Menyusuri Deretan Gedung Estetik Peninggalan Sejarah di Kota Lama Semarangenyusuri Kota Lama Semarang – Lepas berkunjung ke Lawang Sewu, saya kelaparan. Menuju pintu keluar pada pelataran bagian dalam Lawang Sewu, saat itu sebenarnya sedang diadakan acara dan ada juga bazar jajanan. Tapi tak satupun mampu menggugah selera. Lebih tepatnya karena ngga ada meja dan kursi untuk saya bisa makan dengan nyaman .
Saya memilih keluar. Di trotoar, saya mengedarkan pandangan dan berharap ada sebuah warung atau gerobak makanan yang bisa jadi penyelamat perut yang sudah melilit. Masih nihil!
Tujuan saya selanjutnya adalah singgah ke toko Wingko Babad Cap Kereta Api yang setelah saya lihat di map, lokasinya bersebelahan dengan kawasan Kota Lama. Cocok sekali, karena memang Kota Lama termasuk salah satu tujuan utama saya di Semarang ini.
Related Post: Stasiun Itu Kini Bernama Lawang Sewu
Menumpang ojek online, hanya butuh waktu 5 menit untuk tiba di depan toko Wingko Babad Cap Kereta Api. Sebelum masuk, saya masih berharap bertemu warung lontong sayur kek, atau gerobak sate kek atau kek yang bisa dimakan.
Segera saya masuk ke toko setelah menyadari tak menemukan penjual makanan di sekitar sana. Masih berharap, di toko wingko ini ada menjual kue-kue basah. Melihat etalase, saya sudah bisa tebak kalau kue yang saya maksud juga tidak tersedia. Untuk lebih memastikan, saya bertanya ke mbaknya. Bener, mereka ngga menjual kue basah sama sekali.
Mempersingkat waktu, saya segera membungkus sekotak wingko babad untuk cemilan saya di kereta esok hari, kemudian meninggalkan toko dan berjalan cepat menuju kawasan Kota Lama. Masih berharap menemukan penjual makanan sepanjang jalan. Beberapa menit berselang, pada sebuah perempatan, saya membaca sebuah papan petunjuk jalan bertuliskan Jl. Letjen Suprapto serta sebuah pamlet kafe bertuliskan Kota Lama. Artinya tujuan saya sudah ada di depan mata.
Pagi menjelang siang itu, panas terik semakin menjadi-jadi. Kalau orang lain, gemetar mungkin karena jatuh cinta. Lah, saya karena kelaperan. Sebotol air mineral belum mampu mengganjal perut, yang ada malah kembung. Beberapa langkah setelah belok ke Jalan Letjen Suprapto, saya melihat satu-satunya warung bertuliskan warung soto. Sepasang suami istri tampak begitu lahap menyantap makanannya. Meski ngga doyan soto, saya tetap masuk dan mencari tau mungkin ada menu lain.
Related Post: Kuliner Pavorit saat Travelling
Mau tak mau, semangkuk nasi soto ayam terpaksa saya makan dan berakhir dengan muntah di sebuah bak sampah. Bukan karena rasanya yang kurang enak, tapi sepertinya lebih ke perut saya udah ngambek dan nolak dikasi makanan.
Selepas menenangkan perut, saya beranjak untuk melanjutkan kunjungan ke tempat lainnya. Saat masih dalam kondisi oyong, saya sempat tersandung rantai pembatas trotoar dengan jalan raya. Sempat terhuyung tapi untung saja ngga sampe tersungkur ke jalan. Tulang betis saya sampe biru. Bagi saya, malunya tak seberapa dibanding rasa sakitnya…
Little Netherland-nya Jawa Tengah
Sebagai pecinta sesuatu yang unik dan historik, saya ngga melewatkan area-area yang menyuguhkan itu. Kalau di Jakarta ada Kota Tua si Paris Van Java, nah di Semarang ada Kota Lama dengan julukan Little Netherland.
Related Post: Menghabiskan Sore di Kali Besar, Kota Tua Jakarta
Sekilas mengenai sejarahnya, keberadaan Kota Lama ini adalah sebuah daerah yang dulunya diserahkan kepada VOC atas kesepakatan dengan Kerajaan Mataram, perihal imbalan karena VOC sudah memberi bantuan dalam menghadapi pemberontakan Trunojoyo pada tahun 1678. Sejak saat itu, disini dibangunlah banyak bangunan diantaranya gedung pemerintahan, rumah warga, gereja, hingga benteng yang bernama Vijhoek. Sebab adanya pengaruh dari VOC itulah mengapa bangunan yang ada di Kota Lama ini kental dengan gaya khas Eropa. Karena itulah Kota Lama Semarang dijuluki sebagai Little Netherland. Di tanah seluas 31 hektar ini, masih ada puluhan bangunan kuno peninggalan Belanda yang terawat dengan baik hingga saat ini dan menjadi cagar budaya sebagai daya pikat wisata .
Empat Gedung Megah dan Estetik di Kota Lama Semarang
Senang sekali rasanya berada di sepanjang jalan wilayah Kota Lama. Andai punya banyak waktu, ingin berlama-lama berada di sini, mungkin semakin malam akan semakin cantik. Duduk di kursi menikmati suasana sambil mengagumi megahnya bangunan-bangunan tua nan estetik. Bagi saya, menyambangi kawasan historik seperti ini bagai sebuah me time yang mampu membuat pikiran sedikit tenang. Entahlah apa korelasinya, tapi tips dari Blog Homeschooling itu terbukti efeknya.
Selama berjalan lurus, saya memotret hampir semua bangunan-bangunan disini. Setidaknya ada empat bangunan megah yang jadi tujuan sebagian besar pengunjung berswafoto. Ya, saya sepakat sama mereka, dari bangunan lainnya, empat diantaranya ini memang paling estetik. Hanya 4 sepenglihatan saya karena memang ngga sempat memasuki seluruh lorong-lorong di kawasan Kota Lama. Padahal kalau ditelusuri lebih dalam, masih banyak gedung cantik lainnya.
Spiegel
Pada Zaman Kolonial Belanda , Gedung Spiegel ini berfungsi sebagai pusat toko serba ada. Bangunan bersejarah pada masanya dikelola oleh Perusahaan NV Winkel Maatschappij (NV = Naamloze Vennootsschap, setara dengan CV pada masa kini) dengan memberikan nama ”H Spiegel”. Toko Serba Ada ini menjadi tujuan utama masyarakat pada masa itu karena menyediakan kebutuhan baik untuk rumah tangga maupun peralatan kantor.
Marba
Gedung ini dibangun pada abad ke-19. Marba merupakan akronim dari Marta Badjunet, nama dari seorang saudagar kaya raya asal Negeri Yaman. Pada masa itu, gedung ini difungsikan sebagai kantor usaha pelayaran Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL). Selain itu pernah menjadi satu-satunya toko modern yang bernama De Zeikel. Banyak sumber menuliskan bahwa bangunan yang bergaya neoklasik ini mempunyai dinding bagian depan dengan ketebalan 20CM. Bisa dibayangkan dong kokohnya kaya apa…
GPIB Immanuel
GPIB Immanuel atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Blenduk adalah salah satu bangunan kuni yang berdiri megah diantara bangunan kolonial lainnya. Bahkan sering disebut-sebut sebagai land mark Kota Lama.
Rumah ibadah ini dibangun pada tahun 1753 oleh pemerintah Kolonial Belanda yang desain awalnya adalah seperti rumah panggung dengan atap tajuk sesuai dengan arsitektur Jawa. Hingga saat ini Gereja Blenduk sudah banyak mengalami perubahan bentuk. Tahun 1787 rumah panggung dirombak total. Kemudian tujuh tahun berikutnya dilakukan perubahan kembali bentuk dan ukurannya. Selanjulnya tahun 1894-1895, gereja ini direnovasi oleh HPA De Wilde dan W. Westmaas dengan pembaharuan bentuk namun tidak merubah desain yaitu tetap mempertahankan dua buah menara jam (lonceng) dan atap kubah. Saat ini gedung Gereja Blenduk berfungsi sebagai rumah ibadah jemaat Gereja Prostestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel Semarang.
District 22
Secara fasad, bangunan ini sangat cantik sekali. Mirip dengan bangunan di sederetan Museum Wayang di Kota Tua, Jakarta. District 22 selain berfungsi sebagai pusat oleh-oleh Kota Lama juga sebagai area UKM Center dan Caking Center Sriboga. Mungkin saja suatu saat akan ada Home Education Center juga, Aamiin.
Pusat Oleh-Oleh UKM Kota Lama Semarang yang diberi nama Koperasi Milenial Sejahtera (Komis) ini berada di bawah naungan Sriboga yang lahir sebagai wujud dedikasi Sriboga UKM Center bersama relasinya, yang peduli kepada nasib para pelaku UKM di Kota Semarang
Related Post: Sejarah Batavia Ada di Kota Tua
wow bolak balik ke Semarang (eyang saya berasal dari Semarang), saya baru tau tentang kota lama Semarang
keterlaluan banget nih saya.
entar ke Semarang,saya harus keliling dan tulis review tentang kota lama
Asiiik saya nunggu review versi ambu, hehee
Perjuangan Kak Suci menyusuri jalan, dan akhirnya menemukan gedung mewah bersejarah yang masih terjaga kelestariannya.
Sehat-sehat selalu ya kak. Santuy dan jaga pola makannya, biar tetep strong halan²nya
Hihii iya mbak, klo perut udah bermasalah ga boleh telat dikasi makan dah
Jadi ngiler liat sotonya dong, Semarang ini emang asyik banget kotanya, terutama di wilayah yang banyak bangunan tua.
Serasa berada di waktu yang lampau tapi lebih keren
Sayang dulu ke Semarang nggak terlalu banyak explore kota lamanya
Tapi Semarang panas banget, mbak. Entah pada saat itu lagi musim panas atau emang panas.
Meski gitu aku betah kok berlama2 di kota lama
Wahh banyak sekali yaa gedung-gedung belanda yang bersejarah di Semarang.
Aku ada tante di ungaran mungkin ga jauh yaa dari Semarang tapi rasanya suasana kotanya berbeda sekali hehe..
Btw liat visual soto dan gorengannya benar-benar bikin ingin mencicipi terlihat menggugah selera dimakan hangat-hangat.
Betah berlama-lama di Kota Lama, mbak. Palagi kalo malam kabarnya makin cantik
Beberapi kali mengunjungi kota Semarang, selalu pingin ke sana lagi. Selain gedung-gedung kuno nan estetik itu, daya tarik utama kota ini adalah kulinernya yang gak terlalu mahal tapi enaaaaaak banget. Gak ada satu pun yang failed. Fix, liburan semester depan bakal ke Semarang lagi…
Ayooo, Dok ditunggu review versi Dokter Taura
Saya paling suka loh wisata ke tempat-tempat heritage seperti ini. Bangunannya selalu bikin kagum. Membayangkan bahwa ratusan tahun yang lalu, Belanda tuh sudah punya seni arsitektur yang mumpuni. Bahkan fisik bangunannya pun terkenal akan kualitasnya. Hebat ya mereka tuh. Hingga kini kita masih bisa menikmati keindahan peninggalan mereka.
Saya belum sempat menjelajah banyak ke Kota Tua nya Semarang. Terakhir pergi itu waktunya sangat terbatas. Sempat ke taman yang ada di sebelah Gereja Immanuel (Bleduk) itu. Tapi karena malam hari, motretnya gak maksimal. Di dekatnya ada para pedagang barang-barang antik. Masih ada kah?
BTW, kalo traveling kudu jaga kesehatan Kak Suci. Biar gak keliyengan pas jalan-jalan. Semoga nanti-nanti tidak terjadi lagi ya kesandung nya. Sakit iya tapi malunya itu yak hahahaha. Keep in good health ya. Kapan saya ke Medan kita meet up yuk.
Iya ada Taman Sri Gunting, Bu. Kemaren itu kesana pagi menjelang siang belum ada pedagang. Mungkin adanya siang bu atau mungkin malah udah disterilkan dari pedagang bisa jadi…
Asiiiiik ayyyook, Bu. Kapan Ke Medan kabarin, yaaa….
Mbak kayaknya telat makan, asam lambung naik ya…bekal fitbar dll gitu mungkin kalau pas traveling, buat isi sementara perut ya
Btw, fotonya cakep-cakep…aseli kangen Semarang, ke kawasan ini bertahun-tahun lalu..duhh , makin cakep Kota Lama
Iya mbak, next kayanya bekal biskuit deh kemana2. Ngga nyangka kalo bakal ngga ketemu makanan mbak
Belum pernah ke Surabaya sih kak. Tapi baca postingan ini, saya jadi tau gedung estetik kolonial yang masih terawat dengan baik hingga saat ini😊
Semarang mbak, bukan Surabaya hehee
Sayangs ekali waktu itu saat ke Semarang saya sampai Semarang sudah malam. Akhirnya sebelum ke Hotel ke rumah teman. Masih bisa kulineran malam, dan beberapa tempat di atas sekedar di kunjungi sejenak, karena memang sudah malam dan sudah tutup.
DI Semarang asik juga kalau malam hari, apalagi di Masjid Agung
Semoga suatu saat saya juga bisa ke Semarang lagi dan stay lebih lama. Pingin jalan malam2 di kota lama
Menarik sekali menjelajah jalan Kota Lama Semarang.
Ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari mulai sejarah dari peninggalan bangunannya hingga kuliner khas Kota Semarang.
Btw, kak Suci.. Wingko babad ini yang paling juara di Wingko Babad Cap Kereta Api kah?
Ke tokonya, berasa masuk ke zaman dulu banget yah.. Liat tegelnya yang aesthetic.
Wingko Cap Kereta Api bagi saya yang paling cocok di lidah mbak, saking maniaknya saya ngga pingin nyoba merk yang lain, hehee
Dan kayaknya di toko ini cuma satu merk mbk, yaitu merk kereta api
wingko babat ini sebenarnya di madiun, ngawi juga ada kak. tapi yang dari semarang ini rasanya khas banget. aku setiap ke semarang wajib banget cobain dan bawa buat oleh-oleh karena ya memang seenak itu
Iya mbak, pernah nyoba dari daerah lain jadi ngga doyan
Saya jadi inget duly pernah ke Kota Lama Semarang sekitar tahun 2018 yang lalu. Kota Lama ini salah satu tujuan tempat yang saya kunjungi ketika tinggal di Semarang. Di sini juga dekat ama museum 4D
Iyaa ada museum 3D tapi waktunya kmren smpit banget jadi cuma sekedar singgah saja
Selalu pengen ke Semarang tapi belum ada kesempatan huhu. Seringnya lewat stasiunnya doank. Semoga nanti ada rezeki ke Semarfang mau liat bangunan2 ikonik peninggalan masa lampau 😀
Selama ini tahunya cuma Lawang Sewu ternyata masih banyak yang lainnya dan semuanya masih berdiri kokoh dan terawat yaa 😀
Iya bener saya juga masih pingin balik ke Semarang dan stay lebih lama biar bisa banyak eskplor
Belum pernah ke Semarang..
Smoga suatu hari (ntah kapan) bisa ikut menyusuri Kota Semarang.
Btw, suasananya berasa kayak lagi di luar negeri yaa
Aaamiin..
Cakep memang Kota Lama Semarang, luas juga
Wah Mbak, saya terpesona lihat foto gedung-gedung di Kota Lama Semarang, benar
-benar estetik dan masih terjaga banget ya. Saya belum pernah ke Semarang tapi semoga nanti ada kesempatan dan bisa berkunjung ke kota lamanya
Aamiin, saya juga masih pingin ke Semarang lagi mbak. Belum puas rasanya kemaren
Kalau ke semarang emang nggak afdol kalau nggak ke kota lama ya mbak
banyak bangunan tua yang cantik dan estetik yang bisa kita lihat
Betul mbak, dan harus ngrasain juga suasana kota lama siang dan malamnya biar lbh afdol hehe
Asyik dan menarik foto-fotonya mbak, sayangnya di Surabaya nggak ada ikon kota lama kek gini, padahal sejarah kolonial kental banget juga di sini.
Mungkin setiap kota ada ya mbk, palagi Surabaya kota pahlawan. Bisa jadi sama dengan Medan, ada banyak gedung lama tapi ngga dimanfaatkan buat pariwisata… Cmiiw
Wah seru banget ini bisa jalan-jalan ke Semarang dan menyusuri tempat-tempat dan gedung-gedung bersejarahnya. Dan tentu, gak lupa dengan nyicip kulinerannya ya. Mau banget deh jalan-jalan ke Semarang lagi. Seru!
Suka banget liat bangunan hostorik mbk…
Ah, aku pengen banget ke semarang mbaaa, baca ini berasa dikasih referensi deh. Spiegel, district 22, dan kawan-kawannya bener-bener bangunan khas voc