jalan dan wisata

Melewati Jeram-jeram Cantik, Serunya River Tubing di Bukit Lawang

Melewati Jeram-jeram Cantik, Serunya River Tubing di Bukit Lawang – Sabtu pagi, kami berkonvoi menggunakan motor untuk berwisata ke Bukit lawang. Salah satu destinasi alam di daerah Sumatera Utara tepatnya berada di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.

Satu minggu setelah merencanakan perjalanan ini, mendadak cuaca di Medan yang tadinya selalu cerah berubah jadi tak menentu. Lebih tepatnya malah sering turun hujan dan itu bisa terjadi sepanjang hari.

Benar saja, Sabtu itu hujan turun dari dini hari sampai menuju pagi. Yang rencananya berangkat pukul tujuh pagi, sampai harus mundur bahkan nyaris batal. Alhamdulillah, pukul tujuh lebih, hujan mulai reda dan matahari pun mulai tampak perlahan-lahan.

Setelah saling berkabar di grup WA, masing-masing mulai berdatangan di titik kumpul. Meski jadwal mundur hampir dua jam, perjalanan akhirnya tetap terlaksana dan berangkat juga menuju Bukit Lawang. Yeeeey…

Related Post: Imlek Ceria di Bukit Lawang

Perjalanan Ke Bukit Lawang Dengan Cuaca yang Mendukung

Rezeki itu beragam bentuknya, ya. Dan memang kalau sudah rejeki tak akan kemana. Termasuk rejeki diberi cuaca yang sangat-sangat mendukung sekali hari itu, ngga telalu panas juga ngga mendung. Pokoknya asyik buat motoran. Qadarullah, empat tahun lalu jalanan yang masih berbatu, kini sepanjang jalan sudah beraspal mulus. Kondisi ini tentu saja membuat perjalanan semakin lancar dan menyenangkan.

Medan ke Bukit Lawang itu berjarak sekitar 80KM, dibutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam berkendara dalam kondisi normal. Dari kota Medan, salah satu daerah yang dilalui adalah kota Binjai. Masih ingat jargon “Salam dari Binjai”, dong? Syukurlah, sepanjang jalan ternyata masih banyak pohon pisang tumbuh subur disana. Hehee

Selain pohon pisang, mayoritas tumbuhan yang kita temukan adalah sawit. Yes, hampir 2/3 daerah yang dilalui dalam perjalanan ke Bukit Lawang adalah perkebunan sawit. Selebihnya merupakan persawahan, ladang dan pemukiman penduduk.

Lima belas menit menuju tengah hari, kami akhirnya tiba di tujuan. HTM 15 ribu untuk satu motor harus diberikan ke petugas pertama. Berjarak beberapa meter setelahnya, kembali dipungut biaya 10ribu/motor sebagai biaya parkir. Sebagai tanda sudah bayar, mereka memberikan sebuah karcis parkir yang nantinya akan diberikan ke petugas di parkiran.

Yang diherankan, kenapa sih harus dibedakan gitu kutipannya, ya? Satu di sini satu di sana dan karcis diberikan ke siapa. Kenapa ngga dibikin satu tempat aja gitu? Misal 25K untuk motor itu sudah termasuk HTM dan parkir. Beres, to? Au, ah! Khususnya di daerah wisata Sumetera Utara, perkara begini ngga pernah sembuh sedari dulu.

River Tubing Bukit Lawang

Lupakan masalah retribusi yang selalu njelimet itu, mari kita lanjut…

Oiya, saya termasuk salah satu penyuka aktivitas outdor. Kecuali di kolam renang, saya suka sekali main di air khususnya di sungai. Kenapa ngga suka di kolam? Sebab saya ngga bisa renang. Sementara kalau di kolam itu aktivitas utama hanyalah renang.

Berbeda kalau main di sungai. Banyak aktivitas selain renang yang bisa dilakukan seperti yaaa, sekedar main air atau nyusun batu-batu, hahaa. Kalau sungainya tidak terlalu dalam tapi banyak jeramnya, ya tentu saja bisa sekalian mengarungi jeram pakai perahu dari ban dalam mobil.

Nah, kalau sungai yang berarus deras dan banyak jeramnya, biasanya akan selalu dipakai untuk kegiatan yang lebih menantang seperti arung jeram dan kayak. Tapi untuk kegiatan yang satu ini harus didampingi oleh profesional. Jangan coba-coba arung jeram sendiri apalagi cuma pakai ban mobil, ya guys ya…

Related Post: Arung Jeram Seru di Sungai Bah Bolon, Ada Green Canyon!

Sungai di Bukit Lawang ini masih satu aliran dengan sungai Bahorok juga Tangkahan. Pun begitu juga dengan gunungnya yang masih satu kawasan, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Itu sebabnya segala aktivitas juga pemandangan antara Bukit Lawang dan Tangkahan ini punya banyak kemiripan. Bedanya, Tangkahan digunakan untuk penangkaran gajah, sementara di Bukit Lawang sebagai lokasi konservasi Orang Utan. Meski dimasing-masing tempat ini ada juga beberapa gajah dan orang utan.

Related Post: River Tubing, Bermain Dengan Gajah dan Syuting Ala Adu Rayu di Tangkahan

Berhubung nyampenya sudah kesiangan, yang tadinya berencana untuk treking hutan dan sungai terpaksa salah satu dihilangkan. Kita pilih treking sungai menggunakan ban mobil atau biasa disebut dengan istilah river tubing. Treking sungai ini lebih direkomendasikan untuk yang punya sedikit waktu sebab memang waktunya lebih singkat dibanding treking di hutan.

Harga untuk river tubing ini beragam, sih. Maksudnya ngga ada harga yang pasti. Tergantung kita pinter-pinter nawarnya sama si guide. Tapi standarnya itu sekitar 400K minimal 4 orang dewasa. Kalau nambah orang ya otomatis nambah harga sesuai kesepakatan. Nah kami kemarin untuk 8 orang dewasa dan 3 orang anak kesepakatan awal bayar 500K kemudian berubah jadi 600K. Artinya per orang ngga nyampe 60K. Murah loh untuk aktivitas seseru itu. Kok harganya bisa berubah? Ikuti terus kisahnya, hehee.

Hampir Gagal River Tubing

Jadi ya setelah dapat kesepakatan harga dan sudah kasih uang muka dengan si abangnya, kami disuruh nunggu di pondokan sementara mereka mau merakit ban dulu katanya. Nah, karena kami udah ngga sabar mau main air, akhirnya kami inisiatif jalan menuju starting point sendiri. Toh nanti juga bisa ketemu disana, kan.

Yang kami ingat, pokoknya kata abangnya patokannya lewat air terjun, deh.

Sudah berjalan santai selama 15 menit dan sempet foto-foto dulu selama diperjalanan, akhirnya tiba di lokasi perakitan ban. Loh, kok sepi?

Oh mungkin abangnya juga udah jalan menuju titik awal. Lagian belum ketemu air terjun juga.

Yasudah lanjut jalan lagi sampe akhirnya ketemu air terjun dan foto-foto lagi. Lalu kembali lanjut perjalanan sampai tiba di starting point.

Total di perjalanan sepertinya ada sekitar kurang lebih 25 menit treking. Jangan bayangin jalannya mulus beraspal, melainkan lewati beberapa trek yang terjal, licin, becek dan medan yang curam.

Related Post: Susur Goa Kampret di Bukit Lawang

Di starting point, ada beberapa pengunjung bule sedang main air dan seorang lelaki pribumi duduk di batang pohon tumbang sedang main hp. Di seberang, juga ada beberapa bule sedang makan beserta guidenya yang sedang merakit ban. Di tempat kami berdiri itu, sebenarnya sudah ada rangkaian ban berjumlah tiga buah. Tapi kami ngga ngeliat abang itu dimana. Dan sialnya tak satupun dari kami yang keinget buat nanya nama abangnya dan minta nomor hpnya.

Beberapa lama menunggu, si abang tak kunjung datang juga. Karena kami ngga ada yang bawa hp, saya beranikan diri pinjem hp si bapak itu untuk nelpon salah satu rekan kami yang nunggu dipondokan, sialnya hpnya ngga aktif. Mau balik lagi ke pondokan untuk ngecek ngga ada yang bersedia sebab pegel di kaki aja belum hilang.

Beberapa kali guide berdatangan bawa ban, tapi mereka juga pada bawa tamunya masing-masing. Sementara si abang yang kami tunggu belum juga muncul batang hidungnya. Mulai ragu, apakah kami yang salah titik sebab beberapa kali rombongan yang sama-sama melakukan river tubing melewati kami. Berarti masih ada titik awal lagi dong setelah itu. Hampir memutuskan untuk melanjutkan treking ke arah yang lebih jauh.

Kami hanya bisa pasrah. Tiga puluh menit dalam penantian pun sudah berlalu, tapi kami belum memutuskan untuk kembali ke pondok karena masih berharap si abang datang. Sambil masih menunggu, ada yang duduk termenung, ada yang lempar-lempar batu ada juga yang ngobrol dan anak-anak tetap seru bermain pasir yang menurut rekan saya Blogger Lampung ternyata banyak manfaatnya. Sampe bule-bule yang tadi main air pun mulai pergi satu persatu.

Andai saya bawa laptop, mungkin udah bisa sambil praktek belajar belajar nulis cerpen dari seorang Penulis Lampung

Dari seberang, dua orang mendekat dengan berjalan menyeberangi sungai sambil masing-masing menjunjung tiga ban di bahunya. Dua ban besar dan satu ban kecil. Kami cuekin saja sebab merasa bukan mereka yang kami tunggu. Sampai salah satu dari mereka nanya dengan napas tersengal-sengal kelelahan, “Kak, mau main ban, ya?”

Tadinya kami pikir mereka mau nawarin jasa main ban. Kalaupun iya, terpaksa kami tolak sebab kami sudah terlanjur kasih DP sama si abang di pondokan. Ternyata eh ternyata mereka adalah utusan dari si abang yang kami tunggu-tunggu itu. Usut punya usut, kami lah yang salah titik. Harusnya di seberang dan kami sudah terlewat cukup jauh. Lah gimana lagi kalau beneran lanjut treking? Hahaa

Sambil mereka merakit ban, si abang bernama Azrat pun akhirnya buka suara kalau titik kami itu sebenernya sudah lewat terlalu jauh dan harusnya sudah harga yang berbeda. Akhirnya dengan kesepakatan bersama agar aktivitas berjalan tetap dengan rasa riang gembira, kami menambahkan 100K untuk biaya river tubing. Jadi begitulah ceritanya kenapa harga awal 500K berubah jadi 600K.

Serunya River Tubing Melewati Jeram-jeram Cantik

Menimbang dan menyaksikan sendiri mereka menjunjung beberapa ban berukuran besar dengan trek yang curam rasanya sudah pantas kalau kita bayar mahal untuk aktivitas ini. Jadi buat kalian yang nanti mau ikutan river tubing, jangan menawar harga yang sadis, ya. Perjuangan mereka untuk cari uang itu ternyata berat bener.

Berbeda dengan rakitan ban di Tangkahan yang menyandingkan dua ban ukuran sedang atau satu ban untuk satu orang. Di Bukit Lawang, karena ukuran ban lebih besar, maka satu buah ban bisa untuk dua orang. Jadi untuk delapan orang dibutuhkan 4 rangkaian ban. Ditambaj 2 ban kecil di depan dan belakang untuk guide.

Tapi serius, kegiatan river tubing ini seru sekali. Oiya disini kita ngga dikasih pelampung sebab menurut mereka, rangkaian ban seperti itu ngga akan bisa terbalik. Jadi tetap aman meski melewati jeram.

Daaan yang lebih serunya lagi, jeram-jeram di Bukit Lawang itu lebih banyak dan lebih menantang. Kita dibikin ngga berhenti berteriak sebab sering ketemu jeram-jeram cantik yang bikin rangkaian ban kita itu terayun-ayun seperti diterjang ombak.

Perbedaan River Tubing Bukit Lawang dan Tangkahan

  • Bukit Lawang menggunakan ban ukuran besar, jadi satu ban bisa untuk dua orang kecuali hanya 4 orang atau kurang dari itu, dan mereka merakit ban itu disaat ban hendak digunakan. Tangkahan sebaliknya satu ban untuk satu orang dan dirangkai secara berdampingan serta ban sudah dirangkai, jadi tinggal pakai.
  • Bukit lawang punya jeram-jeram cantik dan lebih banyak jeramnya dibanding arus yang tenang. Tangkahan sebaliknya
  • Jarak river tubing di Bukit Lawang lebih singkat sekitar 15 menit dibanding Tangkahan yang mencapai 1 jam
  • Karena perbedaan jarak dan arus itu, river tubing di Tangkahan jadi rawan ngantuk apalagi ketika melewati arus yang tenang, terlebih bila sebelumnya sudah treking di hutan. Bukit lawang dijamin ngga akan ngantuk karena akan sering histeris melewati jeram-jeram cantik
  • Di Bukit Lawang tidak ada spot untuk berhenti, tapi kita melewati banyak penginapan estetik dan pemandangan cantik lainnya. Sebaliknya di Tangkahan banyak spot pemberhentian seperti air terjun dan sumber mata air panas.
  • Di Bukit Lawang, titik akhir itu masih dekat dengan pondokan / penginapan jadi masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Di Tangkahan butuh naik jeep untuk kembali ke pondok/penginapan.
  • Untuk harga ngga ada perbedaan yang signifikan. Sedikit lebih mahal di Tangkahan karena secara jarak dan waktu memang lebih panjang. Wajar, lah ya. Dan sekali lagiii for reminder, JANGAN NAWAR PAKE SADIS, YA… HEHEE. 100K per orang itu sudah sangat-sangat wajar, kok. Guidenya juga ramah, seru dan baik hati semuanya.

Silahkan mencoba keduanya, dan keduanya memang patut dicoba apalagi yang suka advanture. Tangkahan dan Bukit Lawang sangat pantas dijuluki “The Hidden Paradise of Sumatera Utara”. Jangan lupa tetap jaga sikap dan pakai sunscreen ya bestie…

44 tanggapan untuk “Melewati Jeram-jeram Cantik, Serunya River Tubing di Bukit Lawang

  1. Seruuu banget ya, saya belom pernah nih ikutan arung jeram kek gini, dulu ngeri aja liatnya kalau berhanyut-hanyut di aliran air sungai penuh batu, tapi ternyata malah seru banget yak.

    Btw untuk 100K per orang dengan pengalaman sekeren itu, wajar sih ya

  2. Melihat awannya memang bersahabat. Malah terbilang walaupun ada cahaya matahari gak terik ya kak, makanya asik nih river tubing nya.
    Daku belum pernah merasakan, penasaran walau pastinya deg-degan hehe

  3. Kirsain si abangnya ga datang, ternyata titiknya kejauhan..kwkwk, untung masih rezeki buat river tubing ya, Kak.
    Btw, senangnya Bukit Lawang makin berkembang. Ada bule bersama guide-nya yang river tubing juga….
    Senangnya bisa melalui jeram-jeram cantiknya

  4. River tubing jadi makin asyik kalau abreng teman ya, Ka. Aoalahi setelah menempuh jarak cukup jauh, setelah sampai, dan melakukan aktivitas ditujuan, pastinya akan merasa puas. Bisa menyusuri sungai, bisa menikmati oemandangan sekitar juga, termasuk menikmati air sungai yang masih terjaga bersihnya

  5. Wow… asyik banget yang berpetualang ke River tubing di Bukit LAwang. Apalagi kalau bareng keluarga besar, pasti makin seru nih… Walaupun belum pernah ke sana, tapi lihat gambarnya aja sudah langsung membatin “harus kesana nih!”

  6. seru banget yaa mba river tubing, cm ak agak mikir2 sih karena ak gak bs berenang jadi masih ngeri2 sedap pdhl pgn bgt nyobain river tubing gini

  7. Keren ini belum pernah river tubing enaknya sih emang pas arusnya lagi lumayan deras jadi tertantang ya kak..

    Next coba ngerasain di Sungai Elo , kak.. lebih keren arusnya

    1. Betul, mbak. Kalau arusnya banyak dan deras malah lebih seru.
      Btw lsngung search Sungai Elo dannn sepertinya disitu harus arung jeram beneran mbak. Kalo river tubing berbahaya…. cmiiw

  8. MashaAllah pengalaman yang seru banget ini sih. Mulai dari kejauhan jalan sampe rincian rute yang dilewati. Worth lah ya nambah 100K lagi buat pengalaman yang tak terlupakan.

    Baca ini jadi ingat masa muda. Hallaaahh. Jaman saat fisik masih kuat buat ngikutin kegiatan-kegiatan alam. Badan rasanya selalu dalam kondisi prima. Meski setelah kegiatan rada-rada rontok, kudu dipijet dan mbalas capek dengan tidur berjam-jam, feeling rasanya ok banget. Seneng gak kira-kira.

    Sekarang? boro-boro hahahaha. Tawaf di mall aja sudah teler hahahaha.

    1. Hahaaa, saya aja udah terasa Bu fisik dulu dan sekarang.
      Tapi tawaf di mall emang lebih capek dibanding keliling di alam2, ini sih menurut saya, Bu..
      Sama-sama pegel tapi dengan feel yang beda. Mungkin klo tawaf di mall sambil bebas belanja beda lagi rasanya kwkkwk

  9. Aku jadi teringat aktifitas main river tubing ini juga tahun lalu di Bukit Lawang. Memang seru kali sih kak dan worth it banget. View gak bisa dibohongi karena super indah. Paling capek saat mau naik ke atasnya aja ya kan.

  10. Oh harga river tubing itu per-orang ya..
    Seru banget ya.. Dan adventuring sekali. Kalau belum pernah, keknya yakin sih…ketagihan.
    Etapi bakalan kedinginan gak sih…?

    Perjananan menuju ke lokasi river tubingnya donk ya.. mashAllah~

  11. Asik banget tempatnya dan pemandangannya seger. Aku baru sekali river tubing di sungai yg ada di daerahku, rutenya pendek dan sungainya gak selebar itu.. Ngebayangi aja udah asyik, apalagi beneran ikut river tubing disana beneran..

  12. Belum berani untuk main river tubing takut
    Apalagi ga bisa renang juga nih
    Cuman kalo liatnya sih klo rame2 gitu seruu hehhee
    Tapi tetep takut hehehe

    1. seru banget, saya juga dulu suka naik motor kemana aja yang penting naik motor kena angin. cuma kalau main tubing kayaknya saya belum berani hehehe

  13. Oh malah jadi lebih aman pakai ban yang dirakit begitu ya dibanding pakai boat yang biasa dipakai untuk arung jeram. Seru banget main airnya. Aku jadi ngebayangin pas di arus tenang bakalan bikin ngantuk karena saking adem dan sepoi-sepoi yaa

Tinggalkan Balasan