RM Sitopsi Tongging, Sensasi Makan Terapung di Tepian Danau Toba
RM Sitopsi Tongging adalah satu dari deretan RM (Rumah Makan) yang ada di tepian Danau Toba. Pada satu objek wisata yang pernah paling populer di wilayah Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, tepatnya di tepi barat Danau Toba. Desa Tongging namanya. Selain tempat beradanya si air terjun Sipiso-piso yang juga pernah berjaya pasa masanya itu, sepanjang perjalanan menuju Tongging adalah spot terbaik memandang luasnya Danau Toba dan perbukitan yang mengitarinya.
Ngga percaya? Coba lihat ini, deh…
Related Post: 5 Objek Wisata Terbaru di Tanah Karo
Jadi udah berapa banyaklah saya nulis tentang Kabupaten Karo, termasuk beberapa daerah yang bersisiran dengan Danau Toba. Dari mulai alamnya, atraksinya, kulinernya, potensinya dll. Masih juga kelean belum tergerak terbang atau roadtrip ke Medan ini? Iiii…iiii…ni sih parah iii..niii….parah!
Oke lanjut!
Sebenarnya RM yang paling terkenal disini bernama Vhi Vhi Resto. Diakui, penataan dan dekorasinya emang paling eyecathing dari yang lainnya. Makanya jadi tempat paling ramai diserbu pengunjung terutama para konten kreator atau Beauty Blogger bikin konten meski letaknya ada di paling ujung jalan dan saya awalnya emang mau kesini. Tapi dijam makan siang ternyata ramenya banget-banget. Ada meja kosong tapi lokasinya ngga enak. Yasudah, saya sih ngga yang saklek harus mesti kudu wajib makan disitu. Jamnya makan ya makan, sih.
Kalau tujuan yang dimaksud ternyata ngga sesuai ekspektasi, ntah itu rame atau kehabisan makanan atau jelek dll ya kita cari opsi lainnya. Apalagi dijam-jamnya makan. Kalau kondisinya lapar kekeh tetap maunya disitu ya ngga gitu juga konsepnya. Kalau saya harus tetap makan tepat waktu apalagi sedang dalam perjalanan. Biar apa? Biar ngga pingsan karena asam lambung, hehe.
Logika tanpa logistik menjadi logila… haha
Berderet RM serupa yang tinggal pilih mau berhenti dimana. Viewnya sama kok. Sama-sama bukit, sama-sama danau dan sama-sama indah. Kalau makanannya? Ah, kurasa semua sama, sama-sama enak!
Setelah balik arah, sambil berjalan sambil memandang-mandang dan akhirnya mata saya tertuju pada sebuah RM yang justru posisinya ada di deretan pertama paling dekat dengan jalan masuk. Sebenarnya dari awal RM ini sudah menarik pandangan saya, tapi karena tujuan utama ke Vhi-Vhi, dia terlewati begitu saja. Begitulah konsep rezeki, yes. Akhirnya balik dan memutuskan makan di RM ini saja.
Beres memarkirkan motor, bergegas mencari tempat kosong yang posisinya enak. Kembali rezeki masih memihak, salah satu lesehan di area terapung dengan view perbukitan baru saja ditinggalkan pengunjung. Belum juga selesai dibersihkan, saya sudah berdiri di depannya layaknya mandor, haha. Maklum di belakang ada pengunjung lain yang juga ngincer tempat ini karena akan bersantap with a view.

RM. Sitopsi
Apa yang membuat mata saya sedari awal tertuju pada RM Sitopsi Tongging ini? Ya, fasadnya menarik dengan dinding sebagian besar dari kayu plitur mengkilap berwarna cokelat. Mengingatkan saya pada objek wisata Desa Tuk-tuk di Pulau Samosir yang kebanyakan restonya berkonsep sama. Berdinding kayu mengkilap lalu interiornya ramai didominasi dengan perhiasan dinding tapi ngga terlihat sumpek. Malah terkesan hangat dengan banyak sentuhan furnitur kayu.




Saya menilainya elegan. Meski konsep ini hanya ada disebagian area tempat duduk semi indor di bagian depan saja. Sisi lain, area semi indor tapi dengan desain biasa layaknya warung pada umumnya. Selebihnya sama seperti RM disampingnya. Diperbanyak area yang paling digemari sebagian besar pengunjung, yaitu area terapung. Berlantai deretan papan yang ditopang oleh rangkaian ratusan drum diikat erat pada bagian bawahnya kemudian drum-drum ini dikaitkan dengan jangkar di dasar danau dengan tujuan supaya area ini tetap pada tempatnya, ngga kemana-mana terbawa gelombang.
Di paling ujung depan lesehan, terdapat satu meja panjang dengan beberapa kursi makan dan area sebelahnya sengaja dibiarkan kosong. Mungkin untuk tempat berswafoto dan spot pandang. Pesan Beauty Blogger Balikpapan, jangan lupa selalu pake sunscreen kalau sedang di area terbuka, ya.
Belakangan saya menyesal memilih lesehan apung ini. Area ini sungguh ngga disarankan untuk penderita darah rendah, deh. Saya merasa pusing sepanjang duduk disana karena keliyengan terombang-ambing gelombang kecil. Saya coba tiduran, eh malah semakin pusing. Mau pindah tapi sepertinya ngga ada tempat lain yang kosong lagipula ngga enak sama temen yang lain.
Sampe sambil makan pun saya harus merem karena nahan pusing. Padahal hidangannya akan semakin terasa lezat kalau makannya sambil dinikmati dengan view secantik itu.
BTW, pas lagi pusing-pusingnya saya sempet halu, gimana kalau tiba-tiba jangkarnya lepas dan area terapung ini bergeser ke tengah-tengah danau ngga ada yang nyadar. Enak-enak makan tau-tau besoknya udah sampe Pulau Samosir. Lumayan kan? (kalau selamat) 😀



Menu Utama Ikan Bakar
Menu di sini ngga ada ayam atau bebek. Semuanya serba olahan ikan (ikan nila, mujahir, bawal, gurami, mas) dan itu hitungannya kiloan. Olahan yang paling diminati adalah ikan bakar, selain itu olahan arsik, digoreng dan asam manis juga laris manis. Yang beda paling ada nasi goreng dan aneka sayuran kayak kangkung, tauge dan capcay. Oiya selain ikan, ada juga sih pilihan menu lain seperti udang dan lobster
Jadi kalau sendiri atau berdua, ikan sekilo aja keknya udah kenyang banget, malah banyak lebihannya. Saya lupa apakah bisa pesan setengah kilo. Soalnya ukuran ikannya besar-besar dan sepertinya dari kerambah sendiri. Seekor itu ukuran setengah kilogram dan itu serius besar banget dan dagingnya banyak. Over all puas makan sih kalau disini. Seperti biasa, saya lupa motoin makanannya. Udah tinggal durinya baru keinget, haha.
Ikan bakar dioles limpahan bumbu dengan 2 jenis sambal cocolan, sambal kecap dan sambal tuk-tuk. Sambal tuk-tuk ini sambalnya khas suku batak dengan sentuhan rempah khas lokal bernama andaliman. Sensasi getir di mulut saat rempah ini mulai masuk ke mulut dan menggetarkan lidah. Maknyuusss!

Related Post: 3 Makanan Khas Sumut yang Dimasak Menggunakan Bambu
Dan terakhir yang paaaling saya suka kalau ada di tempat wisata begini termasuk di RM Sitopsi Tongging ini adalah toiletnya bersih dan tersedia musolah. Oiya, selain rumah makan, Sitopsi juga menyediakan penginapan.
Kalau berkunjung ke Desa Tongging, disarankan untuk bersantap di salah satu deretan Rumah makan disni, deh. Karena bukan hanya sekedar tentang mengisi lambung kosong, tapi pengalaman makan dengan pemandangan bentangan alam yang jangankan wisatawan asing atau luar kota, saya yang orang lokal dan udah bolak balik ke Danau Toba sekitarnya aja ngga ada jenuhnya dan ngga berhenti kagum sama megahnya Danau Toba dan perbukitan yang mengitarinya.
Begitu luasnya perairan ini, sampe-sampe masih banyak sudut memandang Danau Toba yang belum dicoba. Selalu ada lagi dan ada lagi aja hidden gem bermunculan. Mau difoto dari angel manapun, selalu ada aja celah cantiknya. Seriusan!
Hanya soal sampah aja, sih, yang masih jadi pe-er untuk seluruh kawasan wisata Sumut ini. Mau itu warga lokal, mau itu pengunjung, ayoklaah, mulai sekarang biasakan buang sampah di tempatnya yaitu tong sampah. Parit, sungai, danau atau laut itu bukan tempat sampah, ya. Sering sekali ngeliat orang yang dengan entengnya buang sampah dimana dia berdiri. Sepertinya memang spontan. Tapi spontan itu biasanya karena faktor kebiasaan, ngga, sih? Kalau udah terbiasa buang sampah di tempatnya, pasti ga main lempar gitu aja, biasanya celingak celinguk dulu nyari tong sampah. Kalau ngga ada tempat sampah, kumpulin dulu dan simpen sampe nanti nemu tempat sampah. Yok, bisa yok!




