5 Fakta Tugu KM. Sinarbangun – Sekedar mengingatkan teman-teman bahwasanya dibulan Juni tahun 2018, sebuah kecelakaan Kapal Motor terjadi di Perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Danau yang kedalamannya belum diketahui itu menenggelamkan seluruh badan kapal. 21 orang berhasil dievakuasi namun tiga diantaranya meninggal dunia. Sementara 161 orang lainnya dinyatakan hilang.
Tentu saja duka yang mendalam menyelimuti seluruh warga Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Simalungun. Sebab dari ratusan penumpang itu, sebagian besar adalah warga dari beberapa Kecamatan dan juga pendatang yang sedang merayakan momen lebaran. Ya, tragedi itu terjadi masih di bulan Syawal.
Saat itu, KM (Kapal Motor) dengan nama Sinar Bangun berangkat dari Pelabuhan Simanindo di Pulau Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Simalungun. Naasnya, musibah itu terjadi saat kapal sudah akan mendekati pelabuhan tujuan. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kepulangan mereka dari berwisata di Pulau Samosir berakhir pilu.
Belakangan diketahui penyebab tenggelamnya kapal adalah karena kelebihan muatan (alasan klasik), ya. Tapi begitulah adanya. Kapal wisata atau kapal penumpang yang secara normal hanya mampu menampung 40-50 penumpang, harus dijejali hingga sampai ratusan orang. Belum ditambah beberapa sepeda motor yang juga turut serta. Nahkoda kapal serta tiga pegawai DISHUB saat itu ditetapkan sebagai tersangka. Salah satu kelalaiannya adalah kapal berangkat tanpa manifes dan tanpa pelampung. Pasca kejadian, ratusan orang mencari keluarganya dan hal ini membuat petugas mengalami kesulitan.
Sulitnya medan, terbatasnya jarak pandang, air yang keruh, arus yang deras, dinginnya suhu air, banyaknya ganggang, serta kedalaman yang tak terukur membuat timsar harus bekerja ekstra keras dalam mencari dan mengevakuasi korban. Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka Operasi SAR Nasional dihentikan pada 3 Juli 2018.
Pemberhentian pencarian korban ini sempat ditentang oleh seorang aktivitis perempuan berdarah Batak, Ratna Sarumpaet yang saat itu mendapat banyak dukungan dari beberapa keluarga korban. Pertentangan ini juga membuatnya harus bersitegang dengan Bapak Luhut Binsar yang kala itu menjabat sebagai Menko Maritim.
Kini, lima tahun telah berlalu. Keluarga harus ikhlas menerima kenyataan bahwa jasad sanak saudara mereka telah dipeluk oleh dingin dan gulitanya kolam raksasa yang teramat dalam hingga tak seorangpun bisa menggapainya.
Pasca tragedi KM. Sinarbangun, regulasi sistem dan manajemen di pelabuhan penyeberangan khusunya Kabupaten Simalungun telah diperbaiki. Padahal regulasi yang baik dilakukan tak perlu menunggu terjadinya petaka, bukan? Semoga saja bisa dijadikan pelajaran bagi para pengusaha kapal juga transportasi lainnya. Sebab bisnis tak melulu soal keuntungan semata, tapi juga atas nama keselamatan manusia.
Related Post: Piknik Keluarga di Pantai Raya Tigaras
Tugu KM. Sinarbangun
Saat saya masih bertugas di kota Pematang Siantar, setiap harinya bersama Alm. Bapak, kami menembus dinginnya pagi untuk berangkat kerja bersama-sama. Saya diturunkan di persimpangan dan menyambung angkot menuju kota, sedangkan Alm. Bapak meneruskan perjalanan ke arah yang berbeda menuju Tigaras.
Ya, pada saat itu masih ditahun 2018, Alm. Bapak menjadi salah seorang yang turut serta dalam proses pembangunan Tugu KM. Sinarbangun. Namun sayang, di pertengahan jalan, Bapak sakit dan akhirnya meninggal dunia. Beliau tak sempat menyaksikan langsung hasil kerja terakhirnya itu.
Tugu KM. Sinarbangun yang berada di Pelabuhan Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean akhirnya rampung dan diresmikan pada tanggal tanggal 2 Mei 2019. Isak tangis dan histeris mewarnai prosesi peresmian. Bupati juga tak luput dari kesedihan saat mengucapkan kata sambutan. Beberapa keluarga bahkan terlalu emosional sampai tak sadarkan diri dan harus dibawa ke ruang kesehatan.
Sang arsitek, Yoriantar memberi nama Tugu tersebut sebagai “Kapal Arwah”.
Related Post: Pantai Arofan Simalungun, Berasa di Private Beach
Berikut 5 Fakta Tugu “Kapal Arwah” KM. Sinar Bangun
- Diberi nama Kapal Arwah dengan maksud untuk mengenang korban tragedi memilukan tersebut. Kapal dengan panjang 8,5 Meter, tinggi 4 Meter serta lebar 4 Meter ini mempunyai 3 filosofi yaitu sebagai monumen kesedihan, monumen peringatan dan menjadi landmark kawasan tersebut.
- Replika kapal menampilkan siluet dan dengan rangka berongga sehingga terlihat transparan membuatnya tampak menyatu dengan langit. Meski begitu, kapal didesain bisa menyala pada malam hari sehingga terlihat seperti mengambang di udara atau seolah-olah sedang mengapung.
- Pada salah satu sisi monumen, terdapat pelat dari bahan kuningan yang menunjukkan titik koordinat terakhir KM. Sinar Bangun sebelum tenggelam. Di kedua sisi monumen juga tergambar motif Ulos Sibolang yang biasanya dikenakan masyarakat Batak dalam suasana berduka.
- Pada monumen, tertulis nama-nama korban tenggelam, kronologis serta waktu dan lokasi kecelakaan itu terjadi. Di tengah monumen juga dibuat terowongan pendek sebagai ruang berkabung untuk keluarga korban tenggelamnya KM. Sinar Bangun
- Tugu KM. Sinarbangun selain menjadi pengingat sebuah tragedi, juga dijadikan sebagai objek wisata religi. Masyarakat bebas mengunjungi kapal arwah dengan tujuan baik seperti berziarah dan berdoa untuk mengenang arwah serta sebagai pengingat agar dijadikan sebuah pembelajaran.
Teman-teman jangan khawatir lagi untuk berwisata ke Danau Toba, ya. Sebab saat ini Danau Toba sudah menjadi salah satu objek wisata super prioritas di Indonesia, tentu saja semakin memperbaiki, berbenah dan memantaskan diri. Terakhir FH2O, sebuah ajang balap speed boat taraf internasional bahkan diadakan di perairan Danau Toba. Hal ini menandakan bahwa Danau Toba semakin aman dan pantas untuk dikunjungi.
Mauliate, terima kasih banyak untuk yang sudah pernah datang ke Danau Toba, so, kapan datang lagi? hehee. Untuk yang belum pernah, kamu harus ngerasain minimal sekali aja, dan jangan salahkan Danau Toba kalau kamu jadi rindu pingin datang lagi 🙂
Related Post: Review Penginapan di Objek Wisata Pantai Arofan Simalungun
Note: Sebagian foto diambil dari Google sebab dokumentasi pribadi belum sempat terselamatkan dan masih tersimpan di HP yang hilang 🙁
Wah iya nih, masih ingat banget tragedi tersebut, sedih banget kalau ingat ratusan orang yang hilang dalam kejadian tersebut.
Meskipun demikian, danau toba tetap selalu menarik untuk dikunjungi ya
Iya, mbak. jadi pelajaran banget tuh…
Iya Mbak, jadi pelajaran banget tuh..
Saya kok merinding dengan penamaan tugu kapalnya Ci. Meski secara filosofi adalah baik, mengingat sebuah kejadian tragis rasanya selalu bikin goresan luka itu bangkit kembali. Jadi saya gak kaget jika keluarga korban tampak histeris saat peresmian tugu ini.
BTW, waktu saya masih tinggal di Medan, di awal 80an, Toba, Brastagi dan Samosir masih “perawan” banget. Seiring dengan perkembangan zaman, kedua destinasi wisata prioritas ini tentunya sudah jauh lebih cantik. Semoga suatu saat bisa kembali ke Sumatera Utara dan menjadi penyaksi perubahan-perubahan yang elok dan memesona itu.
Bu Annie perjalananya udah panjang bangeet…
Smoga nanti bisa mampir ke Sumatera lagi ya bu…
Ternyata ada kisah tragis di danau Toba
Jadi pingin segera ke sini, ingin tau seluas apa
Pengalaman saya ke danau hanya bisa dilalui perahu, gak sampai ke kapal
Karena itu penting banget pembangunan tugu ya
SEbagai pengingat agar tidak terjadi lagi kesalahan yang sama
Ayo Ambu… ke Danau Toba lagi 🙂
Kak, terima kasih sudah menceritakan tentang tragedi KM Sinarbangun dan tugu untuk mengenangnya. Saya masih ingat berita itu. Turut bela sungkawa dan doa terbaik untuk semua korban dan keluarganya.
Selama 5 tahun tinggal di Pangkalan Brandan saya beberapa kali ke Danau Toba, pengin datang lagi karena anak kedua – yang lahir di Jakarta- belum pernah ke sana. Semoga ada rezekinya:)
Sama2 kak…
Smoga ada langkah bisa mampir lagi ke Sumatera Utara ya kak
ya merinding bacanya, ternyata ada kisah tragis begini di danau Toba, saya sendiri belum pernah ke sana tapi pengen sekali berkesempatan jalan-jalan ke sana suatu saat nanti ya
Smoga ada langkah mampir ke Danau Toba, ya, Mbak…
Ya Allah jadi keinget lagi tuh kejadian itu, baca beritanya dimana-mana waktu itu jadi ikutan worry dan ikut berduka atas korban meninggal dan 161 lainnya yang dinyatakan hilang, semoga kita selalu dlm lindungan Allah ya
Aamiin… smoga bisa main ke Danau Toba ya Mbak…
Turut berduka ya atas kejadian kapal KM Sinar bangun ini, semoga yang belum ditemukan segera bertemu dengan keluarganya masing-masing ya aamiinn
Sudah berlalu 5 tahun Mbak… sudah diiklhaskan keluarga
Terima kasih kembali untuk ucapan terima kasih karena sudah datang ke Danau Toba. Hehe… Udah lama banget waktu aku ke sana. Sekarang pasti sudah jauh lebih indah. Semoga keamanan transportasinya juga semakin diperhatikan.
Sama2 Mbak…. smoga bisa kembal berkunjung ke sini yaa
Justru wisata yang seperti ini yang akan mengingatkan kita akan kejadian penting di masa lalu, sehingga bisa dicegah. Thanks banget untuk sharingnya, Kak Tri Suci.
Sama2 Kak… terimakasih sudah membaca, hehee
Nama kapalnya bikin bergidik ya kak.
Namun sebagai pengingat dan tetap hati-hati dalam keadaan apapun.
Yups, Danau Toba jadi super prioritas, bahkan kalau gak salah masuk ke KEK juga ya kak?
Cuss traveling ke Medan kitaah
Ayooo, kak main ke Danau Toba, hehee
Kisah sedih pasti meliputi keluarga korban saat kejadian.
Perhatian yang diberikan pemerintah dengan membangun Tugu KM Sinarbangun semoga menjadi pengobat rindu meski dukungan ini hanya berbentuk sebuah monumen. Semoga kita semua bisa sama-sama saling mendoakan yang terbaik dan senantiasa berlindung kepada Allaa saat melakukan sebuah perjalanan.
Syahid in syaa Allaa~
Syahid, Aaamiin…
Jangan takut main ke Danau Tobam ya Teh…
yups kak aku juga masih ingat banget dengan tragedi itu, sama sebelnya nih kelebihan muatan membuat celaka ratusan orang hiks…
Iya, mbak smoga bisa jadi pelajaran untuk penguasaha transportasi