Becak merupakan sebuah alat transportasi yang biasanya ciri cirinya adalah ber-roda tiga. Setiap kota pasti punya alat transportasi ini dan dengan keunikannya masing masing. Ada yang pakai sepeda dan ada yang pakai motor. Ada yang sepeda atau motornya di belakang becak, di depan atau disamping. Salah satu becak yang paling unik dan “mewah” adalah becak Siantar. Kenapa mewah? Motornya BSA, cuy! 😀
Dulu waktu masi usia 5 tahunan, orang tua selalu bawa kami ke Siantar untuk sekedar main ke taman bunga (lapangan merdeka). Kenapa ada sebutan taman bungan dan lapangan merdeka ternyata ada kisahnya masing-masing. Tapi orang Siantar udah terlanjur familiar dengan sebutan Taman Bunga. Ah, apalah arti sebuah nama….
baca: cuma nama
Trus selalu naik becak siantar. Yang paling susah lupa kalo naik becak siantar adalah sensasi goyang goyangnya. Mungkin karna pengaruh per pegasnya itu. Trus kenangan terindah adalah saya pernah ketabrak becak, haha. Dan itu menyisakan bekas luka di paha sampe sekarang :). Jadi ceritanya abis jalan jalan sama bapak mau makan mi ayam trus naik angkot kotak sabun (pintu belakang) dan berhenti di depan Lapangan Simarito. Waktu itu saya turun duluan trus ngga nunggu nunggu langsung jalan bukannya ngarah ke trotoar malah ke arah jalan raya. Braaak!!!! Kepental
Langsung pulang, gagal makan mi ayam dan ngga sekolah 2 minggu 😀
Mengenal Kota Pematang Siantar
Pematang Siantar adalah kota dengan suhu sejuk serta strategis yang letaknya bisa dibilang tepat di tengah tengah Kabupaten Simalungun. Sekitar 128km dari Medan dan 50km dari Parapat. Siantar merupakan kota transit bagi mereka yang datang dari Medan menuju Parapat, dan daerah yang ada di Tapanuli. Kota Siantar juga dikelilingi oleh berbagai daerah perkebunan, baik itu sawit, Karet, Coklat dan Perkebunan Teh.
Baca: Agrowisata Kebun Teh, Sidamanik
Pematang Siantar salah satu kota yang majemuk dengan tingkat toleransi hidup yang tinggi. Berbagai suku dan agama berbaur dengan keharmonisan. Kota Peraih Adipura ini juga terkenal dengan julukan Kota Pelajar merupakan kampung halaman dari beberapa tokoh nasional. H. Adam Malik salah satunya. Namanya diabadikan menjadi nama lapangan yang biasa dipakai untuk acara besar seperti upacara 17 Agustus yaitu Lapangan H. Adam Malik atau Lapangan Simarito.
BSA (Birmingham Small Arms)
Becak Siantar berbeda dengan becak daerah lainnya. Walaupun sama sama menggunakan motor tapi becak siantar memiliki keunggulan tersendiri karna ditarik oleh motor gede tua bermesin 350 – 500 CC. Yang paling banyak digunakan adalah BSA (Birmingham Small Arms) buatan Inggris yang awalnya digunakan untuk perang.
Perawatan yang mahal serta suku cadang yang yang smakin langka membuat pemilik harus merelakan motornya beralih ke tangan kolektor motor gede. Ya, dengan menjual sebuah motor tua itung itung mereka bisa beli setidaknya 2 motor baru yang bisa digunakan untuk 2 becak sebagai mata pencarian. Lagi lagi ekonomi sebagai alasan utamanya.
Mungkin sebagai kenang kenangan akan keunikan Becak Siantar ini, Museum TB Silalahi yang ada di Balige berhasil menyimpan satu sebuah becak yang masih terawat. Ya memang becak siantar layak menjadi satu benda bersejarah atau situs purbakala yang dilestarikan mengingat usianya sudah puluhan tahun.
BSA sendiri masuk ke Indonesia setelah kemerdekaan hingga 1949. BSA menyebar ke setiap daerah bekas jajahan belanda, termasuk Siantar. Motor ini dibawa langsung oleh pemerintah Belanda untuk pasukannya. Jadi menurut ceritanya tahun 1950-an banyak rongsokan BSA yang tak terpakai di berbagai sudut kota. Saat tentara sekutu pulang karena perjanjian damai, mereka tak mengikut sertakan kendaraannya itu. Orang Siantar berpikir untuk memanfaatkannya sebagai alat untuk cari uang dengan memodifikasinya menjadi sebuah becak. Lama lama BSA diplesetkan menjadi “Becak Asli Siantar”. Cocok juga.
Versi lainnya menyebutkan BSA sendiri masuk ke Indonesia di bawa oleh tentara Belanda di masa peralihan kekuasaan antara Jepang ke tentara sekutu (Belanda-Inggris). BSA adalah sisa sisa perang dunia kedua yang di bawa oleh belanda namun itu hanya jumlah kecil. pada masa dimana penjajah meninggalkan Indonesia, maka banyak BSA yang tidak mempunyai tuannya. pada tahun 1958 beberapa masyarakat Siantar berburu BSA hingga ke pulau Jawa terutama ke Surabaya dan Jakarta, karena kedua provinsi ini merupakan basisnya BSA pada masa itu. Pada tahun 1960 BSA diangkut oleh Kapal Tampomas II dalam jumlah besar. Intinya BSA saat itu merupakan barang tak bertuan.
BOMS dan Tugu Becak Siantar
BOMS (BSA Owners Motorcycle Siantar) merupakan sebuah komunitas pecinta motor tua antik yang terbentuk pada saat keluarnya Perda DPRD tentang penghapusan becak motor siantar dengan alasan modernisasi. Diketuai oleh Erizal Ginting.
BOMS bersama para tokoh masyarakat mengajukan 4 tuntutan yang disebut dengan “Empat Tuntutan Rakyat Bikers Becak Siantar”, diantaranya:
- Pencabutan Perda Penghapusan Becak Motor Siantar
- Pemutihan Surat Motor Tua
- Perda yang mengatur becak motor siantar menjadi satu-satunya kendaraan wisata di Siantar
- Meminta pemerintah men-take over pemeliharaan dan membuat aturan larangan menjual BSA keluar daerah Siantar.
Namun dari keempat tuntutan tersebut, baru poin satu dan dua yang sudah dipenuhi. Sampai saat ini BOMS masih tetap berupaya memperjuangkan keberadaan becak Siantar agar tetap lestari sekaligus salah satu upaya dalam pengembangan wisata. Siantar adalah satu-satunya kota yang berhasil merawat motor walaupun dijadikan becak pengangkut. Kini populasi BSA hanya tinggal 260an unti dari 3000 unit. Itu sebabnya sayang sekali kalau ikon ini sampai hilang karna ngga dijaga.
Peresmian Tugu Becak Siantar15 Oktober 2016, Tugu Becak Siantar diresmikan oleh Gubsu H.T. Erry Nuradi sekaligu HUT BOMS ke – 10. Peresmian ini dilakukan di Lapangan H. Adam Malik.
Turut hadir dalam acara tersebut Pj. Walikota Siantar Jumsadi Damanik, Perwakilan Biker Nasional Indro Warkop, Ketua BOMS Erizal Ginting, beserta ribuan bikers.
Keberadaan Tugu Becak ini sekaligus menjadi ikon kota Siantar. Mendengar Kota Siantar maka yang terlintas adalah BSA nya…
Pada acara peresmian tersebut Gubsu berkesempatan memberikan piagam rekor MURI pada pemerintah kota dan ketua BOMS atas pemecahan rekor konvoi becak motor antik satu merk terbanyak
Semoga pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat mendukung penuh pelestarian BSA sebagai peninggalan sejarah. Kita juga yang bangga..
Kalo singgah di Siantar, kalian harus nyobain naik BSA, ya… 😊
Becaknya mantaabbbbb.. motornya klasik.. moga suatu saat bisa cobain, sebelum becaknya punah musnah tergilas zaman 🙁
Klo ke siantar wajib naik ini.. Setidaknya sekali aja hehe
Salam kenal bloggers, boleh dong kunjungi blog ku https://fulfikablog.wordpress.com/2018/07/26/ternyata-ada-yang-tidak-kita-ketahui-tentang-pt-rapp/ 🙂