Tracking di Trandingcamp Sikabung-kabung – Ini merupakan yang ketiga kalinya kunjungan saya ke Trandingcamp Sikabung-kabung. Kalo ada yang nanya, kenapa sih bisa bolak balik ke sini? Udah jalannya jelek, ngga ada listrik, banyak sungai lain juga dll dsb.
Malah justru itu kelebihannya. Salah satunya karena masih dekat dengan kota Medan. Kemudian, akses satu-satunya berupa jalanan berbatu yang banyak digenangi air serta perjalanan menuju sungai dengan medan naik turun yang curam itu adalah tantangan awal nya untuk bisa menyentuh air sungai yang dingin dan jernih ini.
Live in nature, adalah slogan dari Trandingcamp Sikabung-kabung. Jadi kalau semua serba dibikin modern, ya ngga sesuai lagi dengan visi misinya, dong.
Tapi emang semua ada target pasarnya, sih. Yang suka alami dan apa adanya, ya, silahkan kesini. Kalau mau lebih modern juga banyak pilihan lain.
Related Post: 5 Objek Wisata Terbaru di Tanah Karo
Btw, setelah dua kali berkunjung dengan tujuan untuk camping dan main di sungai, kali ini, kami punya misi sedikit berbeda. Mengetahui adanya jalur hiking baru, kami pun ngga mau ketinggalan untuk ikut mencoba.
Yang belum tau alamat Sikabung-kabung, kamu klik ini, yaa. Disitu sudah pernah saya tulis lengkap gambaran alamat, perjalanan dan situasi Sikabung-kabung. Biar ngga ngulang-ngulang, hihiii
Apa itu Hiking
Selama ini saya cuma sering nyebut-nyebut tracking dan hiking, tapi ngga tau apa bedanya. Mungkin ada yang samaan? Cari tahu dulu deh, ah, biar ke depannya ngga malu-maluin karena salah penempatan.
Situs World Expedition, membedakan makna dari istilah tracking dan hiking yang saya simpulkan sendiri:
Tracking bisa diartikan sebagai sebuah aktivitas perjalanan atau pendakian yang panjang, bisa sampai memakan waktu hingga beberapa hari. Lokasinya juga lebih terpencil dengan medan dan cuaca yang lebih extrim dan menantang dengan lebih sedikit akomodasi. Jadi kudu bawa tenda dan perlengkapan sendiri .
Hiking adalah kegiatan berjalan kaki di jalan setapak sambil melewati pegunungan, semak-semak, hingga kawasan pedesaan. Perjalanan selama hiking cenderung lebih pendek, kemudian jalurnya juga relatif sudah bersih karena telah dibuka sebelumnya untuk umum.
Sudah jelas bedanya. Jujurly, bahkan saat membuat artikel ini, saya masih menggunakan istilah tracking, loh. Untung sebelum dipublish kepikiran untuk riset dulu, ya. Jadi bisa buru-buru diedit, deh.
Kalau nekat dipublish informasi yang salah dengan begitu pe-denya, kan jatuhnya udah menyesatkan, malu-maluin pula.
Oke, lanjuut…
Hiking di Trandingcamp Sikabung-kabung
Berbekal nasi, buah dan ayam bakar, pagi itu kami melaju menuju Trandingcamp Sikabung-kabung. Dari Medan, paling lama perjalanan satu jam saja. Iya, dekat sekali jaraknya. Ngga perlu dibebani dengan keharusan menginap juga.
Sampe di lokasi, sekitar pukul sembilan pagi, guidenya masih tidur, dong, hahaa. Maklum, guidenya jalur non profesional alias “kawan-kawan awak juga” kalo kata orang Medan. Waktu menunggu dia bangun dan bersiap kami pergunakan untuk sarapan dan duduk santai di tepi sungai.
Keuntungan datang pagi adalah kita punya previlage menikmati suasana sungai yang masih sepi dan bersih. Berasa punya sendiri dan bisa melakukan apa-apa dengan bebasnya.
Lalu, kenapa harus pakai guide? Karena tujuan kami bukan untuk camping dan main air di sungai. Tapi mau hiking ke hutan. Kegiatan yang pertama kali akan kami icip disini.
Lagi-lagi perjalanan kami didukung semesta. Cuaca bagus banget, cerah tapi ngga terik, mendung juga ngga yang gelap banget, alhamdulillah.
Related Post: Perjalanan Nekat ke Sebuah Hidden Gem di Deli Serdang (Trandingcamp Sikabung-kabung Part 2)
Bertemu Bunga Langka
Kami awali dengan menyeberangi sungai untuk bisa masuk ke gerbang hutan. Trek pertama langsung berhadapan dengan tanjakan berupa undakan dengan balutan lumut yang bikin pijakan menjadi licin.
Hutan ini termasuk lebat, membuat tanah jarang disinari matahari. Ini yang menyebabkan semua yang ada di bawah termasuk tanaman pendek dan pijakan cenderung selalu lembab bahkan basah.
Beberapa meter pertama, langsung ketemu pohon bunga bangkai. Ini bukan kali pertama saya lihat pohonnya, tapi baru ini saya tahu kalau itu adalah pohon bunga langka. Sayangnya, bunga bangkai ngga selalu bisa berbunga.
Jalur hiking seluruhnya juga belum benar-benar terbuka. Sesekali, kami masih harus menyingkirkan ranting-ranting pohon bahkan melompati batang pohon tumbang yang menghadang jalan. Beberapa dari kami bahkan harus terpeleset dan terperosok serta merosot, sebab tidak bisa menyeimbangkan badan saat melewati jalur turunan yang licin.
Hutan ini ditumbuhi berbagai jenis pohon yang saya ngga kenal namanya. Tapi kebanyakan adalah pohon pinang dan aren. Yup, Kecamatan Kutalimbaru memang terkenal sebagai penghasil nira dan gula aren yang asli.
Selebihnya adalah sayur-sayuran yang dengan bebasnya bisa dipetik. Pucuk daun ubi, selada air dan pakis tumbuh subur dan tersebar dimana-mana. Langsung dah ketahuan yang mana emak-emak, kan. Kalau bawa karung aja, bisa banget jualan selepas hiking, haha
Di satu titik, guide menemukan bunga bangkai yang sedang berbunga. Woow ini sih bonus untuk peserta. Meski wujudnya kecil, tapi cukup mampu menuntaskan rasa penasaran akan bentuk dan wujud tanaman langka yang dilindungi ini.
Bukan cuma sekali, disela-sela ngerambas sayuran, kami dipertemukan lagi dengan bunga langka yang tertutup dedaunan. Kalau bukan mata guide yang jeli dan hapal medan, kami ngga bakalan nyadar itu adalah bunga langka.
Sumber Mata Air dan View Gunung Sibayak
Sejauh ini, jalur hiking yang pernah kami sambangi, belum ada perbukitan dengan view yang gagal. Saat hiking di Taman Wisata Sibolangit, pemandangan perbukitan dan hutan indah dipertontonkan dengan leluasanya. Begitupun di jalur hiking Sikabung-kabung ini.
Perbukitan dengan hutan hijau alami masih bebas dipandang tanpa cela. Pun Gunung Sibayak, nampak dari salah satu trek perbukitan. Meski habis jatuh bangun di jalur licin, rasanya hilang segala sakit oleh perjumpaan dengan bunga langka dan view Gunung Sibayak. Meski sedikit tertutup pohon kemiri, hahaa
Related Post: Kalau Beruntung, Bisa Melihat Rangkong Julang Emas di TWA Sibolangit
Tak jauh dari situ, kami sengaja mendatangi sebuah sumber mata air kecil. Airnya begitu jernih, dan segar. Tanpa pikir panjang, langsung ditenggak sebagai obat dahaga selama perjalanan yang entah kenapa tak seorangpun membawa bekal air minum. Disekitarnya masih saja banyak sayuran yang bisa diramban (petik). Selama tangan masih cukup menampung, petik aja semua, petik! Mumpung yang punya ngga ngelarang 😀
Oiya, fyi, guide kami bernama Ahmad Darlin Sinulingga. Beliau adalah pengelola sekaligus anak dari pemilik ladang (hutan) di sepanjang area hiking, sungai dan kebun disekitaran Trandingcamp Sikabung-kabung. Jadi, untuk meluruskan, kami memetik sayuran sudah atas izin pemiliknya, ya, guys… 🙂
Diserbu Pacet
Meski geli dengan semua jenis binatang melata, saya selalu bisa mengatasinya kalau diimingi-imingi dengan kegiatan main di alam. Sejauh binatangnya masih kategori bikin geli aja, Insyaallah rasa takut bisa dikendalikan. Kecuali ketemu ular besar atau binatang buas, mungkin saya langsung kapok.
Pacet, binatang kecil penghisap darah kotor ini memang akan selalu ada di area lembab dan dipenuhi tumbuhan. Saking kecil dan lincahnya, kita ngga tau kapan dia naik, tau-tau udah nempel aja. Sebagian besar ada di kaki sampai betis, ntah gimana caranya dia bisa masuk menerobos ke celana olahraga yang ketat dibagian mata kaki. Adek saya, bahkan ada 2 ekor ngikut ke badannya selama perjalanan hiking sampai kembali ke area sungai. Kebayang, ngga, udah seberapa gendutnya itu pacet?
Panen Selada Air
Selama kurang lebih satu jam menjelajah hutan, bertemu bunga langka, minum di sumber mata air dan memetik daun ubi serta pakis, kami mengikuti jalur untuk kembali ke area sungai dan camping ground.
Sebelum kembali main air dan bersih-bersih, kami panen selada air dulu di sungai kecil dekat dengan kebun. Selada air, kalau di Medan disebut dengan sayur paret/parit. Padahal tanaman ini lebih sering ditemukan di rawa-rawa ketimbang di parit.
Saya suka sekali sayuran ini. Rasanya manis dan kalau dimasak, batangnya masih kriuk-kriuk. Biasanya diolah dengan ditumis atau direbus untuk sayuran urap, pecal atau lalapan. Saking sibuknya panen selada air, sampe lupa ambil kincung, deh.
Tips Hiking ke Trandingcamp Sikabung-kabung
Ngga butuh persiapan khusus untuk hiking disini. Hanya saja, untuk mendapatkan pengalaman yang maksimal, ada baiknya ikuti tips ini, deh yaa…
- Mulai dari pagi hari saat udara masih segar dan matahari belum bersinar terik
- Meski diawali dengan menyeberang sungai, usahakan untuk tidak sampai basah dari paha ke atas. Sebab, dengan pakaian basah bisa mengurangi kenyamanan saat perjalanan (kedalaman sungai setinggi pinggang orang dewasa dan ada pijakan berupa bebatuan).
- Pakai alas kaki yang nyaman dengan pijakan dan tapak yang tidak licin. Bisa sepatu khusus air bisa juga sendal gunung. Pengalaman kemaren, sebab terjatuh bukan hanya karena kurang keseimbangan badan, tapi juga karena alas kaki yang licin. Terpaksa sendal dicopot dan harus rela kaki ayam.
- Pakai pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Pakai celana joger atau ketat pada bagian mata kaki dan pakai baju/kaos/tengtop sebagai dalaman dan masukkan ke dalam pinggang celana untuk menghindari masuknya pacet lebih banyak ke area badan.
- Bawa wadah / kresek untuk menampung sayuran, (ini penting) hahaha
- Hindari membawa barang yang berlebihan, cukup backpack ringan saja untuk membawa barang-barang penting yang dibutuhkan selama hiking.
- Sarapan yang cukup. Jangan hiking dalam keadaan lapar.
- Ikuti selalu langkah guide, jangan pinter-pinteran bikin jalur baru kalau belum paham kondisi medan
- Jangan tinggalkan sampah dan coret-coret di hutan
- Hikinglah dengan riang gembira 🙂
- Jaga sikap dan tutur kata dan jangan lupa tetap berdoa
Galeri Foto
Pas lihat si bunga langka aku ngebatin, “ini kalau aku ketemu langsung paling cuma tumbuhan liar atau rumput.” Pas scroll ke bawah, baru keliatan kalau bunganya emang unik dan jarang terlihat.
Aku tergelitik sama nama daerah ini 🙂 sikabung. Monmaap jadi keingat kata “berkabung”. Untungnya panoramanya cakep dan jelas bikin hepi nggak kayak kalau lagi berkabung yang bikin sedih hehe.
Aku belom pernah hiking, dan penasaran tapi di Palembang gak ada tempat buat hiking. Hiks.
Dan iyaaa, aku jg belum terpikirkan nanya kenapa namanya sikabung2 yaa, haha. Next harus ditanya
Hiking di TrandingCamp Sikabung-kabung kayaknya bisa jadi petualangan seru yang patut dicoba! Mulai dari panen selada air sampe diserbu hewan pacet, semuanya bikin adrenalin naik. Sumber mata air dengan view Gunung Sibayak? Beneran surga dunia kayaknya! Terus, bertemu bunga langka? Wah, jadi kayak bintang dalam film petualangan. Seru banget deh, ini tuh lebih dari sekadar hiking biasa, tapi sebuah petualangan nyata!
Betul, mbak… enaknya hiking tuh ya gini, ketemu hal2 yang di luar dugaan. Itu kaya dapet bonus deeh
Kak Suciii.. kalau hiking tuh kudu pakai baju yang terang gonjreng gitu kah?
Hehhe, aku suka banget sama style-nya ka Suci. Detailing gak hanya model tapi juga manfaatnya ketika hiking.
Sejujurnya, kalau gak biasa main ke hutan, Trandingcamp Sikabung-kabung ini termasuk yang tingkat kesulitannya low, medium, atau high?
Kebayang sih yaa.. misalnya hiking tanpa alas kaki dikarenakan salah memilih OOTD atau alas kaki yang sesuai, pasti malah merasakan hutan dengan 5 indera sekaligus. Aga geliiii kalo salah nginjek hewan mbut-mbut.. ((yang lembut))
Hahaa biar hutan lebih berwarna aja, Teh, ngga ijo mulu…
Kalo yang masih pemula tingkat low sih, karena sebenernya kaya kita berkunjung ke ladang sendiri aja. Iya sih geli kalo nginjek binatang licin2 dan mbut2 gitu, hiiiiiiiii
Aku kemarin ke Hutan Bakau, ka Suci dan gitu yaa..Aku saltum. Aku pake sepatu licin, gak nyangka ujan deres.
Mau mager, tapi kapan lagi main ke Hutan.
Gaasss laaah..
Ya itu, pengalaman nginjek tanah abis kenak ujan ((dan masih gerimis juga)).. cantik siih.. Aku jadi mengagumi kakiku yang kena Lumpur…😁
Hahaaa lagian siapa yang mau mengagumi kaki sendiri kalo bukan kita sendiri ya, Teh…
Hahahahahaha…oiyayaa…kok Aku baru inget, itu kakiku sendiri…🤣🤣
Tulisannya Suci semakin lama makin fun menurut saya. Apalagi saat menceritakan pengalaman menyentuh alam seperti hiking yang seru ini. Saya serasa sedang ikutan hiking, sembari menikmati sekian banyak kejadian seru selama dalam perjalanan. Saya tidak dalam usia yang bisa melakukan perjalanan seperti ini. Tapi selalu senang baca cerita lengkapnya Suci.
Tinggal satu yang belum melengkapi nih Ci. Foto-foto yang lebih fokus dengan resolusi yang lebih baik. Kursus motret Ci biar tambah keren foto-fotonya.
Nah iya, Bu… itu kebanyakan vidoe diSS, hihii…
Lupa stok foto
Btw, Suci emang pingin kaliii belajar moto…
Daku juga salah nyebut kak, haha.
Ternyata ya tracking itu panjang ya perjalanannya. Dan memang kudu pakai alas kaki yang tepat, biar gak pegel kakinya.
Dan luar biasa perjalanan Kak Suci kali ini,.apalagi ketemu Pacet pula. Wuaah..
Pacet nih emang ganggu konsentrasi aja deh…
Wah, seru banget mbak
Terus explore jalur jalur hiking baru
Pasti dapat pengalaman baru juga ya, bisa ketemu tanaman langka juga
Seruu
Iya mbak, ketemu bunga langka itu bonus banget untuk peserta
Saya juga termasuk yg masih sering nyebut tracking walau udah browsing *kudu dijewer nih, hehe *
Hiking Trandingcamp Sikabung seru dan beragam jalurnya ya, pulangnya malah bisa metik salada air. Hiking di alam yg masih alami itu, sensasinya beda dengan yg sudah banyak campur tangan manusia.
Cerita hikingnya mengingatkan masa-masa saya suka bermain ke hutan kalau lagi mudik, sekarang sudah lama gak dilakukan, jadi kangen. Tapi kalau di kampung saya kalau hutan yang biasa dijadikan tempat hiking itu pulangnya pada metik daun pakis muda. Mudah-mudahan alam Sumatera tetap terjaga.
Seru ya mbak…
Masi bisa loh kalau mau hiking, cari jalur yang gampang mbak, nti kalau udah terbiasa lagi cari jalur yang sulit.
hahaha… duh emang dasar mamak-mamak ya, hiking aja begitu nemu sayuran segar, langsung keingat dapur dan semangat buat metik. Eh tapi siapa juga yang mau melewatkan selada, pucuk ubi dan pakis segar yang tentunya bebas dari pestisida.
Duh baca bagian ada pacet, kok saya auto geli dan merinding
ada lagi kincung mbak, tapi saking sibuknya sma selada air jadi lupa deh…
Asli sih abis main ke hutang hiking gini pikiran langsung fresh ya kak. Seru melihat ijo-ijo gitu nggak terasa capeknya apalagi kalau barengan bareng bestie gini
Yang bikin makin seru karena bareng bestie emang mbak
Segarnya mata air dan view Gunung Sibayak, wah seolah ikut merasakan nih kak, bagus banget.. duh seru banget yah bisa Hiking seperti ini. Apalagi panen selada air wah auto kalap metik kalau aku ini hihi.. pikiran juga jadi fresh yah kak lihat pemandangan yang menyegarkan
Betul kak, capek tapi pikiran fresh…