Belum lagi siang hari kami sudah sampai di pelataran Kota Tua. Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Sudah ada pengunjung tapi masih bisa dihitung dengan jari jumlahnya. Senang sekali rasanya saya bisa menginjakkan kaki di tempat impian di Jakarta. Ya, sesederhana ini tempat impian saya
Sebelum banyak beraktifitas, Menyusuri pelataran dengan berjalan santai adalah sebuah pilihan tepat sebelum tempat itu menjadi lautan pengunjung. Beruntungnya lagi, matahari pagi itu sungguh-sungguh menyegarkan. Tak terlalu terik tidak juga dingin. Cukup syahdu.
Ternyata suasana Kota Tua tidak sesederhana seperti yang terlihat dibanyak feed instagram yang sebelumnya sudah kustalking. Bukan sekedarsepedatua berwarna-warni, bukan sekedar kafe Batavia dan museum. Bahkan museumnya saja ada beberapa macam. Ah, saya seperti mendapat bonus. Yang awalnya cuma pingin foto dengan sepeda tua, ternyata bisa sekaligus banyak belajar.
Wisata Kota Tua
Ntah kenapa kedatangan saya ke Jakarta 4 tahun lalu tak terpikir adanya Kota Tua. Padahal tempat inii termasuk tujuan wisata utama para pelancong. Ternyata penting sekali merencanakan perjalanan apabila ingin berwisata. Jadi ketika sudah sampai dilokasi ngga kebingunan mau kemana.
Kota tua terletak di jalan Fatahillah no. 2, Jakarta Barat. Tepatnya disebelah kiri Stasiun Jakarta Kota atau depan gedung BNI.
Istimewa…
Itulah satu kata yang tampaknya patut saya sematkan untuk Kota Tua. Satu wilayah yang mempunyai banyak cerita, banyak sejarah dan keromantisannya sendiri. Meskipun letaknya ada ditengan hiruk pikuk Jakata, tapi ketenangan sangat terasa saat ada didalamnya. Bangunan tua peninggalan Belanda berkumpul dalam satu komplek dan terlihat masih kokoh dan terawat dengan baik. Walaupun belum pernah tinggal dan menetap lama di Jakarta, saya seperti bisa merasakan dan membayangkan suasana Jakarta tempo dulu yang begitu kental terasa. Tak heran jika banyak sekali pengunjung membawa kamera untuk mengabadikan suasana Kota Tua yang memang ciamik. Penyuka Fotografi pasti tak ada yang melewatkan tempat ini.
Kota Tua dulunya merupakan kawasan yang dibangun oleh koloni Belanda sebagai pusat perdagangan Asia. Batavia, itulah sebutan untuk kota Jakarta waktu itu. Tahun 1942 pada masa penjajahan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan menjadi ibukota Negara sampai sekarang. Tahun 1972 oleh Gubernur saat itu, Ali Sadikin menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan dengan tujuan melindungi segala peninggalan yang ada. Terbukti segala sesuatunya sangan terjaga dan terawat.
Banyak sekali aktifitas yang bisa kita lakukan bila berkunjung ke Kota Tua. Baik aktifitas sekedar untuk bersenang ataupun sekaligus menambah ilmu. Bagaimana tidak, hamper semua hal yang ada di Kota Tua ini sarat akan sejarah. Karna keterbatasan waktu, saya tak sempat memasuki seluruh museum disini termasuk kafe kafe yang katanya instragamable semua. Bahkan saking terkagum-kagum dengan bangunan lama, saya sampe lupa untuk berfoto dengan sepeda warna warni plus topinya. Itu sebabnya saya bertekad ngga akan melupakan foto dengan sepeda bila berkesempatan berkunjung lagi. Hehe…
Masuk kawasan komplek Kota Tua ini gratis. Hanya dikenakan tarif jika memasuki tempat tertentu seperti museum.
Museum Fatahillah
Jakarta sebagai ibukota RI mempunyai catatan sejarah yang teramat panjang. Perjalanan sejarah ini masih bisa kita kenang bila berkunjung ke Museum Fatahillah. Disini kita bisa menelusuri berbagai macam peninggalan sejarah baik diera penjajahan hingga masa setelah kemerdekaan.
Museum ini awalnya merupakan gedung Balai Kota yang diresmikan oleh Gubernur JendralAbraham Riebeeck tahun 1710. Baru pada tahun 1968 secara resmi diserahkan pada Pemda DKI dan diresmikan sebagai museum sejarah Jakarta tgl 30 Maret 1974 oleh bapak Ali Sadikin, 2 tahun setelah dijadikannya Kota Tua sebagai situs sejarah oleh beliau.
Museum Fatahillah menyimpan kurang lebih 23.000 barang koleksi, namun hanya sekitar 500an saja yang dipamerkan. Akan tetapi pengurus secara berkala merotasi setiap koleksi agar bisa dilihat pengunjung seluruhnya. Koleksi barang bersejarah baik itu yang asli maupun replika yang diletakkan pada beberapa ruangan sesuai dengan periode asalnya. Ruang-ruang tersebut masing diberi nama seperti Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung dan Ruang MH. Thamrin. . Diantaranya lukisan Gubernur Jendral VOC, koleksi senjata, perabotan antik, keramik, alat pertukangan hingga prasasti.
Dibagian bawah museum juga terdapat penjara bawah tanah. Menyaksikannya membawa kembali kemasa penjajahan betapa berat hukuman bagi pembangkang kala itu.
Kesan pertama dengan Kota Tua ini membuat saya punya rencana bila diberi kesempatan ke Jakarta lagi, Kota Tua menjadi akan jadi tempat yang wajib saya datangin. Saya tak akan pernah bosan
Tips Berkunjung ke Kota Tua:
• Bila ingin maksimal eksplor seluruh kawasan, lebih baik hindari berkunjung dihari libur supaya tidak terlalu ramai
• Datang dipagi hari demi menghindari hiruk pikuk pengunjung agar hasil foto juga lebih memusakan
• Bawa topi sebagai pelindung dari sengatan matahari apabila menjelajahi kawasan outdoor terlebih pada musim kemarau
• Bawa air minum supaya ngga dehidrasi
• Jangan lupa jaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya
Salam jalan-jalan
Wah murah meriah 5000 aja udh bs nikmatin sejarah batavia..
iya betul mas… 🙂