Mendadak Main ke Puncak Merga Silima
Mendadak Main ke Puncak Merga Silima karena Sabtu lalu saya menghadiri event semi formal di daerah Kutalimbaru. Itu loh lokasi sungai Sikabung-kabung yang sudah 3 kali saya datangin saking candunya. Nah, eventnya itu rada lama, dari jam 9 pagi sampe jam 3 sore. Kelar itu, kami agak males pulang gitu dan kebetulan malem minggu juga, sih.
Mau main ke Sikabung-kabung udah kesorean dan ga bawa persiapan, jadi kami putuskan untuk ke Medan Magnet aja, rencana duduk-duduk di rerumputan sambil makan bakso bakar atau jagung rebus.
Related Post: Perjalanan Nekat ke Sebuah Hidden Gem di Deli Serdang (Trandingcamp Sikabung-kabung Part 1)
Oiya saya mau flashback kenapa sampe bisa tahu ada tempat bernama Medan Magnet dan Puncak Merga Silima.
Jadi, pulang dari tektok di Gunung Sibayak akhir tahun lalu, kami memutuskan pulang melalui jalan pintas. Seperti biasa adek saya yang hobi utak-atik map menemukan jalur baru yang kelihatannya lebih singkat dan melewati daerah Kutalimbaru.
Releted Post: Puncak Takal Kuda Gunung Sibayak
Turun dari gunung, kami bersiap balik ke Medan. Titik perbatasannya adalah sedikit melewati bumi perkemahan Sibolangit lalu ada belokan ke kiri, kemudian melewati pemukiman warga. Abis itu ketemu satu jembatan gantung.
Satu tantangan yang ngga bisa saya lewatin sampe detik ini adalah, saya ngga berani bawa kendaraan di jembatan gantung. Jadinya adek saya bolak balik, setelah beres bawa motornya, lalu balik lagi jalan kaki cuma untuk jemput motor saya, haha. Sementara saya jalan kaki, itupun lambat banget, bikin orang -orang di belakang ikut melambat. Ya, maaf…
Nah setelah itu kami pikir jalanan bakalan lancar dan mulus. Sampe pada satu titik ketemu jalan yang berbatu dan rusak. Liat map cuma itu jalur satu-satunya. Lalu ngga lama ketemu warlok, dia bilang jalannya bener, ikutin aja. Okeh lanjut, dan masih berpikir positif mungkin di depan jalanan mulai membaik.
Alih-alih ketemu aspal, yang ada malah ketemu jalanan yang semakin rusak parah, kubangan, aliran sungai kecil, sampe batu besar, jalanan menyempit, sepi dan akhirnya bener-bener ngga ada pemukiman sama sekali. Pemandangan hanya hutan, hutan dan hutan. Untuk treking kayanya enak, sih. Mengenal dan indentifikasi pohon baru seperti yang dilakukan mbak Dhenok Hastuti. Kalau ngga ingat keselamatan aja udah singgah, deh, haha.
Sepanjang jalan kita nanggapinnya dengan tertawa dan becanda, padahal dalam hati masing-masing berkecamuk. Antara menyesal lewat sini dan ketakutan parah. Mau putar balik rasanya nanggung, mau terus juga ngga tau seberapa jauh lagi harus berjuang. Kalau putar balik padahal sedikit lagi nyampe kan nyesek. Sinyal juga banyak hilangnya daripada timbulnya. Berdoa-doa semoga ngga kenapa-kenapa baik kami ataupun motornya.
Lagi-lagi kalau ada yang rumit kenapa pilih yang mudah, bukan?
Jadi setelah kurang lebih 1,5 jam (bayangin hampir dua jam perjalanan yang nyaris ngga pasti itu) akhirnya kami menemukan tanda-tanda kehidupan. Jalanan beraspal dan keramaian setelahnya. Ternyata ujung jalan rusak itu adalah Sungai / Pemandian Alam Kasih yang lagi viral karena spot foto ayunan di atas air.
Alhamdulillaah, kami bisa melewati jalanan penuh rintangan bahkan ngga ada yang jatuh atau terpeleset. Kondisi kami sehat selamat begitu juga dengan motornya. Cuma sedikit syok, hehe
Kami singgah sebentar untuk istirahat, kemudian lanjut lagi dan ketemu sebuah warung di atas bukit. Karena udah istirahat, kami ngga singgah. Lanjut aja terus sampe melewati Medan Magnet dan Sikabung kabung. Karena Medan Magnet juga udah pernah kami putuskan lanjuut sampe ke Medan. Lelah sudah…
Related Post: Perjalanan Nekat ke Sebuah Hidden Gem di Deli Serdang (Trandingcamp Sikabung-kabung Part 2)
Dari pemandian Alam Kasih itu jalanan masih sedikit rusak dan menanjak tajam. Tapi setelahnya sudah mulai bagus dan selanjutnya beraspal mulus sampe Medan.
Medan Magnet
Medan magnet itu nama sebuah tempat (bukan nama daerah). Disebut Medan Magnet karena sekitar 20-30 meter di jalanan aspal itu mengandung magnet. Saya ngga bisa jelasin secara ilmiah karena emang ngga paham juga. Tapi, intinya kalau kita berkendara, terutamanya pake motor, meski mesinnya dimatikan, motornya tetep bisa jalan sendiri baik maju ataupun mundur.
Gara-gara itu, tempat ini jadi viral dan banyak dikunjungi orang-orang untuk mengobati rasa penasaran sekaligus membuktikan sendiri. Kebetulan juga lokasinya cuma 45 menit dari Medan dan dekat dengan sungai Sikabung kabung, cuma 10 menit doang.
Saking ramenya, tiap sore apalagi weekend, di tempat ini banyak penjual makanan dan jadi lokasi nongkrong yang seru. Karena di tepiannya ada padang rumput yang enak untuk duduk santai menikmati sore.
Nah, sepulang dari event itu rencana awal emang mau ke Medan Magnet ini. Ehh sampe sana hujan deras dong. Nanggung udah sampe, mau balik lagi kok efort sekali. Yaudah diputuskan untuk nongkrong di warung yang ada di bukit itu sekalian solat ashar.
Puncak Merga Silima
Lokasinya memang paling puncak diantara yang lain. Warung ini dikelilingi padang rumput yang luasnya sampe ke area Medan Magnet itu. Waktu kami lewat tahun lalu itu, tempat ini belum begitu tenar.
Sekarang, puncak ini sudah rame dan jadi salah satu lokasi ngecamp yang paling direkomendasikan. Bahkan saya ketemu dengan beberapa peserta event yang sama disana, hahaa.
Niatnya cuma mau duduk-duduk di Medan Magnet, eeh kondisi bikin kami terdampar di Puncak Merga Silima. Tapi gara-gara ini saya jadi nemu lokasi baru untuk camping selanjutnya atau hanya sekedar berkunjung kalau bingung mau kemana. Berangkat dadakan juga masih bisa, kok. Duduk santai membuang waktu sambil bikin konten, hihiii
Diantara warung dan padang rumput, terdapat jalan aspal akses satu-satunya yang menghubungkan Desa Kutalimbaru dan Sibolangit. Dengan kata lain jalanan inilah yang kami lewati setelah perjalanan penuh rintangan selama 2 jam yang saya ceritakan di atas.
Dari warung yang letaknya di atas ini saya bebas memandang hamparan padang rumput yang landai dan berundak-undak. Karena sedang hujan, padang rumput itu sepi. Hanya ada 4-5 tenda yang sudah terpasang menunggu kedatangan penyewanya.
Yess, disini kita bisa bawa tenda sendiri lalu sewa lapak ataupun sekalian sewa tenda. Selain tenda, beberapa joglo yang bisa disewa tersebar baik di puncak dekat parkiran maupun di sepanjang padang rumput.
Kalau ngga hujan emang sepertinya lebih enak santai di joglo. Kan ada atapnya? Iya emang, tapi tampias sist…dan anginnya pasti dingin juga. Di puncak loh..
Kalau kaya saya kemaren sih emang lagi salah kostum aja. Pulang event pake bawahan putih atasan formal begitu juga sepatunya, ngga bawa sweater, dan bawa tas jinjing. Namanya juga perjalanan dadakan, kan.
Setelah hujan reda, itu padang rumput langsung rame diserbu para conten creator :D. Suasananya syahdu bener, adem dan enak sekali. Meski becek saya tetep sempetin keliling sebagian padang rumput. Hasilnya sepatu saya basah dan sedikit berlumpur begitu juga dengan ujung celana yang berwarna putih. Hasil konten juga ngga ada estetiknya, masa model jalannya cicing celana, hahaha
Ngga disangka, semakin sore semakin rame. Mobil dan motor berdatangan dengan penumpang yang semuanya full. Kalau datengnya malam ya apalagi kalau ngga ngecamp, kan?
Bener aja, masing-masing langsung cari lapak untuk mendirikan tenda. Sebagian duduk-duduk santai. Mungki tujuannya mau nunggu sunset, tapi ya mana ada kan baru hujan.
Semakin malam, suasana semakin seru. Bintang-bintang bermunculan di langit. Lampu-lampu kecil yang dililit di ranting-ranting pohon mulai dinyalakan, angin semilir serta gelak canda tawa pengunjung itu vibesnya seru bangeet.
Sudah ada dalam otak, kalau ngecamp disini, malemnya mau ngobrol lesehan di rerumputan sambil mandangin bintang-bintang di langit, atau masak-masakan, lalu paginya treking ke bukit yang ada salah satu sisinya, siangnya main layangan, bisa juga baca buku atau rebahan. Enak kali….. hehe.
Fix, next harus ada agenda camping disini, Insyaallah…
BTW, kalau kalian nonton Youtube jalan alternatif Medan Sibolangit di atas, gimana? Udah bisa bayangin yaa kondisi / perasaan kami berempat saat itu dengan dua motor matic. Itung-itung pengalaman, ya ga, hihii
Oiya kalau pemilik video youtube itu malah pilih jalan yang bisa tembus ke Sungai Batu Belah…
Related Post: Sungai Batu Belah Sibolangit