Kincir Raksasa ala Belanda di Loken Barn Resor Tanah Karo – Setelah makan siang di Warung Fitri, Merek, segera kami lanjutkan perjalanan menuju lokasi wisata baru yang lagi hits. Letaknya ngga terlalu jauh dari simpang 4 Merek. Perjalanan kesana sempat dihadang gerimis rapat. Tapi karena jarak yang ngga terlalu jauh, kami putuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan meski jaket dan celana akhirnya basah kuyup di bagian depan.
Gerimis semakin menjadi saat kami mulai berbelok ke arah pintu loket masuk. Mau ngga mau memang harus singgah, sebab tak mau ambil resiko masuk angin karena kehujanan setibanya di bumi perkemahan Paropo nanti. Jadi tujuan utama kami memang berkemah di Paropo. Tapi sengaja singgah di beberapa lokasi wisata yang searah. Salah satunya Loken Barn ini.
Releted Post: Berkemah di Paropo, Tepian Danau Toba
Bermodal 20ribu/orang sebagai syarat masuk Loken Barn, nominal yang menurut saya bisa pas bisa juga sedikit terasa mahal. Sebagian spot sedang dalam tahap pembangunan sehingga sedikit mengurangi estetiknya kalau dipandang secara keseluruhan. Dulu, masih awal-awal berdiri, HTMnya malah hanya 10ribu saja. Kita lihat nanti, setelah rampung seluruhnya apakah tarifnya kembali naik. Semoga saja tidak, sebab untuk menarik wisatawan salah satunya adalah HTM yang sewajarnya.
Karena tak ada tanda-tanda hujan mereda, kami langsung menuju gardu pandang sebagai spot foto utama di bagian bawah. Nekat berfoto ditengah rintik hujan yang kian rapat. Dulunya tempat ini hanyalah ilalang-ilalang, sekarang berubah jadi bangunan modern. Antara tanah datar dan jurang, disekat dengan dinding kaca bening setinggi dada orang dewasa. Disini memang lokasi yang pas untuk mengambil gambar sebab dengan latar bentangan Danau Toba dan angel yang bener, akan menghasilkan foto yang cantik. Hujan menyebabkan setengah dari view tertutup kabut, begitupun, Danau terbesar pertama di Sumatera yang mengalahkan Danau Ranau ini akan selalu bisa menampilkan pesonanya dalam kondisi apapun.
Saya melipir kederetan kursi di sisi restoran untuk menghindari gerimis. Beberapa saat saya bengong sambil memandang gardu foto yang telah kosong sebab ditinggalkan pengunjung yang lari berteduh. Tapi saya semakin merasa antusias memerhatikan Danau Toba tanpa penghalang apapun. Menonton air yang jatuh menghilang dalam sekumpulan ilalang. Kabut yang bersatu dengan mendung menutupi gunung-gunung dan menyisakan pemandangan air danau berwarna gelap tapi justru semakin menampakkan sisi mistisnya sebagai danau yang kedalamannya tak terukur itu. Apa saja gerangan yang ada di dalamnya, ya…
Loken Barn Resort
Loken Barn ini sesungguhnya adalah sebuah penginapan dengan view Danau Toba. Ketenangan dan cantiknya panorama merupakan satu hal yang paling dijual disini. Meski pembangunannya belum semua rampung, tapi pengunjung sudah ramai berdatangan. Tentu saja tujuan utamanya untuk mengabadikan suasana yang katanya mirip negeri Belanda ini dalam kamera sebagai pembuktian bahwa kaki pernah berpijak disana.
Dua bangunan utama sebagai penarik adalah kafe dan rumah kincir angin. Keduanya memiliki konsep yang unik sehingga paling sering jadi latar berfoto. Namun demikian ada 5 bangunan utama lainnya yang bisa dijadikan tempat berswafoto:
Rumah Kincir Angin
Bangunan pertama yang menjadi maskot dan pusat perhatian karena berada di deretan paling depan dari lokasi ini adalah Rumah Kincir Angin. Letaknya di sebelah kiri dan berdiri pada sebidang tanah yang ditumbuhi rerumputan. sekelilingnya terdapat taman dengan ornamen air mancur dan sungai buatan kecil serta jembatan merah melengkung. Dari atas rumah kincir angin yang tinggi ini, kita bisa memandang area keseluruhan Loken Barn dari ketinggian. Rumah Kincir Angin ini sangat mirip dengan aslinya yang ada di Belanda. Tapi saya lihatnya dari google, sih. Bedanya, di Belanda rumah ini ada di area persawahan. Kalau di sini, ada di pinggiran Danau Toba.
Di kota Medan ada komplek perumahan yang juga tempat wisata dengan konsep serupa bernama Merci Barn. Bisa jadi pengembangnya merupakan orang yang sama, ya. Medan bisa dibilang kota yang majemuk. Segala suku dan agama tinggal dan berkumpul disini serta hidup berdampingan dengan damai. Kalau dengar kota Medan, biasanya akan identik dengan orang Batak dan sapaan “HORAS”. Tapi sebenarnya, kota Medan ini adalah tanah Melayu, loh. Istana Kesultanan Deli merupakan salah satu pembuktiannya. Jadi sapaan yang pas adalah “AHOI” yang merupakan sebuah kata dari Bahasa Melayu untuk memberikan sambutan.
Kalau kamu datang ke Tanah Batak khususnya Toba baru deh teriak HORAS dengan penuh semangat :).
Nah di Loken Barn ini karena berada di daerah Karo, sambutannya adalah “MEJUAH-JUAH”
Sekilas info biar nanti ada kesempatan berkunjung ke Medan ngga pada salah, yaa. Tapi andai salah ya ngga bikin orang Medan jadi ngamuk, kok… hehee
Related Post: Bersama Mowiee, Keliling Medan Kota Jadi Seru dan Nambah Ilmu
Penginapan Estetik
Masih mengusung ala negara Belanda, penginapannya pun demikian. Deretan kamar berada di sisi kanan menghadap ke rumah kincir angin. Kamar dengan desain mirip rumah komplek Belanda dengan warna monokrom. Dinding dominan putih dengan atap hitam membentuk sudut runcing serta garis garis hitam pada sebagian sisinya. Untuk latar berfoto, kamar-kamar ini sangat elegan sekali.
Deretan kamar-kamar ini dibuat seperti komplek perumahan. Masing-masing kopel ada kamar yang saling berdekatan. Layaknya tetangga rumah yang masing-masing kopel dipisahkan oleh sebaris taman bunga.
Related Post: Gunung Tangkuban Perahu dari Moscato Hotel
Sungai Kecil
Antara kincir angin dan penginapan ini dipisahkan oleh sebuah jalan yang merupakan akses utama menuju kafe dan gardu pandang. Sepanjang jalan, sisi kanan merupakan deretan kamar dan ditumbuhi bunga hias pada sisi-sisi tebingnya. Pada sisi kiri, miniatur sungai kecil lengkap dengan tebing-tebing dan air terjun yang mengalir sepanjang arus dan melewati jembatan merah lalu bermuara pada sebuah kolam kecil.
Di depannya sedikit terhampar rumput halus yang tersusun rapih. Dibatasi pagar besi, adalah lembah dan perbukitan hijau terhampar luas sejauh mata memandang.
Related Post: Sari Ater, Pemandian Alam Air Panas Jernih nan Memesona
Kafe Loken Barn
Bangunan ini berdesain portico ini seolah menjadi landmark lain setelah kincir angin. Bedanya disini bisa duduk-duduk cantik sambil makan minum dan terhindar dari cuaca panas ataupun hujan.
Perpaduan tiga warna cerah yaitu merah putih dan hijau menjadikan bangunan ini paling dominan diantara yang lainnya. Bangunan ini satu-satunya yang diberi label “loken Barn” membuatnya jadi spot foto terlaris.
Related Post: Suatu Sore di Dope Berastagi Restaurant yang Cozy dan Estetik
Gardu Pandang
Tempat paling pavorit anak-anak muda yang doyan swafoto. Gardu pandang ini ada dua spot, dibagian bawah dan atas. Keduanya punya latar yang sama, yaitu Danau Toba tapi dengan sudut pandang yang berbeda.
Berada di ujung pembatas, membuat kita selalu berdecak kagum dan urung mengalihkan pandangan pada pesona Danau Toba. Dengan dinding kaca transparan dan pagar kayu yang kokoh serta lantai kayu yang bebas licin serta ada di posisi tanah tertinggi, bangunan ini didesain sedemikian rupa supaya pengunjung bisa leluasa memandang luasnya Danau kebanggaan warga Sumatera Utara ini tanpa penghalang apapun.
Fasilitas di loken Barn
Demi kenyamanan pengunjung, sudah selayaknya sebuah objek wisata menyediakan fasilitas umum standar yang dibutuhkan. Begitu pula di Loken Barn Resort ini. Pengelola sudah menyediakannya untuk bisa digunakan diantaranya:
- Area parkir memadai
- Toilet bersih
- Kafe yang sekaligus ruang berteduh / istirahat / nongkrong
- Spot foto
- Penginapan
Satu fasilitas primer yang mereka luput adalah musolah. Seingat saya, ngga menemukan fasilitas ini selama disana. Sayang sekali, padahal meski pengelola bukan muslim, tapi sudah selayaknya fasilitas ini ada di tempat publik. Karena ngga semua pengunjung muslim berstatus musafir, kan. Semoga yang seperti ini jadi perhatian para pengusaha, ya…
Warga Sumatera Utara yang suka dengan suasana alam berpadu dengan budaya lokal dan interlokal, wajib berkunjung kesini minimal sekali. Anggap saja sedang simulasi berkunjung ke Negeri Belanda, ya, kan?
duh bagus banget pemandangannya, jadi pengen kesana :’)
Keren banget ya pemandangannya, berasa di Belanda nggak sih?
Jadi mupeng pengen ikutan ke sana.
Duh semoga dimampukan bisa mengunjungi tanah Karo, dan mampir ke sini 😀
Paling suka baca travelingnya Mbak Suci
Karena gak tau kapan saya bisa menjejak Sumut, walau Loken Barn mirip wisata di Bandung ya?
asli kereeeen banget ini kak, wah saya jadi mupeng pengen liburan kesana. suasananya indah banget
Suka banget sama bangunan resortnya. Baru lihat fotonya aja, langsung merasa bakal suka nih saya ma cuacanya. Pengen banget deh saya ke sini. Semoga bisa kesampaian
Wah asyik banget nih main ke tempat begini, ya. Adeeeem tempatnya. Makan yang anget-anget, minum kopi, bareng keluarga tercinta atau sahabat, dijamin seru. 🙂
MashaAllah. Cakep banget tempatnya Kak Suci. Cocok banget untuk me time dan liburan dalam jangka waktu yang lama. Pemandangannya apik, tempatnya juga terlihat bersih dan nyaman. Plus berlimpah spot foto yang apik seperti yang terekam dan ditampilkan di artikel ini. Confirm. Kalau ke Medan lagi, saya akan spare waktu untuk menginap di sini.
BTW, benar banget itu Kak. Semoga nanti/kedepannya, manajemen resort akan menyediakan musholla bagi para pengunjung. Bisa saya bayangkan khusuk nya sholat di tempat yang senyaman ini.
Benar stimulasi ke Belanda sambil ngumpulin duit kesana ke danau Toba aja dulu tepatnya loken barn
Kalau lihat fotonya gak nyangka bahwa itu di negeri kita hehe. Apalagi didukung sama awan yang mendung, makin dapet suasananya cakepnya. Pas baca ulasannya, wah cakep nih jadi destinasi liburan 🤩
Suasananya mendukung banget jadi berasa di negara kincir angin beneran gitu ya. Apalagi kalau bunga tulip diperbanyak di sana. Semakin kental deh kebelandaannya di tanah Karo ini
Wah seru juga
Di Tanah Karo ada wisata seperti ini
Bisa disebut Little Holland ya mbak
Berasa dijajah lagi gak sih hahaaa tapi memang bangunan ala Eropa gitu bikin pemandangan klasik ya tapi bikin kagum juga heheee
Wah keren pemandangannya mba. Bisa liat suasana tanah karo dari gardu pandang ya
Wah resortnya keren ya. Viewnya kayak di Belanda beneran. Kincir angin dan bangunannya mirip dengan yg ada di Belanda. Mau dong diajak ke sana.
Wah kincir angin raksasa ala Belanda ada di tanah karo jugalah rupanya. Semoga suatu saat bisa berkunjung ke sana juga.
AHOI!
Mejuah-juah!
Bagus banget tempatnya mbak, kalau pembangunannya udah selesai, pasti bakal makin bagus lagi nih, apalagi kalau pepohonannya itu sudah tumbuh rimbun daun-daunnya. Semoga tiket masuknya nggak naik ya harganya
Belum pernah menginjak tanah Sumatera sama sekali. Pengenlah suatu saat ke sana, mimpi dulu, semoga ada jalan untuk mewujudkan. Penasaran jadinya ke tempat kincir raksasa ini, suasananya kayak di manaaa gitu yaa..lihat penuh kabut gitu juga.
Bagus ya tempatnya. Dilihat dari fotonya kayak adem banget nuansa nya. Menurut aku tempat wisata emang paling top kalau fasilitasnya lengkap ya jadi gak repot kalau mau ke toilet mau solat mau makan dan lain lain