yang jadi oleh-oleh dari Medan? Yes, Bika Ambon. Sepanjang jalan, yang kita lihat adalah kotak-kotak bika ambon tersusun rapi di etalase setiap toko. Lalu kenapa sih dari sekian banyak toko tapi selalu saja ada satu toko yang jadi primadona? Kata kak Awen, toko satu ini punya 3 basic bisnis yang bikin mereka jadi menonjol. Orang Medan pasti taulah nama tokonya, ya. Berawal dari sini masuklah sesi sharing enterprenernya kan, sekaligus singgah ke 2 tempat usaha. Serulah pokoknya.

Rumah Markisa Noerlen

Selain jeruk, Berastagi Tanah Karo adalah salah satu daerah penghasil buah markisa yang terkenal berkualitas baik. Ada dua jenis buah markisa, manis dan asam. Yang manis tentu saja bisa langsung dimakan. Tapi kalau yang asam bisa dijadikan minuman segar.

Related Post: Kisah Inspiratif dari Taman Herbal Bunga Ncole, Sibolangit

Di Rumah Markisa Noerlen ini, buahnya diambil langsung dari petani Berastagi. Selain gula asli, sirup markisanya murni tanpa bahan campuran apapun bahkan tanpa campuran air. Teksturnya sangat kental jadi dicampur air ketika akan dikonsumsi. Betul-betul aman dan ngga bikin tenggorokan gatal serta lebih nikmat apabila disajikan dengan air dingin. Kami berkesempatan mencicipi wellcome drink di cuaca panas dan rasanya segar kali. Setelah dicampur air, penampakannya memang sedikit pucat. Tapi rasanya sudah manis sekaligus membuktikan kalau sirup ini aman dari zat pewarna.

Markisa Noerlen

Ngga cuma itu, para penumpang Mowiee bahkan diberikan akses untuk melihat langsung proses produksi dari mulai membelah, memisahkan biji dan juice sampai proses pengemasan. Selain sirup, ada juga selai, gula aren serbuk, kopi, aneka jajanan dan kerajinan tangan produksi rumah markisa Noerlen yang sudah diwariskan ke generasi ketiga ini. Yang paling istimewa adalah tak satupun dari buah markisa terbuang sia-sia. Dari mulai juice untuk sirup, biji untuk kesehatan, ampas sebagai bahan lukisan dan kulitnya dimanfaatkan untuk membuat souvenir.

Oiya, selain online, produk mereka sengaja hanya dijual di Rumah Markisa Noerlen di Jl. Sei Tuan No. 7 Babura Medan. Aman dari penyalahgunaan tentunya, ya…

Related Post: 5 Objek Wisata Terbaru di Tanah Karo

Markas Narsis Digital Printing

Terakhir, Bos Mowiee membawa kami ke markasnya. Sebuah sentra UKM sekaligus rumah produksi aneka sovenir dari perusahaan Narsis Digital Printing. Kak Awen bahkan ngajarin kami cara bikin pin menggunakan mesin khusus pin yang pengerjaannya terlihat mudah tapi ternyata punya trik khusus agar hasilnya sempurna.

Dari rumah ini, saya jadi tau harga sebuah mesin, seperti apa bentuknya dan cara kerja mesin pemotong dan grafir serta perlakuan khusus untuk mesin print dengan teknologi sinar UV.

Disini dipamerkan contoh hasil produksi dari Narsis Digital Printing. Dari mulai pin, gantungan kunci, kaos, payung, goodie bag, mug, plakat, piagam, tumbler, asbak, id card, gelas, pokoknya segala permintaan mereka bisa bikin. Pelanggannya bukan cuma dari kota Medan, dari luar kota, propinsi bahkan luar negeri. Istimewanya, Kak Awen ngga cuma melayani partai besar. Saya pernah order mug pakai desain sendiri dan payung kecil sebiji doang yang itupun request gambar ke meraka tetap dilayani dengan sepenuh hati, bonusnya gantungan kunci. Apresiasi setinggi-tingginya untuk para pengusaha seperti ini.

Produk-produk Narsis Digital Printing

Udahlah naik Mowieenya gratis, dipandu sama foundernya langsung, dikasi pengetahuan tentang kota Medan dan belajar tentang wirausaha, eh pulangnya masih juga dikasi bingkisan yang isinya tumbler lucu dan sebuah booklet informatif. Kalau dinas luar kota lagi bakalan saya bawa nih, biar bisa dikasi ke temen disana, kan. Masyaallaah, hanya bisa mendoakan semoga semua pengusaha baik hati seperti Kak Awen ini sehat panjang umur, diberkahi setiap langkah baiknya, dimudahkan dan dilancarkan segala urusan. Aamiin….

Related Post: Cuma Sehari di Medan, Bisa Kemana aja

Percaya ngga, rute sepanjang itu dengan informasi yang super lengkap tambah ilmu dan praktek wirausaha bisa dirangkum dalam 3 jam saja. Cuma Mowiie yang bisa….

Sekarang kalau dengar kota Medan, yang terlintas dibenak bukan lagi kota ketua yaa melainkan Medan “The City Of Trader”.

“Belum Sah ke Kota Medan Kalau Belum Naek Mowiee. Kami udah, kelen kapan????”

BlogM udah naek Mowiee
Youtube Mowiee

37 tanggapan untuk “Bersama Mowiee, Keliling Medan Kota Jadi Seru dan Nambah Ilmu

  1. wahh senangnya bisa berkeliling Medan naik mowiee bersama teman-teman. pasti seru banget yaa di perjalanan, dan tentu banyak pengalaman berharga yang didapat dari perjalanan ini

  2. Wehh seru banget bisa seseruan bareng teman BlogM keliling Medan apalagi difasilitasi Mowee 😍 salam sama kak Awen ya kapan ngundang teman-teman dari Jakarta 😁

  3. Astagaaa saya kira Mowie itu nama kucing, Mbak.. ternyata mobil wisata edukasi enterpreneurship.. 🙈

    Btw keren banget inovasinya.. pasti bakal bermanfaat banget buat warga Medan.

  4. senangnyaaa baca blog Mbak Suci karena lengkap banget
    Termasuk tentang review Mowiee,
    mereka yang pingin keliling Medan jadi tau kalo mau keliling Medan bisa naik Mowiee, sehingga bisa keliling Medan dengan puas

    1. Bersama Mowiee menambah pengetahuan tentang Medan ya, seru banget jalan-jalan keliling Medan. Apalagi bersama orang terdekat atau teman-teman

  5. Bahagianya halan-halan di Medan pakai mowiee.
    Berkunjung sekaligus mendukung para UKM ya kak.
    Semoga Mowiee terus eksis, karena penampakan kendaraannya ini asik nih memang buat bawa rombongan

  6. Jadi penasaran pengen ke Medan. Duh, saya tuh ke Pulau Sumatera belum pernah sama sekali. Paling barat ya sampai Jakarta aja. Hiks. Semoga suatu saat nanti ada kesempatan ke Medan, naik Mowiee (ini langsung kepoin situsnya dong), terus lanjut jalan-jalan ke Tangkahan..kali aja ketemu Nicsap #eh

  7. Ingin menyapa Mowiee rasanya karena sangat membantu sekali dalam mobilitas apalagi bagi wisatawan yang gak tau Medan sama sekali.
    Mowiee singkatan yang mudah diingat juga yaa,, Cute sekaliii..

  8. Asyik banget ya naik Mowiee… Apalagi kalau bareng keluarga besar, atau teman-teman sefrekuensi.
    Kalau ke Medan, wislist banget nih naik Mowiee sambil belanja oleh-oleh. Tak lupa jepret sana jepret sini buat diupload di medsos…

  9. Wuih, inspiratif sekali ya foundernya ini. Punya banyak usaha dan inovasi. Dan Mowiee ini keren. Jadi kepengen jalan-jalan keliling Medan naik ini. 😀

  10. wah aku mau dong naik Mowie, bisa keliling medan dan bisa dapat ilmu pula. Ntar kalau pas ada tugas ke Medan mesti meluangkan waktu buat cobain nih
    Keren ya Kak Awen, gigih pula. Duh program sebagus ini kok ya dulu pemda sampai ngak setuju sih. Semangat terus berkarya kak Awen!

Tinggalkan Balasan