Young Woman and the Sea, From Zero to Hero

Young Woman and the Sea, From Zero to Hero

Young Woman and the Sea adalah next biography film yang sudah saya tamatkan. Kan ceritanya saya sedang hobi nonton film biografi, nih. Apalagi yang kisahnya kek mustahil terjadi di dunia nyata, tapi kenyataannya beneran pernah terjadi sebelumnya. Pengingat, bahwa terjadinya sesuatu bisa melebihi batas pikiran manusia. Jadi jangan pernah membatasi impian dan langitkan doa.

Young Woman and the Sea

Cast: Daisy Ridley, Tilda Cobham Hervey, Jeanette Hain, Kim Bodnia, Stephen Graham, Sian Clifford, DKK

Sutradara : Joachim Ronning

Penulis : Jeff Nathanson

Produksi : Walt Disney Studio

Rilis : 16 Mei 2024

Durasi : 2 Jam 16Menit

IMDb Rating : 7,5/10

Sinopsis

Setting berlatar tahun 1920-an di Coney Island, New York dan saat itu masyarakat masih menganut paham patriarki bikin saya awalnya ragu mau nonton. Padahal alur cerita di awal-awal itu rada lambat, tapi entah kenapa saya lanjutin aja nontonnya.

Ceritanya ada sebuah keluarga dengan 3 orang anak. Meg Ederle (Tilda Cobham Hervey) dan Trudy Ederle (Daisy Ridley) adalah anak perempuan pertama dan kedua. Anak ketiga laki-laki. Trudy kecil pernah mengidap campak yang hampir merenggut nyawanya. Pada masa itu, penyakit campak terkenal berbahaya.

Related Post: Memoirs Of a Snail, Kisah Si Kembar yang Malang

Singkat cerita, Trudy bisa sembuh tapi menyisakan gangguan pada pendengarannya. Masa remajanya, dua bersaudari ini terobsesi dengan olahraga renang. Tapi ayahnya Henry Ederle (Kim Bodnia) pemilik toko daging ngga mendukung karena si Trudy sempat hampir meninggal, jadi dibatasi deh ruang geraknya. Plus, ayahnya juga masih kuat patriarkinya.

Tapi diam-diam ternyata ibunya Gertrude Erdele (Jeanette Hain) mendukung dengan membiayai sendiri dan mengantar dua anaknya latihan renang tanpa support suami. Gertrude sampe bikin prakarya dan hasilnya dijual untuk bisa membayar biaya les renang yang ngga murah itu.

Fisik Trudy yang lebih lemah dari Meg membuat Meg unggul pada awalnya. Pelatihnya Charlotte (Sian Clifford) pun skeptis. Namun karena gigihnya, akhirnya Trudy bisa menyusul Meg dan tim lainnya sehingga akhirnya diutus menjadi wakil dalam setiap perlombaan baik amatir hingga profesional dan selalu menang.

Trudy menjadi terkenal dan semakin terobsesi dengan renang dan kemenangan. Tujuannya selain memang menyukai renang, Trudy ingin membuktikan pada dunia bahwa perempuan juga bisa unggul. Emansipasi ceritanya. Selain latihan di club, ia juga tak henti-hentinya latihan di laut lepas.

Tahun 1924, Trudy diminta untuk mewakili negaranya dalam Olimpiade Paris. Semua orang bersemangat dan mendukungnya. Begitupun, ayahnya masih tetap saja enggan dan keras melarang. Selain ayahnya, pihak pemerintah terkait juga engga memberi support. Meksi akhirnya, Trudy berangkat dengan syarat tanpa didampingi pelatihnya Charlotte.

Trudy dilatih oleh orang pilihan bernama Jappy Jabez Wolffe (Cristopher Eccleston). Ia dikenal sebagai perenang jarak jauh yang kurang beruntung, karena selalu gagal dalam puluhan percobaannya menyeberangi Selat Inggris. Jappy ternyata punya niat busuk. Selama berada di Kapal menuju Paris, alih-alih latihan, Trudy malah dibiarkan berdiam di kamar yang berisik karena suara mesin. Dobel kick. Latihan engga, kurang tidur iya. Bisa ditebak, Trudy gagal memenangi Olimpiade Paris. Pulang ke negaranya tanpa penyambutan.

Sejenak hilang sudah nama besarnya. Trudy dan Meg hidup layaknya anak remaja pada umumnya. Malah keduanya dijodohkan sama ayahnya.

Kegagalannya di Olimpiade, tidak membuat Trudy meninggalkan kesukaannya akan dunia renang. Dia malah semakin terobsesi dengan keinginannya yang semakin ngga masuk akal. Menyeberangi Selat Inggris sepanjang 38 KM yang terkenal dengan arusnya yang susah ditaklukkan. Trudy ingin menjadi wanita pertama yang berhasil menyeberangi Selat Inggris setelah sebelumnya telah dilalui oleh dua orang laki-laki, diantaranya Bill Burgess (Stephen Graham)

Dengan susah payah, Trudy kembali mendapat dukungan dari pemerintah setempat, dengan syarat dia kembali dilatih oleh Jappy. Jika gagal, maka Trudy tidak mendapat support apapun lagi setelahnya.

Berita ini menyebar luas seantreo negeri melalui siaran radio. Trudy mendapat dukungan dari masyarakat, mereka tak henti-henti mendengarkan perkembangan pencapaiannya. Terkecuali Jappy. Alasannya Jappy mau Trudy gagal menyeberangi Selat Inggris, sebab dia sendiri belum berhasil. Malu dan tengsin lah ceritanya.

Segala cara dilakukan untuk menggagalkan Trudy. Cara terakhir adalah dengan memberikan Trudy minum yang sudah dicampur semacam obat anti mabok. Trudy lemas, mual dan pingsan. Kembali pupus sudah cita-citanya.

Di rumah sakit, Trudy mendapat kejutan dengan kedatangan ayah dan kakaknya Meg. Kejutan lain dari Bill yang tiba-tiba datang dan menganalisa penyebab pingsannya Trudy. Inilah awal mulanya Trudy menyadari bahwa minuman itu penyebab ia pingsan, bukan karena kelelahan seperti yang diberitakan.

Bill meyakinkan Trudy bahwasanya ia bisa berhasil. Kali ini, tanpa dukungan dari siapapun kecuali hanya ayah, kakaknya dan Bill sebagai pelatih, Trudy kembali mencoba menyeberangi Selat Inggris. Tak disangka, sesaat sebelum kakinya menyentuh air tepi pantai Cap Gris-Nez, Parancis, ada wartawan yang memergokinya. Berita ini akhirnya kembali menyebar seantreo negeri. Semua orang seharian mendengarkan radio demi mengetahui perkembangannya.

Semua rintangan yang ada di Selat Inggris ia rasakan. Mulai dari air yang dingin, kacamatanya yang bocor hingga ia renang tanpa pelindung mata. Kelelahan dan hampir menyerah, kemudian Meg ikut nyebur dan renang demi menyemangati adiknya.

Tak sampai disitu, Trudy juga ketemu kawanan jelly fish lalu melewati laut dangkal. Disini Trudy terpaksa harus menyeberang tanpa nahkoda dari pelatihnya. Kapal mereka tak bisa melewati laut dangkal.

Trudy sempat kehilangan arah karena hari telah gelap menjelang malam. Ngga ada petunjuk apapun. Kondisi ini sempat membuatnya putus asa. Dia terombang ambing di lautan dan hampir menyerah. Keluarganya juga sudah pasarah.

Klimaksnya, pada sebuah perbukitan, ternyata seluruh penduduk telah berkumpul menunggu kedatangan Trudy. Mereka menyalakan api unggun di sepanjang daratan sebagai sinyal dan beruntungnya, Trudy masih tersadar dan segera berenang menuju daratan Dover, Inggris.

Akhirnya, 6 Agustus 1926 Trudy berhasil memecahkan rekor wanita pertama yang berhasil menyeberangi Selat Inggris selama 14 jam 30 menit.

Trudy disambut besar-besaran setibanya di negaranya. Di pelabuhan, Ibu, adik laki-laki, Charlotte dan seluruh rakyat Amerika telah menunggunya. Begitu juga di wilayah Coney Island, masyarakat sudah memadati setiap ruas jalanan. Seluruh penghuni kota New York ikut dalam euforia keberhasilan Trudy.

Kabarnya setelah berenang jauh itu, pendengaran Trudy semakin memburuk.

Related Post: Sounds of Freedom, Kisah Nyata Sebuah Misi Penyelamatan

Kesan menonton Young Woman and the Sea

Di awal cerita, saya sempat merasa bosan. Mulai pertengahan film baru deh merasakan ketegangan-ketegangan dan semakin kesal, gemas san semakin penasaran ketika konflik mulai muncul di sepertiga sampai akhir cerita.

Euforia penyambutan Trudy di lepas pantai Dover, Inggris juga penyambutan di negaranya terasa sampai ke penonton di Medan Indonesia, haha. Apalagi ketika penayangan rekaman video asli dalam ending creditnya yang ternyata memang menyentuh, semeriah itu dan mengharu biru.

Ketika ayahnya ditanya ia menjawab “Saya bangga, tapi memberikan izin kedua kali untuk hal yang sama, saya katakan tidak”

Kalau saya jadi ayahnya juga mungkin akan bersikap sama. Selama 14 Jam mendampingi anaknya dari atas kapal, menyaksikan anaknya bertarung nyawa di laut lepas, sudah cukup bagi ayahnya untuk berbesar hati jika harus kehilangan anaknya untuk yang kadua kali setelah penyakit campak dimasa kecilnya.

Bagian akhir cerita banyak disorot lautan lepas yang bagus banget sinematiknya. Dengan properti kapal-kapal pendamping juga suara yang melatarbelakanginya sangat menghibur dan bikin kita betah nungguin Trudy renang sampe daratan.

Film ini memberikan pesan bahwa hambatan tentu saja akan selalu ada. Selagi tekad, semangat dan keluarga masih disana, semuanya akan baik-baik saja. Selain kemenangan menaklukkan alam, Trudy juga berhasil mengusir paham patriarky dan rasa skeptisisme dari mereka yang meragukan perempuan.

Saya sempat membaca sepintas biografinya. Dikatakan bahwa Trudy sebenarnya sempat memenangkan medali emas di Olimpiade. Entah alasan apa, dalam film ini justru ia dikecilkan dengan kekalahan.

Terlepas dari itu semua, this is a very inspiring film and definitely worth watching.

A simply mom.. About live, life, love and laugh...
Pos dibuat 391

Satu tanggapan pada “Young Woman and the Sea, From Zero to Hero

Tinggalkan Balasan

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas
error: Content is protected !!