Semua moda transportasi jadi berbeda situasinya dimasa pandemi ini. Dari mulai kapasitas penumpang yang dikurangin sampe ongkos yang dinaikin, hiks!
Bus yang biasa saya tumpangin kalo pulang kampung juga awalnya menerapkan anjuran untuk mengurangi 50 persen jumlah penumpang. Tapi itu berlangsung setengah jalan doang. Sekarang kursi penumpang udah kembali full tapi ongkos ngga dikurangin lagi. Menang banyaklah dia!
Ternyata naik pesawat juga demikian. Kursi tengah wajib kosong, alias “seat distancing”. Setidaknya begitu situasi terakhir saat saya menumpang pesawat citylink Medan – Bandung pulang pergi. Meskipun ada maskapai yang udah mulai “bandel” berdasarkan pengalaman pribadi temen saya, sih.
Mau naik mobil, bus, kereta api, kapal laut dan pesawat rasanya punya resiko yang sama besar terkait pandemi ini. Tapi kenapa aturannya dibikin berbeda, ya? Ada yang ngga pake syarat apapun, ada yang cuma rapid antibodi, ada yang harus antigen, bahkan PCR. Mana masa berlakunya berubah-ubah pula. Tapi ya begitulah, sebagai warga yang baik harus taat aturan.
Nah, setelah sekian lama hiatus naik pesawat pasca pulang merantau dari kota hujan, akhirnya saya kembali terbang sebulan menuju akhir tahun lalu dan masih dimasa pandemi. Tapi sebelumnya saya beberapa kali udah bolak balik ke bandara meskipun cuma antar jemput. Kalo ada yang nanya apa profesi saya? Ya, saya seorang… supir! wkwkwk.
Setelah dibuka kembali beberapa bulan belakangan, Bandar udara Kualanamu Medan seakan kembali bernyawa. Tadinya diawal-awal pandemi, hotel, toko dan semua gerai makanan disana masih tutup. Lampu juga sebagian besar dimatiin. Yang biasanya riuh, terang dan berisik, mendadak jadi gelap dan ngga bersemangat. Bandara hanya diperuntukkan bagi petugas, penumpang, penjemput, dan para supir angkutan. Bahkan railink juga ikut ditutup. Itupun kita ngga boleh masuk area dalam bandara kecuali petugas dan penumpang.
Terbang Dimasa Pandemi
Pemeriksaan ketat yang mengakibatkan antrian panjang, bikin saya pagi itu berangkat lebih awal dari rumah. Bus ALS juga keliatannya membatasi armadanya sehingga butuh waktu lebih lama menunggu kedatangannya. Udah kayak lagu Bang Haji lah. Tapi karna itu armada paling ekonomis ya sabar aja menanti.
Di terminal keberangkatan, dokumen yang perlu disiapkan untuk bisa masuk adalah tiket dan KTP. Kesimpulannya, selain penumpang pesawat tidak diijinkan masuk ke dalam ruang bandara. Selebihnya prosedur ngga banyak berubah.
FYI: libur natal dan tahun baru 2020-2021, umum diijinkan masuk tanpa pemeriksaan sama sekali melalui terminal kedatangan. Seminggu berikutnya ijin masuk hanya boleh melalui terminal keberangkatan. Mungkin karna sudah ada lab untuk tes rapid juga disini. Hal ini juga menandakan aturan bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Setelah melewati area pintu pemeriksaan (metal detector), langsung aja belok kiri menuju area validasi rapid tes (Airline Service Center). Jadi ada baiknya minimal sehari sebelum berangkat kita harus udah melakukan rapid tes terlebih dahulu. Ada beberapa daerah yang memperketat syarat masuk dengan menunjukkan Rapid Antigen bahkan PCR. Untungnya keberangkatan dan kepulangan saya hanya beberapa hari sebelum peraturan baru itu dirilis. Yang pasti ini dokumen yang wajib ada kalo mau naik pesawat dimasa pandemi dan hasilnya tentunya yang Non Reaktif, ya. Kalo hasilnya Reaktif, jangan dibawa ke bandara karna udah pasti ditolak. Lagian kalo hasilnya reaktif sebagai warga yang baik harus segera melapor dan jangan kemana-mana dulu sebelum hasil swab PCRnya keluar. Rapid tes yang tadinya berlaku hanya 3 hari, diperpanjang jadi 14 hari. Kemudian kembali dipersingkat jadi 3 x 24jam, malah ada yang 2 x 24 jam. Sampe tulisan ini tayang, masa berlaku yang terbaru belum berubah.
Selanjutnya ke area self check-in. Tapi kalo sudah cek-in online ya ngga perlu lagi cek-in ulang sih karna cukup tunjukin skrinshutnya ke petugas udah boleh masuk, kecuali memang mau cetak boarding pass. Yang boleh cek-in manual ke konter petugas hanya bagi pemilik banyak bagasi. Jadi kita yang cuma punya barang dikit, silakan lakukan cek-in mandiri di konter yang sudah disediakan. Yang mau kursinya deketan ya banyak-banyak berdoa karena bakalan random dapet nomor kursinya. Sukur-sukur kalo cek-innya barengan, kursinya bisa dapet yang deketan.
Abis itu prosedur tetep seperti biasa. Masuk ruang tunggu setelah melewati area screening lagi. Nah disini kayaknya peraturan setiap bandara berbeda-beda. Di KNO, sebelum masuk ruang bandara, petugas akan memeriksa tiket dan KTP. Sementara saat akan memasuki ruang tunggu, petugas hanya memeriksa boarding pass dan KTP. Selanjutnya pada saat akan naik ke kabin pesawat, petugas akan memeriksa boarding pass, KTP dan surat rapid yang harus sudah divalidasi petugas. Jadi jangan lupa rapidnya divalidasi dulu sebelum masuk ruang tunggu karna kemaren banyak yang kelupaan jadinya harus balik ke area validasi rapid sementara saat itu sudah harus boarding. Repot, kan.
Di BDO (Husein Sastra Negara) Bandung sedikit berbeda. Petugas validasi rapid berada di luar bandara dekat pintu masuk. Cukup menunjukkan surat rapid yang akan divalidasi kemudian bisa langsung masuk area bandara bagian dalam setelah sebelumnya cek suhu badan. Jadi selain penumpang tetep bisa masuk asal punya surat rapid. Nah, di pintu pemeriksaan menuju ruang tunggu, semua dokumen harus ditunjukkan. KTP, boarding pass dan surat rapid yang sudah divalidasi petugas. Pas mau masuk pesawat cukup tunjukkan boarding pass dan KTP saja.
Tiba di bandara tujuan, sebelum keluar dari terminal kedatangan, akan ada proses scan barcode EHAC yang udah kita isi sebelumnya. Jadi itu aja sih sedikit perubahan pemeriksaan serta penambahan dokumen supaya bisa lulus terbang :D. Selain wajib pakai masker pastinya, ya.
Tips Terbang Aman Dimasa Pandemi
- Pilih maskapai yang menerapkan seat distancing. Meskipun itu sudah aturan yang pakem dimasa pandemi, tapi ada loh maskapai yang bandel. Jadi jangan pilih asal murah, tapi juga yang taat aturan. Demi keselamatan bersama…
- Sebelum tiba di bandara tujuan, download dulu apliasi EHAC (Electronic Health Alert Card) di hp dan diisi untuk kemudian di scan barcodenya di bandara tujuan. Jadi usahakan sudah diinstal minimal sebelum hp jadi mode pesawat. Yang harus diisi pada aplikasi ini adalah Nama, No KTP, No penerbangan, No kursi, daerah asal dan daerah tujuan.
- Pakai masker dimanapun berada dan jangan coba-coba lepas masker. Kecuali lagi makan minum. Kalo bisa sih dari rumah perut udah dikenyangin supaya ngga banyak makan yang artinya harus sering-sering lepas masker. Usahakan maskernya juga yang sesuai standar dan sediakan masker cadangan dalam tas yang mudah dijangkau untuk mengganti masker yang udah terlalu lama dipake. Ngga usah dulu make masker scuba atau masker kain tipis-tipis meskipun bentuknya lucu-lucu. Kita kan termasuk sedang berada di area publik dan ngga tau itu virus terbang dari arah mana aja. Meskipun belum tentu yang terbang virus corona, tapi virus apapun itu berpotensi menurunkan imun tubuh. Kalo imun tubuh udah lemah, penyakit apapun gampang hinggap. (Penulis pake masker kain 2 lapis merk “RIDER” 2 lapis dengan anti bakteria) hihi
- Rajin-rajin cuci tangan. Kalau dirasa repot, pake hand sanit atau tisu basah. Perkecil pegang-pegangan lah pokoknya, kecuali gandengan tangan sama pasangan, hihi. Abis pegang apapun langsung sterilkan pake alat tersebut. Hand sanitizer juga usahakan yang food grade ya supaya aman langsung pegang makanan.
- Minimalisir ke toilet. Demi apapun toilet itu sarangnya kuman …
- Usahakan ngga usah bawa banyak tentengan atau bagasi. Memperkecil kemungkinan memegang barang-barang yang habis dari tumpukan barang lain yang dari bagasi misalnya. Kalo saya beberapa barang akhirnya dipaketin.
- Bagi yang bawa balita atau anak-anak, jaga selalu agar ngga banyak main atau megang-megang banyak benda. Tapi kalau ngga terlalu mendesak ada baiknya anak-anak jangan dibawa dulu berpergian jauh naik kendaraan umum.
- Hindari kerumunan dan jaga jarak. Duduk di tempat yang sepi aja. Cari bangku yang mojok juga gapapa demi menghindari kerumunan. Pilih antrian paling depan atau paling belakang sekalian. Baik pada saat akan masuk ruang tunggu ataupun naik dan turun dari pesawat dan pada saat ambil barang dari laci kabin. Mendingan belakangan daripada berdesakan. Kalo ada yang nekat deket-deket tegur aja dengan sopan. Kalo bandel mending kita yang ngalah menjauh. ya meskipun resikonya keluar pesawat paling belakang atau ngga kebagian space di laci kabin dekat kursi kita. Tapi itu rasanya jauh lebih baik daripada desak-desakan.
- Pada saat akan naik ke pesawat, penumpang dibagi menjadi 2 bagian. Nomor kursi depan sampe tengah boleh masuk dari pintu depan, nomor kursi tengah sampe belakang hanya bole dari pintu belakang. Begitu juga pada saat akan turun dari pesawat, sepertiga di depan dipersilahakan turun terlebih dahulu, kemudian yang tengah disusul yang belakang. Itupun masiiih ada juga yang ngebet mau turun duluan. ckckck. Pokoknya ikutin aja deh aturannya, ya. Jangan ndablek…
- Bawa peralatan pribadi seperti alat solat berikut sajadahnya.
- Minum vitamin dan bawa obat-obatan apalagi kalau kita mengidap penyakit tertentu.
- Bawa cairan disinfektan. Meskipun kemarin saya ngga bawa, hehe. Fungsinya untuk nyemprot tas, sepatu dan barang-barang yang ngga memungkinkan untuk langsung dicuci.
- Sampe rumah / hotel, semua baju yang dipakai segera dipisahkan dari yang bersih. Kalau ada londri di hotel atau londri terdekat ya lebih bagus langsung dicuci.
- Sebelum berpergian jangan lupa berdoa untuk keselamatan dari dan sampe tujuan.
Jadi gitu sedikit tips sederhana terbang yang Insyaallah aman ala saya. Meskipun agak repot tetep ngga boleh lengah, ya, karna mau ngga percaya tapi ya korban covid ini nyata adanya. Banyak yang beranggapan New Normal itu sama dengan keadaan normal seperti sebelum pasukan Covid menyerang. Ngga begitu, ya. Covid masih tetep mengintai mangsa, makanya harus ekstra hati-hati, waspada dan ikuti prokes 4M itu. Apa itu? Nih, diingetin lagi. Make masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Menghindari kerumunan. Baiknya di rumah aja kalau bukan kebutuhan mendesak. Bagi yang harus bepergian, ikhtiar harus maksimal dan yang paling penting berdoa untuk keselamatan diri dan juga keselamatan kita semua. Semoga covid segera pergi dari bumi pertiwi dan belahan dunia, Aamiin…
Ke pasar baru mendayung perahu
Tak pakai sepatu teriris beling.
Tak perlu ragu melepas rindu
Tetap aman terbang bersama citylink
Eaaaaaak pantun ga nyambung dipaksa-paksa ππ
Kemana aja selama di Bandung? Next postingan ya π¬π¬
Hebat euy…udah terbang lagi….sepertinya asal kita ikut protokol pasti akan aman-aman saja ya…ππ. Ditunggu cerita Kota Kembangnyaπ
Sekalian dinas hihii..
Aku biasa klo abis baca tulisanmu lgsg dpt ide dan kekuatan nulis mas, semacam inspirasi. Makasi yaa ππ
Lah…beneran itu?.π….Padahal aku hanya mencoba menulis setiap cerita buat kenangan saja….Bersyukurlah kalau berguna buat orang lain untuk menyemangati menulis….Kek gitu, amal jariyyah ga sih, mbak?π€π€
Iya, nih semangat nulisnya naik turun tp banyakan turunnya. Hrs dipecut dulu, haha.
Tp Segala sesuatu yg bermanfaat bagi org banyak sprtnya satu bentuk amal jariyah, sih. Di aminkan aja, deh. Aamiin…
Mari sama-sama bersemangat menulis. Cerita Kota Kembangnya semoga segera terbit…masih penasaranπ€
Hahaa…makin dipenasarin makin keki mau nulis. Malu2 kucing wkwkkw
Selama pandemi kebetulan saya juga sudah berpergian terbang ke beberapa daerah luar Jawa, memang cukup ketat aturannya sih dan berasa ribet awalnya, tetapi setelah beberapa kali ya harus seperti itu penerapannya ya… Itupun masih ada yang bandel maskernya dilepas sewaktu di dalam pesawat; langsung laporkan ke mbak pramugarinya.
Aman π
Udh jadi kek kebiasaan baru sih yaa. Malah skrg perasaan ada yg kurang klo ga maskeran…