Rangkong Julang Emas di TWA Sibolangit – Kalau yang lalu, saat merealisasikan rencana hiking ke Gunung Sibayak, kami berangkat menuju Berastagi di hari Jumat sore menjelang magrib karena ada sesi menginap di kawasan pemandian air hangat Sidebuk-debuk. Lalu paginya selepas subuh, menuju kawasan pendakian Gunung Sibayak melalui jalur wisata.
Related Post: Gunung Sibayak
Kali ini, setelah tertunda hampir sebulan, kami kembali merealisasikan rencana treking di salah satu kawasan hutan Sibolangit, tepatnya di Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit. Berangkat lepas subuh dari Medan. Awalnya ragu untuk berangkat di suasana pagi yang masih gelap mengingat kota Medan sedang musim begal. Maklum, kemana-mana masih naik motor, hehee.
Alhamdulillah, ngga semencekam yang dibayangkan. Meski gelap, tapi di sepanjang jalan ternyata sudah ramai aktivitas warga. Apalagi melewati pasar, justru kena macet sedikit. Selebihnya, banyak kendaraan baik mobil pribadi, angkutan umum, truk maupun motor sudah lalu lalang di jalanan.
Hampir satu jam lebih kami habiskan di jalan. Akhirnya kurang dari pukul 7 kami sampai di tujuan. Saat itu hanya ada sebuah mobil innova terparkir, lebih tepatnya mogok di depan gerbang. Tak ada penjaga loket, bahkan pagar masih sedikit tertutup. Daripada menunggu di depan, kami putuskan untuk membuka sendiri pagar dan masuk ke area parkiran.
“Ikuti paving blok, kemudian nanti belok kanan di jalan setapak, ikuti terus sampai kembali lagi ke paving blok, jangan lurus karena nanti ada pohon tumbang”. Begitu sedikit arahannya.
Karena Bang Siahaan, kepala TWA Sibolangit sekaligus menjadi ranger kami hari itu belum bersiap, kami dilepas sendiri untuk treking. Berbekal penjelasannya dan sebuah denah yang terpajang di pintu masuk, kami langsung mulai perjalanan. Sebelum itu, tentu saja tak lupa mengaktifkan aplikasi penghitung jarak di hp.
Kenyataannya, saking asiknya menikmati perjalanan berdua, kami ngga lagi bisa mengingat denahnya. Ikuti jalur paving blok, tanpa belok sekalipun akhirnya mengantarkan kami tiba area gardu pandang. Sayang, pijakannya yang terbuat dari potongan papan itu sudah rapuh bikin nyali saya ciut untuk naik ke atasnya. Padahal pemandangannya pasti spektakuler kalau dilihat dari atas.
Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit
Secara administratif, TWA Sibolangit terletak di Desa Sibolangit kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. TWA ini berada pada wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, Bidang KSDA Wilayah I Kabanjahe, Balai Besar Sumber Daya Alam Sumatera Utara.
Tahun 1914 atas prakarsa DR.J.C. Koningbenger didirikan Kebun Raya (Botanical Garden) Sibolangit oleh Tuan J.A Lorzing sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor. Selanjutnya pada tanggal 24 Mei 1934, Kebun Raya diubah statusnya menjadi Cagar Alam. Kemudian tahun 1980, sebagian Cagar Alam seluas 24,85 Ha diubah statusnya menjadi TWA Sibolangit, Mengingat kawasan ini memiliki pemandangan alam yang indah, pohon-pohon yang rimbun, bunga-bunga serta burung-burung yang menarik. Nah, jadi ternyata Kebun Raya Bogor (KRB) dan TWA Sibolangit ini bisa dibilang kakak adik.
Related Post: Kebun Raya Bogor
Di Indonesia, kawasan perlindungan tipe ini dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional di bawah naungan Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Balai Besar umumnya akan membagi kawasan taman nasional menjadi beberapa resort yang dipimpin oleh Kepala Resort.
Secara sederhana, pembagian kawasan hutan sebagai berikut:
- Kawasan Hutan Konservasi
- Kawasan Suaka Alam
- Cagar Alam (CA)
- Suaka Margasatwa (SM)
- Kawasan Hutan Pelestarian Alam (KPA)
- Taman Nasional (TN)
- Taman Wisata Alam (TWA)
- Taman Hutan Raya (Tahura)
- Taman Buru
- Kawasan Suaka Alam
Aktivitas Seru di TWA Sibolangit
Selain dijadikan tempat wisata, TWA Sibolangit juga difungsikan sebagai kawasan konservasi untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, mengatur tata air, iklim makro dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Adapun aktivitas yang dapat dilakukan di sana antara lain menikmati alam dan edukasi konservasi lingkungan. Objek wisata ini didominasi oleh pepohonan tinggi yang tumbuh subur sehingga udara di sekitarnya terasa sejuk. Kita bisa menikmati pemandangan hijau hampir seluas 85 hektare yang tentu membuat netra segar. Bisa banget untuk single mom macam saya yang butuh waktu sendiri demi kesehatan mental tentunya.
Selain itu, pengunjung bisa mendapat informasi tentang satwa liar yang dilindungi, pengamatan burung rangkong dan forest healing.
Forest Healing
Forest healing merupakan sebuah gagasan untuk mempromosikan bahwa alam dapat menyembuhkan dan menenangkan manusia. Melalui jalan-jalan atau meditasi di tengah hutan, seseorang dapat benar-benar merasa seperi terhubung dengan alam lantaran merasa sedang berada di “rumah”. Perasaan tersebut menyebabkan seseorang merasa tenang sehingga stres yang dialami akan berkurang. (sumber: Healingforest.org)
Semua kita pasti setuju kalau bangun lebih awal, beribadah, dan melakukan aktivitas di pagi hari itu selain menyehatkan juga memberikan semangat sepanjang harinya. Saya sendiri kalau bangun aja udah kesiangan, biasanya mau beraktivitas pun sudah males dan efeknya sepanjang hari bawaannya males terus, hahaa.
Untuk mendapatkan esensi dari forest healing ini, disarankan datang di pagi hari. Persembahan alam yang menakjubkan di TWA Sibolangit ini berupa kicauan burung-burung seperti sedang bernyanyi ceria, derik serangga bersahut-sahutan meriah, desir angin pagi yang sejuk dan sinar surya yang menghangatkan menyembul dari balik ranting-ranting pohon. Terlambat sedikit saja, kita luput dari itu semua.
Related Post: Dengar Alam Bernyanyi
Di puncaknya, bentang hutan hijau sepanjang mata memandang sungguh-sungguh membuat terkesima siapapun yang memandangnya. Kabut pagi yang menyelimuti keseluruhan pucuk pohon membuat kita merasa sedang berada disatu negeri di atas awan.
Bird Watching
Aktivitas alam seperti rafting, treking dan bird watching ini diperkenalkan oleh seorang dosen mata kuliah ekowisata saat saya kuliah di semester tiga. Beruntung sekali dapat dosen yang lebih suka praktek ke lapangan daripada teori di dalam kelas.
Mengamati burung atau lebih dikenal dengan istilah bird wathing ini memang sejatinya dilakukan di hutan. Sebab di habitatnya ini kita akan menemukan banyak macam burung dengan berbagai jenis, rupa dan suaranya.
Peralatan yang harus dibawa adalah teropong. Lebih bagus lensanya, maka gambar yang dihasilkan akan semakin jelas. Bagi peneliti, memerhatikan burung bukan sekedar mencari burung kemudian meneropongnya saja, tapi juga mencatat apa-apa yang didapatkan dari hasil tangkapan lensa teropongnya. Burung yang paling dicari adalah Rangkong Julang Emas si penghuni asli hutan Sibolangit. Suaranya paling lantang terdengar selama penjelajahan.
Mengkategorikan jenis burung sesuai dengan bentuk paruhnya, warna bulunya, jenis suaranya dan dicocokkan dengan catatan. Tapi bagi wisatawan biasanya cukup dengan meneropong kemudian mengagumi dari dekat melalui lensa. Bagi yang suka, itu sebuah kenikmatan tersendiri dan pengalaman yang cukup menarik.
Mengunjungi Kawasan Konservasi Satwa
TWA Sibolangit, selain menawarkan aktivitas di atas, kita juga bisa mengunjungi PPS (Pusat Penyelamatan Satwa) berupa komplek tempat tinggal satwa liar yang dilindungi. Menurut Bang Siahaan, satwa-satwa ini merupakan hasil “sitaan” dari masyarakat yang memelihara tanpa izin.
Satwa yang dilindungi dilarang untuk dipelihara secara pribadi.
Satwa-satwa itu diantaranya burung kakaktua, burung elang, burung rangkong, beberapa jenis orang utan, trenggiling dan Binturung. Mereka dirawat oleh dua orang dokter muda yang ditugaskan pemerintah disini. Setelah dipelihara, untuk kemudian pada masanya akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Bisa dikatakan kandang-kandang ini menjadi kamar kenangan bagi satwa-satwa disini sebelum mereka kembali ke rumah yang sesungguhnya.
Yang paling gemes sih sama burung Kakaktua saat berdialog dengan Bang Siahaan. Ada yang manja badannya pingin dipijetin, ada juga yang ramah dengan sapaan “halo apa kabar” dan panggilan “kakaaak”. Masyaallaah pinter banget.
Diblok sebelah adalah kandang burung Rangkong Julang Emas. Rangkong ini merupakan salah satu jenis burung yang habitat aslinya adalah di TWA Sibolangit. Jadi beruntung sekali ketika melakukan aktivitas bird watching kemudian ketemu burung rangkong langsung di habitatnya. Salah satu rangkong ini diberi nama Yuyun.
Mengenal Berbagai Jenis Tumbuhan
TWA Sibolangit ditumbuhi pepohonan yang besar dengan diameter lebih dari satu meter, diantaranya pohon Sono Kembang (Dalbergia latifolia), pohon Angsana (Ptrocarpus indicus), ada juga jenis pohon palm dan pinang. Di samping itu terdapat pula tumbuhan yang merambat seperti Philodendron sp.
Salah satu pohon yang saya kagumi adalah Kayu Raja (Koompasia Excelsa). Pertama kali saya lihat kayu raja itu di Kebun Raya Bogor. Melihat penampilannya yang kokoh dengan akar menyembul keluar dan menyebar di sekitarnya membuatnya terlihat unik sekaligus estetik. Saya pikir kayu raja di KRB itu merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Ternyata di TWA Sibolangit ada kayu raja juga. Bener-bener deh ini KRB dan TWA Sibolangit kompak kakak beradik
Oiya disini juga terdapat salah satu tumbuhan langka yaitu Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum). Sayang saat kesana belum masanya berbunga.
Coba pohon raja mana yang lebih gagah? 🙂
Olah Raga dan Aktivitas Alam Lainnya
Kami langsung sumringah saat melihat ada lapangan badminton disini. Badminton adalah olahraga yang kerap kami lakukan diakhir pekan selin jalan santai. Jadi merasa harus menyicipi lapangan TWA Sibolangit. Semakin senang tatkala mengetahui mereka menyediakan raket sekaligus koknya. Selesai menjelajah alam, kami langsung merasakan arena badminton ini.
Related Post: Jalan pagi
Bersepeda merupakan olahraga yang bisa jadi pilihan lainnya. TWA Sibolangit menyewakan sepeda gunung lengkap dengan helmnya. Sepeda ini boleh dibawa ke hutan. Jadi selain berjalan kaki, menjelajah hutan bisa dilakukan dengan bersepeda.
Kalo mau camping juga bisa kok disini. Boleh bawa tenda dan perlengkapan sendiri, boleh juga menyewa.
Jadi ngga ada alasan untuk ngga berkunjung kesini, ya. Jarak ngga terlalu jauh dari Medan, fasilitas lengkap dan transportasi juga banyak. Suatu saat anak-anak juga akan saya ikutsertakan menjelajah alam…
Fasilitas di TWA Sibolangit
Meski ada di tengah hutan, TWA Sibolangit menyediakan fasilitas lengkap demi kenyamanan pengunjung, diantaranya:
Parkir yang luas merangkap sebagai area titik kumpul dan area serbaguna untuk berbagai acara.
Musholah yang bersih dan nyaman untuk melaksanakan ibadah bagi umat muslim
Toilet yang bersih dengan jumlah yang memadai
Pusat Informasi untuk pengunjung mengetahui lebih banyak informasi mengenai TWA Sibolangit
Kafe yang menyediakan kopi dan minuman lainnya.
Untuk makanan beratnya tidak perlu khawatir kalau kehabisan bekal, sebab di depan kawasan ini ada sebuah restoran yang cukup terkenal. Tinggal menyeberang jalan saja.
Tips Berkunjung ke TWA Sibolangit
- Datang di pagi hari agar dapat persembahan yang terbaik dari alam
- Pakai outfit yang nyaman
- Pakai celana yang tebal karena di wilayah PPS banyak nyamuknya.
- Karena disana banyak pacet, disarankan pakai celana yang berkaret ketat di bagian bawah (seperti joger) untuk mencegah pacet naik ke bagian atas kaki.
- Pakai sepatu bagi yang geli sama pacet, kalau sendal, pakai yang nyaman dan ngga licin
- Bawa teman yang ngga geli sama pacet. Kalo semua geli siapa yang bakal ngambil pacetnya, coba?
- Bawa air minum
- Pakai sunscreen di wajah
- Jangan bicara sembarangan
- Jangan buang sampah sembarangan
- Menjelajahlah dengan riang gembira
Oke, selamat berpetualang dan mari sama-sama kita jaga dan sayangi alam…
Senang banget suasananya masih asri, hijau terjaga dan masih bisa melihat satwa langka. Udara di sana pasti sejuk dan segar … Oksigen gratis
Bener, mbk. Lagi disana tuh seger, damai, pikiran fokus ke pemandangan. Bener deh…
Duh seru banget ya… Dari sekian aktivitas di Taman Wisata Alam Sibolangit, saya paling tertarik dengan bird watching… Menyaksikan burung berkicau di habitat aslinya, bersahutan satu sama lain dan berlompatan dari satu dahan ke dahan lain, beterbangan kian kemari… Ini pasti bisa jadi stress release. KApan ya saya bisa kesana? Mupeng nih…
Bener Dok, birs wathcing ini punya kenikmatan sendiri. Mengagumi warna warni dan uniknya satwa burung. Yg kalo diliat dari teropong, itu bulunya ada yang mengkilap. Masyaallaah..
Saya baru lihat penampakan Bunga bangkai di TWA Sibolangit. Memang ya, jalan-jalan ke taman wisata alam begini bikin happy karena pemandangannya sejuk, adem lihat yang ijo-ijo. Bisa lihat aneka burung juga. Kayanya kalau di Bandung TWA ini mirip THR atau Taman Hutan Raya di Ir.H.Djuanda.
Itu difoto bunga bangkai buatan mbk, hehee makanya mekarnya abadi 😂
Pas kesana belum masanya mekar sih padahal penasaran belum pernah liat bunga bangkai
ya ampun indah banget, pantesan pernah terpilih sebagai area jambore nasional ya?
Jadi pingin ke Tahura, karena kayanya memiliki keasrian yang sama
Tahun lalu pas ke Bandung saya sempet udh sampe gerbang tahura, rupanya harus beli tiket online, ambu hhikkkss….
balik kanan, mana gerimis lagi…
Oh inilah hutan Indonesia yaa..
Taman Wisata yang menjadi tempat healing. Karena kembali ke alam dan menikmati setiap anugerah udara yang diberikan untuk bernapas dan segala isinya.
Kayu langit mashaAllah yaa..
Besar dan kokoh berdiri. Berapa usia pohon Kayu Raja di TWA Sibolangit dan Kayu Raja di Kebun Raya Bogor yaa..?
Udah ratusan tahun kali ya mbk, Kebun raya aja ada sebelum Indonesia merdeka…
Janga sampe hutan kita habis tak bersisa. Bahayaa deh manusianya…