jalan dan wisata · Review

Warung Lawas Sunggal, Sensasi Makan dikepung Barang Antik

Warung Lawas Sunggal, Sensasi Makan dikepung Barang Antik

Warung Lawas Sunggal, sensasi makan dikepung barang antik yang super banyak. Ini kayaknya museum berkedok warung, sih. Soalnya itu seluruh dinding bangunannya penuh dengan pajangan barang-barang antik. Nuansa jadulnya terasa banget.

Dari mulai koper, setrikaan, patung ukiran dll. dsb, sampe poster-poster dan potongan majalah jadul didalam figura memenuhi dinding bangunan.

Nyari kolektor barang antik ini dimana, sih? Satu sisi mereka keknya gampang banget dapetin barang jadul begitu. Sisi lain saya punya setrikaan arang, sepeda jadul dan TV hitam putih jadul gitu mau nyari pembelinya aja susah amat. Lagi butuh uang nih, haha.

Soalnya nanggung cuma sedikit. Kalo tadi banyak ya dikoleksi aja sekalian, kan? Begini-begini saya suka lihat koleksian barang-barang antik, kok. Semakin jadul semakin menarik dah tuh barang.

Tapi kaum mendang-mending kayak saya sih emang lebih baik Beli Perhiasan Emas ya, hehe. Tapi kalau kelebihan duit dan ikuti hobi ya sah-sah saja.

Sama halnya warung lawas ini. Di feed IG saya bolak-balik dah muncul reelsnya. Trus kapan hari ngebatin enak nih suasananya. Qadarullah, kemaren mau bukber dadakan, menuju ayam cabe hijau ternyata udah full booked. Yasudah jalan santai lagi sambil lihat kanan kiri nyari tempat berbuka yang nyaman, eh nemu warung ini. Ngga kepikiran dan ga keinget ada warung ini, tetiba terlihat aja.padahal lokasinya nyempil (hidden)

Kebetulan ngga harus pake booking dulu, yasudah cuss masuk cari tempat duduk di bagian dalam.

Related Post: 9 Istilah Populer Bulan Ramadhan

Warung Lawas Sunggal

Konsepnya, sih lebih ke resto. Ambience yang tenang dan santai rasanya bikin suasana makan akan terasa semakin nyaman. Bangunan dua lantai ini sebagian besar furniturnya berbahan dasar kayu. Begitu juga dinding bagian depan yang terlihat sebagai fasad dan ornamen bagian depannya juga menggunakan kayu. Kental sekali dengan nuansa Jawa.

Saya paling suka lihat lantainya. Terbuat dari keramik bercorak batik semakin menambah kesan Jawa yang klasik. Dindingnya beraksen jendela-jendela kayu yang hampir seluruhnya ditempelin figura-figura dengan foto poster dan iklan-iklan jadul.

Bagian atasnya tersusun koper-koper jaman Belanda, lalu guci-guci kuno dan piring-piring serta nampan lawas. Sesuai namanya, warung ini menawarkan atmosfer vintage. Fix, saya suka, saya betah! 😀

Meksi semuanya serba jadul, tapi justru berada di sini, banyak spot foto cantik sekaligus instagenik. Suasananya adem mungkin karena sebagian besar materialnya terbuat dari kayu.

Warung Lawas punya dua area berbeda yaitu lantai 1 ada outdor dan semi indor. Sementara di lantai 2 ada indor dan balkon.

Bisa dibilang generasi 80an mungkin yang paling bontot yang paling bisa ngerasain atmosfer tempo doeloenya. Menjamurnya kafe dan resto dengan interior modern terkadang memang bikin pengunjung jenuh. Apalagi usia-usia yang pernah ngerasain aura-aura vintage, pasti akan bersnostalgia kalau ada di warung ini.

Masuknya aja udah langung disambut sama sebuah mobil VW putih dan 3 buah vespa yang terparkir gagah seperti menyambut tamu untuk masuk. Lalu kita langsung dihadapkan dengan sebuah replika biola raksasa (apa ya namanya?) dan patung kayu berbalut kain batik.

Koleksi barang antik seperti radio, setrikaan, lampu, telepon, dan senter diletakkan pada rak-rak terbuka dan sebagian berada di atas rak TV. Dan semuanya itu berjumlah lebih dari satu. Kenapa sampe kepikiran ngoleksi senter, sih? Sementara senter yang sama punya Alm Bapak fisiknya masih ada, tapi sudah terburai-burai. Ah coba kalo tau ini bisa jadi barang antik, kan dirawat ya, haha.

Di Medan sepertinya sangat jarang ditemukan warung dengan konsep jadul seperti ini. Ada beberapa rekomendasi sih. Ngga banyak, tapi nanti dipostingan terpisah ya…

Bagi pecinta suasana vintage terutama penggemar fotografi, ini surganya, deh. Dari ornamen, susunan dan bentuknya bisa menjadi sebuah hasil foto yang sempurna. Pake kamera biasa aja hasilnya cantik. Apalagi pake kamera profesional.

Related Post: Masakan Kampung Rempah Sederhana nan Lezat di Rumah Makan Singa Raga Jaya Medan

Menu Nusantara

Sayang di sini ngga ada menu bakar-bakaran. Padahal tadinya saya pingin sekali makan ayam bakar sambel kecap. Sebagai gantinya, saya pesan paket menu jadul 1. Terdiri dari nasi putih, ayam goreng kalasan disuguhkan di atas sebuah piring seng. Ada sambel terasi dan kecap, lalapan dan tahu goreng plus semangkuk sayur asem. Pendampingnya berupa air es jeruk selasih. Buka puasa auto seger.

Beragam menu khas Indonesia lainnya bisa dipesan, kok. Tapi makanannya ngga ikutan menu lawas juga, ya. Ada nasi goreng, aneka mie olahan ayam dan juga olahan ikan. Minumannya juga terdiri dari aneka juice, minuman segar lainnya dan kopi. Rasanya juga pas di lidah orang Medan. Harganya pun masih batas wajar.

Diantara fasilitas yang disediakan, hanya kurang dua item saja. Tidak ada ruang wudhu dan ruang solat khusus. Mereka memanfaatkan area yang lowong di depan tangga di lantai 2. Mungkin karena lokasinya sangat dekat dengan masjid. Sementara area parkir hanya ada di pekarangan luar dan sangat terbatas.

Sedikit info yang pernah saya dengar, Warung Lawas ini masih satu management dengan Warung Cabe Ijo yang ada di seberangnya. Bisa jadi, sih, sebab konsepnya mirip.

Warung Lawas berlokasi di Jl, Sunggak No. 345C Medan. Persis sebelah komplek Somerset.

Aktifitas di Warung Lawas Sunggal

  • Makan minum hidangan khas nusantara yang rasanya menyesuaikan dengan lidah lokal
  • Bersantai di suasana yang cozy
  • Keliling warung melihat-lihat barang antik layaknya di sebuah museum. Serius, disini sperti ngga ada tempat kosong. Bahkan di bagian sisi-sisian dinding tangga pun terisi penuh dengan keramik-keramik hewan. Apalagi dindingnya dipenuhi, dari mulai lukisan, foto, poster-poster iklan dan banyak lagi. Menariknya, semua barang-barang ini terawat dengan baik dan bersih dari debu.
  • Berfoto di setiap sudut yang estetik
  • Bersnostalgia sambil mengenang masa-masa kecil bikin berasa kembali muda
  • Suasana yang santai cocok juga untuk tempat meeting semi formal, arisan atau reuni

Waktu terbaik untuk dapat suasana jadulnya itu sepertinya di malam hari. Saat lampu-lampu semua sudah dinyalakan. Jadi ada perpaduan antara lampu gantung yang sinarnya kuning temaram dengan lampu yang sinarnya putih. Di tambah interior bangunan yang didominasi warna coklat dan atap seng tanpa asbes bikin jadulnya itu dapet banget.

Ditambah alunan musik klasik? Hmmm.. bisa syuting film jadul kita di sini.

Galeri Foto

Tinggalkan Balasan