Pasar Kamu Pantai Labu, Perjalanan 1,5 Jam dan Diguyur Hujan
Pasar Kamu Pantai Labu, meski perjalanan 1,5 Jam dan diguyur hujan harus rela dijabanin. Mumpung ada temennya. Tempat ini sudah eksis sejak bertahun-tahun yang lalu, tapi baru kali ini saya punya kesempatan berkunjung langsung. Maklum, jaraknya jauh buangeeet. udah beda kota dan kabupaten mengharuskan subuh hari supaya masih bisa ngerasain sensasi sarapan di bawah pohon-pohon rindang dan dihibur musik Melayu.

Pasar Kamu Pantai Labu
Dalam bayangan saya, menuju kesana itu efort banget. Sebab kata warlok, pasar ini sudah selesai jam 9 pagi. Ya kali dari Medan berarti beneran lepas subuh langsung go. Perjalanan kurang lebih 1,5 jam dari jalan lintas karena naik motor. Kalau naik mobil bisa lewat tol dan mungkin lebih singkat waktunya. Udah gitu, Medan kan ngga pagi ngga malam begalnya ready selalu. Serem lah kalo naik motor masih gelap gulita.
Lagian ngapain ya sarapan aja mesti jauh banget. Tapi emang saya sebenernya udah lama kepingin kesana, hanya saja ngga pernah ada temen yang mau seefort itu. Jadi itulah penyebab kenapa saya baru punya kesempatan berkunjung setelah dapet temennya, haha. Akhirnya…
Sekilas namanya terdengar kurang menjual ya, hihi. Ternyata PASAR KAMU adalah singkatan dari Pekan Sarapan Karya Anak Muda dan mendapat dukungan pebuh dari pemda. Lokasinya ada di Jl. Perintis, Denai Lama, Kec. Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Pasar Kamu hanya ada di hari Minggu, pukul 6 pagi sampai habis. Kalau cuaca sedang cerah dan ramai, katanya jam 9 pagi aja makanan udah ludes semua.
Konsepnya berupa pasar pada sebuah lahan yang cukup luas dengan ratusan pondokan untuk tempat menghidang makanan. Pengunjung boleh berbelanja hanya dengan menggunakan mata uang khusus bernama Tempu, terbuat dari batok kelapa berbentuk bulat kecil. Untuk mendapatkannya, kita bisa tukar uang rupiah dengan tempu di Komisioner Penukaran Uang (KPU). 1 tempu bernilai 2ribu rupiah.


Area makanan, makanan berat dan minuman itu terpisah. Jadi kita emang self service. Ngga ada waiters yang bisa nawarin dan bantu anterin pesananan.
Jangan harap ada meja dan kursi karena makannya lesehan dan sudah disediakan alas duduk. Jadi cari tempat kosong, gelar alas duduknya dan makanlah disitu. Mengintip google review, kalau lagi ramai, itu tanah sampe ngga keliatan saking semua ketutup tikar. Jadi kalau telat dikit, alamat ngga kebagian tempat duduk dan alas duduknya, deh.
Penjual rata-rata menggunakan pakaian adat Melayu. Karena memang Deli Serdang aslinya dihuni suku Melayu Deli dan Melayu Serdang. Meski kebanyakan dari penjualnya berbahasa Jawa :D.
Makanan yang dijual juga beragam. Mulai dari sajian jadul seperti tiwul, getuk, gatot, grontol, pecel, rujak cingur (cingurnya diganti kikil), wedang uwuh, wedang jahe, cendol dll sampai yang sudah kekinian. Makanan ringan seperti aneka gorengan juga makanan berat seperti nasi, lontong dll. Asli, sampe sana kelamaan keliling karena bingung mau makan apa saking banyaknya.



Selagi makan, kita dapet hiburan musik akordeon dan gendang melayu. Jangan takut kepanasan karena areanya banyak ketutup pohon rindang dan udaranya sejuk sepoi-sepoi. Lagian kan sarapan emang masih pagi, ya. Jadi matahari belum terik.
Fasilitasnya berupa toilet. Tapi jumlahnya terbatas. Kalau ramai pasti antriannya mengular. Lokasi parkir juga luas. Beberapa ada di pekarangan rumah warga. Untuk motor, tarifnya 3ribu rupiah.


Perjalanan Menuju Pasar Kamu
Habis subuh saya sudah siap-siap, nungguin temen datang akhirnya baru berangkat jam 6 pagi. Prediksi nyampe sana selambat-lambatnya jam 8 pagi, masih bisa lah.
Dari Medan cuaca cerah, siapa sangka baru sampe Tanjung Morawa, mulai gerimis. Nekat melaju tapi makin lama gerimisnya makin menjadi-jadi. Berhenti sebentar di alfamidi berharap reda. Engga juga, dong. Gerimisnya awet sampe akhirnya tetep lanjut jalan pake jas hujan.
Posisi udah jam 8 pagi baru sampe jalan besar Kualanamu dan hujan turun semakin deras. Memutuskan untuk batal saja dan singgah di warung sarapan. Udah pasrah dan kecewa tapi habis juga lontong sepiring tambah teh hangat. Setelah itu kekenyangan didukung cuaca dingin, matapun ngantuk akhirnya tertidur, haha.
Bangun-bangun udah jam 9 lewat. Hujan menyisakan gerimis kecil. Entah kenapa hati ini masih aja tergerak pingin kesana. Pokoknya iseng-iseng berhadiah, aja, deh. Logikanya kalau hujan pengunjung pasti sedikit dan makanan masih utuh dan tentunya masih buka. Kalo masih kebagian ya syukur, kalo udah tutup ya sudah cari tempat lain yang seru-seru.
Setelah bayar makanan dan ngucapin makasih ke bapak dan ibu pemilik warung karena udah bersedia nampung kami berjam-jam, tidur pula, pake numpang toilet segala, kami lanjutkan perjalanan menuju Pasar Kamu Pantai labu.
Jalan menuju kesini sama dengan arah menuju Penatapan Kualanamu. Berada di Kabupaten yang sama dan desanya bersebelahan.
Related Post: Penatapan Kualanamu, Spot Terbaik Menonton Pesawat Terbang
Kalau disuruh kesini lagi, saya sama sekali ngga inget. Banyak belokan dan melewati berbagai desa. Tapi pas sudah sampai di area persawahan, duh Masyaallaah… hadiah berupa pemandangan pagi menjelang siang yang cakep. Biarpun sawahnya lagi kosong, hanya menyisakan kolam-kolam siap tanam, tapi viewnya juara.



Di perjalanan sempet ketemu tukang getuk. Tapi urung beli karena kan di Pasar Kamu ada jual getuk.
Hampir 2/3 jalan aspal mulus diapit areal persawahan. Sesekali ada pemukiman lalu kembali ketemu sawah-sawah. Beberapa di tengah-tengahnya ada pulau kecil. Selain untuk berteduh dan membangun gubuk juga terdapat kuburan besar yang dipastikan itu milik suku Batak Kristen. Sungguh, mayit yang ada di alam kubur pun mungkin beristirahat dengan tenang disana.

Related Post: Paepira Lakeside, Banda Neira Versi Sumatera Utara
45 Menit perjalanan yang ngga terasa karena suguhannya sungguh indah, kami tiba di Pasar Kamu Pantai Labu jam 10 lebih. Masih nampak beberapa kendaraan terparkir yang bikin kami merasa sedikit lega.
Alhmdulillah, masih nampak gorengan, masih nampak tiwul dan masih nampak pecel, haha.
Saya tukar uang 50ribu dengan 25 tempu. Lalu lanjut keliling nyari makanan. Karena masih kenyang, saya ngga ada beli makanan berat. Cuma beli es campur dingin, lalu gegas menuju lapak getuk dkk. Sialnya, getuknya sudah habis, huhu. Cuma tersisa tiwul. Tau gitu beli getuk di perjalanan tadi, kan?
Hari itu pengunjung memang nampak sepi. Dipastikan karena hujan sedari pagi. Kami yang sudah kesiangan ternyata masih banyak juga yang baru datang. Lesehan juga banyak yang kosong. Selain karena sedikit pengunjung, juga tanahnya becek dan berlumpur. Mereka banyak yang memilih duduk di balai yang beratap.
Masih rezeki, saya dapet tempat dudukan bekas pengunjung yang sudah mau pulang, jadi ngga repot-repot nyari lagi. Plus dapat tempat yang strategis. Di bawah dua pohon bambu yang rindang dan di depan orkes melayu yang hari itu masih tayang meski sebentar. Rezeki lainnya, saat saya beli 1 kentang ulir, eh dikasi bonus sama ibunya, beli 1 gratis satu. Pas balik lagi mau nambah, eh dikasi bonus lagi. Gantinya saya kasih tempu yang masih tersisa.
Alhamdulillah, perjalanan hari itu ngga sia-sia. Dapet pengalaman kurang enak karenapagi-pagi sudah kehujanan, lalu suguhan pemandangan sawah yang menakjubkan serta masih diberi kesempatan ngerasain sensasi makan di Pasar Kamu meski sudah kesiangan.
Disuruh balik lagi, mau? Mau bangeeeet. Harus ngerasain bener-bener sarapan dan makan getuk disana. Insyaallah…




Tips Berkunjung ke Pasar Kamu
Ada enaknya juga kalau kunjungan ke Pasar Kamu disaat paginya hujan. Jadi pengunjung ngga terlalu ramai. Jadi pernah ngerasain suasana ketika musim hujan. Tapi next harus ngerasain pas cuaca lagi cerah.
Tips berkunjung ke Pasar Kamu
- Kalau dari Medan, berangkat sesegera mungkin. Terlebih kalau cuaca cerah, pengunjung pasti ramai.
- Pergi beramai-ramai biar seru, minimal berdua supaya ada temennya deh
- Pilih minggu dimana cuaca sedang cerah, karena bakalan banyak suguhan atraksi. Selain dendang melayu, tari-tarian dan kabarnya ada musik gamelan juga.
- Pilih lesesan dengan lokasi yang strategis. Misalnya depan atraksi dan di bawah pohon rindang.
- Beli makanan yang sulit dijumpai di Medan atau makanan yang menjadi ciri khas daerah sana.
- Sempatkan keliling dan amati satu persatu makanan dan minuman yang dijual biar ngga kalap.
- Pakai google map supaya perjalanan lancar
- Ngga usah bawa bekal lain, karena di Pasar Kamu banyak dijual berbagai jenis makanan dan minuman. Kecuali bawa anak bayi
- Bawa tisu basah & kering
- Kabar baiknya, meski ngga bawa cash, ga usah panik sebab ada layanan QRIS di TPU.
- Jaga kebersihan ya. Meski ada petugas kebersihan di penutupan pasar, ngga ada salahnya membereskan sisa makanan sendiri. Selain supaya pengunjung lain ngga keganggu, juga meringankan tugas petugas kebersihan. Kalo bersih enak dipandang mata juga.
Oiya, di sebelah area pasar, nampak sebuah peternakan. Saya kurang yakin, karena tertutup. Tapi sepertinya peternakan ayam karena sedikit terlihat penampakan wadah pakan ayam. Menjelang siang, aromanya kurang sedap. Mungkin itu penyebab Pasar Kamu itu tidak dibuka sepanjang hari. Mungkiiiiin yaa… kalau bole saran sih ternaknya dipindahin gitu rada jauhan dikiiit.
Harapannya semoga Pasar Kamu tetap lestari dan kekal sepanjang zaman. Suatu konsep atraksi wisata yang bagus dan termasuk sukses menampung banyak pengunjung. Jadi pemasukan desa dan mata pencarian tambahan untuk warganya. Sebuah pengalaman bisa berkunjung ke Pasar Kamu meski harus efort, hehe.








