jalan dan wisata

Melihat Rumah Bolon, Istana Kerajaan Purba

Senang rasanya saat mengetahui bahwa piknik kali ini kami akan pergi ke kawasan dimana terdapat satu rumah peninggalan kerajaan Purba. 

Saya memang suka sekali wisata sejarah. Mengetahui kisah dan riwayat serta perjalanan dari sebuah peninggalan membuat saya semakin haus akan ilmu dan informasi. 

Seperti halnya minggu lalu. Ketika berkunjung ke Rumah Bolon, saya masih mampu menceritakan dan menjelaskan setiap pertanyaan yang muncul dari anak anak. Setidaknya 80% dari apa yang saya dengar bertahun lalu masi segar dalam ingatan. Malu rasanya bila tak mampu menjawab pertanyaan anak anak yang kritis ktritis itu. Terutama Caca. Cahyo apalagi, ngga berhenti bertanya kalo dirasa jawaban mamanya ngga nyambung dan ngga memuaskan hatinya. Lagipula ilmu Guiding masi sedikit nempel jadi bisalah menjelaskan tanpa menimbulkan pertanyaan baru. Hihi… 

Ya, jaman kuliah tahun 2004, kunjungan ke Rumah Bolon masuk dalam daftar itinerary kegiatan tour kami. Saya rasa setiap tour travel di Sumatera Utara merasa wajib memasukkan Rumah Bolon sebagai salah satu destinasi yang disinggahi sebelum menuju Tanah Karo ataupun Parapat. Biasanya wisatawan asing lebih menyukai wisata yang bernilai sejarah disamping wisata alam. 
Terbukti kunjungan kami minggu lalu malah jauh lebih banyak turis asing daripada lokal. 

Saya juga memilih menyeimbangkan kegiatan piknik anak anak. Ngga melulu harus bersenang senang di kawasan wisata alam tapi selalu ada saat saat berwisata sejarah dan lainnya. Seperti museum, perpustakaan dan Rumah Bolon ini salah satunya. Berharap anak anak bukan hanya hobi jalan jalan tapi juga haus ilmu tentang sejarah di daerahnya sendiri. Alhamdulillaah saat dibawa berwisata sejarah, mereka belum pernah bosan. Malah antusias bertanya dan berkeliling. Seantusias bermain air 😀

Semoga terus begitu ya, nak 😊


Kerajaan Purba 

Ntah kenapa pada ngasi puntung rokok…

Sedikit heran saat memasuki kawasan komplek Rumah Bolon. Karena kondisi, baik bangunan maupun pekarangan sangat jauh dari kunjungan saya pertama kali di tahun 2004. Saat itu komplek ini sepertinya jauh lebih terawat dan apik. 

Komplek Rumah Bolon terletak di Desa Pematang Purba, Kecamatan Purba, Kabupaten Sumalungun. Bangunan atau dikenal dengan Istana Raja yang dibangun tahun 1515 ini, kondisi sekarang seperti bukan kawasan wisata. Padahal sudah termasuk kawasan yang dilindungi, loh. 

Sedikit gambaran kondisi bangunan seperti kurang diperhatikan dari segi kebersihan. Walaupun kayu kayu penopang bangunan masih sangat kuat tapi terlihat usang. Masa sih ngga ada pemugaran lagi atau setidaknya ukiran ukiran itu diperjelas dengan warna cat yang baru. Pekarangan yang ditumbuhi rumput panjang. Kolong rumah yang banyak sampah dan auranya ngga muncul. Sangat jauh berbeda dari tahun 2004. 

Lalu untuk apa ada Entrance Fee atau retribusi? Kemarin kalo ngga salah tarifnya 3ribu/orang. Saya rasa ngga pantas disebut restribusi karna ngga ada loketnya, ngga ada karcisnya dan yang mintain uang ibu ibu pake sarung. Malah tadinya kirain tukang jualan aqua. Atau harus diminta dulu karcisnya? Tau deh, setau saya yang namanya retribusi itu ya resmi dan lengkap. Kalo ini sih kutipan liar namanya… 

Rumah Bolon ini sebenernya punya siapa, sih? *caricarikotaksaran 😬

Seluruh rumah adat di Samosir sana bisa terawat semua masa disini yang cuma satu aja ngga bisa? 

Sungguh terlalu! 
Bangunan utama dan bangunan kecil lainnya masi lengkap. Ada sih salah satu bangunan yang rusak karna terbakar. Konon katanya karna arus pendek 

Salah satu bangunan yang terbakar

Kerajaan Purba bukanlah satu satunya kerajaan yang ada di wilayah Simalungun. Ada lima kerjaan besar yang menguasai beberapa wilayah seperti Siantar dikuasai oleh Raja Damanik, Tanah Jawa oleh Raja Sinaga, Pematang Raya oleh Raja Saragih, dan Pamatang Purba oleh Raja Purba. Kerjaan Purba ini pula merupakan pusat pemerintahan kerajaan tertua di wilayah Simalungun.  

Sejarah mencatat ada 14 Raja yang berkuasa sejak tahun 1624 sampe 1648. Raja pertama bernama Tuan Pangultop Ultop dan diteruskan turun temurun sampe Raja yang terakhir bernama Tuan Mogang. Tahun 1947, Tuan Mogang ini tewas dibunuh oleh rakyatnya sendiri karna udah merasa ngga cocok lagi dengan sistem kekuasaan yang dipimpin Raja. Konon katanya jasadnya sampe sekarang belum ditemukan. 

Bangunan di Kompek Rumah Bolon Purba 

Rumah Bolon dibangun dengan menggunakan kayu hutan. Tak ada unsur batu sama sekali. Istimewanya setiap kayu direkatkan tanpa menggunakan paku. Namun kondisinya masi sangat kokoh sampe sekarang. 

Bangunan utama dari istana ini terletak di tengah. Di dalamnya terdapat bilik atau kamar untuk ke 12 istrinya. Tidak ada sekat sama sekali. Di masing masing ranjang, ada tungku memasak untuk masing masing orang. 
Kemudian ada satu bilik kecil yang letaknya di bagian ruang tengah. Bilik ini merupakan tempat beristirahat raja bersama istri pilihan yang mendapat giliran 😊

Bilik para istri

Ada beberapa tanduk kerbau yang tergantung pada tiang rumah. Jumlah tanduk tersebut menunjukkan jumlah Raja yang pernah memerintah. 

Selain Istana Raja tersebut, ada 9 bangunan lain yang tersebar di satu komplek. Masing masing dengan fungsinya sendiri, diantaranya: 

1. Lopou. Selain untuk kamar tidur Raja, bangunan ini juga berfungsi sebagai ruang menerima tamu penting serta tempat untuk sidang khusus.

2. Balai Bolon. Merupakan tempat untuk bermusyawarah juga tempat balai peradilan. 

3. Jabu Jungga. Merupakan rumah untuk Panglima Tentara Kerajaan yang disebut sebagai Raja Goraha. Bangunan ini sudsh terbakar yang diduga akibat arus pendek. 

4. Rumah Bayu. Yang fungsinya tempat menginap tamu kerajaan. 

5. Balai Buttu. Tempat pengawal kerajaan yang tugasnya mengawasi para tamu. Tenang… Sekarang tamu tamu ngga diawasi lagi, kok😀

6. Pattangan Raja. Yang berfungsi untuk tempat bertenun para putri raja. 

7. Losung Bolon. Merupakan bangunan terbuka untuk tempat para istri raja menumbuk padi

8. Tuangan. Merupakan lumbung penyimpan padi

9. Jambur. Tempat para penjaga kuda sekaligus sebagai kandang kuda 

Setelah mengunjungi komplek rumah ini, betapa kita semakin ingin menjaga warisan sejarah. Sayang sekali kalau peninggalan berharga ini sampe punah. Bersama peninggalan sejarah ini kita bisa banyak belajar bagaimana pendahulu ini bisa memanfaatkan hasil bumi dengan bijaksana dan untuk sesuatu yang berguna. 

Oiya maapkan foto foto yang gelap 😬

2 tanggapan untuk “Melihat Rumah Bolon, Istana Kerajaan Purba

  1. Tuan Mogang terbunuh pada masa Revolusi sosial, yang dimotori oleh barisan Harimau Liar,, anggotanya kebanyakan ex marsose yg dimanfaatkan oleh pemerintahan baru (RI – Soekarno) untuk menundukkan kerajaan2 kecil yang tersisa sekaligus mengumpulkan (merampas) biaya untuk menjalankan negara baru.
    Saat itu Tuan Mogang tinggal di rumah yg lebih dekat ke jalan utama saat ini, rumah tersebut dibakar para perusuh. Andai saat itu Tuan Mogang ada di Rumah Bolon, niscaya Rumah Bolon akan turut menjadi korban amukan dan dibakar.
    Pada sekitar masa itu peristiwa yang sama juga menimpa Istana Kesultanan Langkat. Korbannya yang popular adalah T. Amir Hamzah (link baca : https://penelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Ringkasan-Buku-Revolusi-Sosial-di-Kesultanan-Langkat.pdf), juga menimpa kerajaan2 lain di Sumatera Utara spt Siantar, Panei, Dolog Silau, Tebing Tinggi, Asahan.

Tinggalkan Balasan