Beberapa meter setelah panti asuhan, jalanan kembali dikelilingi perkebunan. Ada satu pemandangan menarik yang sempet saya tangkap. Sekelompok bebatuan membentuk tembok tinggi dan besar. Pingin kesana apalah daya keknya agak jauh dan lelah.
Oase semakin nampak dengan beberapa petunjuk jalan tertempel di batang pohon-pohon sawit dan ditancap di tanah yang mulai muncul.
Melewati area parkir, jalanan mulai menurun sebelum menjumpai anak tangga. Duuh, tangga lagi tangga lagi, haha.
Dimana ada sungai disitu ada jembatan ya…
Pertama kali yang kami cari adalah penjual minuman. Udah agak segeran, karna akhirnya tenggorokan basah, baru nyadar ternyata sekitar tempat kami duduk tepatnya di bawah rimbunan pohon bambu aroma pesingnya menyengat sekali, haha
Ngga enaknya piknik dihari libur ya begini. Terlalu rame dan ngga nyaman. Kebetulan di Sungai Landak tersedia areal kemping yang cukup luas dan banyak tenda terpasang menandakan pengunjung memang lagi banyak-banyaknya.
ekspektasi
kenyataan
ekspektasi
kenyataan
Karna teralalu ramai pengunjung, akibatnya semua ngga sesuai ekspektasi. Hasrat pingin nyantai-nyantai yang ada malah sumpek dan panas. Lagian siapa suruh datang pas jam 2 siang yaa….
Pekan Sungai Landak
Di daerah perkebunan, pasar biasanya disebut dengan pekan. Fungsinya sama, tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam satu area. Daerah saya Sidamanik juga gitu, sebutannya pekan yang ada dihari-hari tertentu. Orang Medan (Sumut) malah bilang pasar itu dengan sebutan pajak. Orang awam taunya pajak ya kantor pajak di kementrian keuangan ya, haha. Ini Medan, bung!
Sungai Landak juga punya pekan, loh. Pekannya sangat mini yang didominasi sama penjual makanan. Ya iyalah masa mau jual bahan bangunan, ya? Emangnya bisa mandi pake batu bata? haha
Ada satu yang unik di pekan ini. Transaksinya pake uang kayu. Kok bisa?
Jadi kalo mau transkasi jual beli di pekan ini kita harus nukarin uang dulu ke pusat penukaran uang yang sekaligus tempatnya jual aneka sovenir. Uang kertas atau logammu akan diganti dengan uang kayu lengkap pecahan 500 rupah sampe 2ribuan. Jadi uangmu itu ngga berlaku disini. Awalnya saya heran kok bisa ada tempat penukaran uang disini. Ternyata penukaran uang lokal, toh.
Waktu saya tanya, kenapa konsepnya begini, kata abangnya ya cuma biar unik aja dan jadi tau berapa perputaran uang perharinya. Kreatif…
Keliling di pekan ini kita dihibur dengan berbagai alunan musik dari pemutar musik. Ada lagu Jawa, Melayu dan Karo. Lagi-lagi 90% pengelola dan pedagang disini adalah suku Karo.
penukaran uang
tempat penukaran uang dan jual sovenir
ini uangnya
Setelah dapet uang kayunya, baru bole belanja. Aneka makanan bisa jadi pilihan. Selain nasi, ada juga makanan ringan seperti gorengan, aneka mi, jajanan pasar, rujak dan juga minuman.
suasana pekan
pondokan gorengan
pondokan nasi, mi dan jajanan pasar
pondokan aneka minuman
pondokan cendol dan rujak
Harga yang ditawarkan juga masih dibatas wajar, antara 1000 s/d 16ribu rupiah dan makanannya diolah dengan sangat lezat. Oiya satu lagi, saya ngga ada ngeliat bungkusan plastik sebagai wadahnya. Keseluruhannya menggunakan wadah dari anyaman bambu. Jadi memang disekitaran pekan ini ngga ada sampah plastik sama sekali. Membantu mengurangi kerusakan alam tentunya. Keren, ya…
lapar tapi panas
harus makan dan harus disini makannya biarpun panas 😀
wadah gorengannya mirip wadah arang jaman dulu
sovenir
Selain berenang, ada beberapa aktifitas yang bisa dilakukan di Sungai Landak seperti kemping, susur goa, mengunjungi air terjun yang lokasinya masih disekitaran sungai serta bird watcing
Tips Berkunjung ke Sungai Landak
- Datang dihari kerja. Supaya kenyataan sesuai dengan harapan. Selain ngga terlalu rame, yang pasti mempengaruhi kejernihan air sungainya juga.
- Datang dipagi atau sore hari karna bagi saya main air itu enaknya kalo ngga lagi panas matahari. Enak tuh mendung-mendung syahdu gitu, deh.
- Lebih baik naik motor atau ojek kalau bawa anak kecil. Kasian anaknya disuruh jalan jauh yang ada udah rewel duluan karna kelelahan.
- Hati-hati menjaga barang-barang dilokasi pemandian bila kondisi sedang ramai pengunjung. Karna ngga ada penyewaan pondok disekitaran area kemping kecuali agak nyebrang sungai dikit.
- Kalau mau jalan di sungai disarankan pakai sendal jepit. Saya ngga tau apakah karna abis jalan jauh jadi pas jalan di sungai dan injek bebatuan terasa teramat sakit di telapak kaki. Tapi beberapa teman saya merasakan yang sama. Makanya kalau mau nyaman ya pake alas kaki. Dan saya niat mau nyewa ban sebagai media menghanyut ke arah teman-teman yang lain tapi ngga kebagian. Karna jalan dibatuan sakit, di tanah pun panas, akhirnya saya ngesot di air, haha
- Ada beberapa titik yang kedalaman airnya mencapai 3 meter. Jadi pas renang harus hati-hati dan anak-anak tetap dalam pengawasan orang tua.
akhirnya aku jalannya ngesot
tempatnya tampak rindang dan asri ya
Wktu masi perawan ya lbh rindang dan asri lg… Plus minus sih klo tmpat udh terkenal
Uhh.. perawan
😁😁
Biasanya kalau ke air terjun suhunya selalu sejuk kaerah dingin. Jadi pasti akan kelaparan….apalagi perjalanan penuh liku begitu…..😀
Disini udara masi lembab jd masi sumuk. Bener ga sih sumuk istilahnya haha. Tepatnya klo banyak main air pasti banyak laparnya juga 😀
Hahahha…sumuk kalau di jawa artinya gerah alias panas, Chi……
Ya iya itu maksudnya. Berarti bener cari istilahnya haha
Eh, itu makannya pake daun pisang ya Mba? Dulu, waktu kecil masih suka makan pake daun pisang ketimbang pake piring. Rasanya lebih nikmat. Apalagi, makannya di tempat terbuka dan sejuk. Air sungainya jernih banget ya Mba?
Iya bang, piringnya bambu alasnya daun pisang. Kn ceritanya zero waste, hehe. airnya jernih dan dingin tp pas kesana pas di jam 12 siang jd capek + panas + rame pula. Kurang seru, hikks
Itu rumahnya bagus banget, padahal kalau dibuka untuk umum pasti rame banget
Iya mb, cantik dan bersih. tapi mungkin ngga mau privasi terganggu. Cuma seneng dekor2 tp ngga mau jd tempat umum, hehe
Udah terkesima di 3 alenia, scroll ke bawah ada foto, tiba-tiba tulisannya abis. Ini namanya kentang..
Oooohhhh. Ada lanjutannya. Baiklah..