jalan dan wisata

Lau Sigembura, Pemandian Air Panas Alami di Deli Serdang

Lau Sigembura, Pemandian Air Panas Alami di Deli Serdang – Deli Serdang adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Utara dengan Lubuk Pakam sebagai ibu kotanya. Dikenal sebagai Kabupaten yang punya banyak potensi wisata.

Wisata sejarah, wisata minat khusus, wisata belanja dan bermacam-macam wisata alam seperti pantai, sungai, gunung dan sumber mata air panas menjadi kekayaan yang dimiliki kabupaten ini.

Related Post: Wisata Minat Khusung, Arung Jeram!

Lau Sigembura

Berada di Desa Penen. Sebuah nama desa yang tak asing di telinga saya. Diingat-ingat lagi, ternyata saya pernah ke desa ini bersama keluarga besar beberapa tahun lalu. Tujuan utamanya waktu itu adalah menemani salah satu kerabat yang punya penyakit dan rutin terapi. Terapi berupa kegiatan berendam air panas belerang yang diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Yup, Lau Sigembura adalah wisata pemandian air panas. Entah ini adalah lokasi yang sama yang kami kunjungi waktu itu. Memang pada saat itu, tempatnya masih alami. Kolam-kolam buatan hanya ada beberapa dan belum tertata dengan baik. Masih menyatu dengan pemukiman dan berbatasan dengan sawah dan kebun warga. Bahkan seingat saya belum ada retribusinya.

Penen berada di Kabupaten Deli Serdang. Sekitar 45KM dari Medan dengan jarak tempuh sekitar 1,5-2 jam perjalanan. Ada beberapa rute menuju Penen. Dari Delitua-Biru Biru-Penen atau Amplas-Patumbak-Talun Kenas-Penen dan via Lubuk Pakam-Tanjung Morawa-Talun Kenas-Penen. Kalau dari Simalungun melalui Gunung Meriah- Tiga Juhar STM Hulu-Penen sementara dari kalau dari Berastagi menuju Bandar Baru, Sibolangit-Penen.

Kalau dari Delitua, setengah jalannya rusak parah dan lebih sepi. Jadi saran saya dari Patumbak saja, jalanannya 80% mulus, meskipun jarak tempuhnya sedikit lebih jauh. Beda tipis saja, sih…

Masih ingat tulisan saya soal kolam air panas Goa Ergendang? Nah, kedua lokasi ini jaraknya dekat saja. Cuma beda desa, Lau Sigembura lebih jauh sedikit, mungkin sekitar 3KM dari lokasi Goa Ergendang.

Related Post: Ergendang, Sensasi Berendam Air Hangat di Dalam Goa

Btw, Lau itu berasal dari bahasa Karo artinya sungai atau air. Wilayah ini memang dihuni oleh mayoritas suku Karo.

HTM dan Jam Operasional

Dengan harga 13 ribu / orang, kita diberikan sebuah tiket untuk masuk ke area kolam. Beda lagi dengan biaya parkir sebesar 3 ribu untuk sepeda motor dan 5 ribu untuk mobil.

Jam operasionalnya selama 24 jam. Emang enaknya berendam air hangat itu di malam hari menuju pagi. Mungkin ini jadi pertimbangan pengelola membukanya selama 24 jam. Tenang saja, ada penginapan, kok.

Fasilitas di Lau Sigembura

Lau Sigembura termasuk tempat wisata baru, namun pengelolaannya sudah cukup bagus. Fasilitasnya lengkap dan semuanya terjaga dengan baik.

Kolam

Di area yang cukup luas, seingat saya, setidaknya ada 2 kolam terpisah. Kolam atas dan agak ke bawah. Bagian yang atas terdiri dari 4 kolam, masing – masing 2 kolam besar dan 2 kolam kecil. Di bagian bawah ada 5 kolam, tiga kecil dan 2 kolam sedang.

Pondokan

Kolam-kolam itu semua dikelilingi oleh pondokan yang siap menampung pengunjung. Tarif 50 ribu untuk sewa pondokan biasa di kolam bawah tanpa batas waktu. Ada juga pondokan dengan model semi gazebo di kolam atas. Tarifnya mungkin sedikit lebih mahal.

Aula Pertemuan

Ada dua aula pertemuan yang dipisahkan oleh kolam. Pada kunjungan kemarin karena kebetulan hari minggu, aula itu dipakai oleh saudara kita yang nasrani untuk beribadah. Tapi saya kurang tau, apakah pemakaian aula ini gratis atau sistem sewa.

Musholah

Musolah letaknya diantara kolam atas dan bawah. Bangunan kecil semi outdor ini cukup bersih dan disediakan pula peralatan sholat lengkap. Sholat disini tuh adem karena disapu angin sepoi-sepoi. Hanya saja, ruang untuk berwudhunya terbuka. Jadi agak sulit untuk perempuan berhijab.

Toilet

Ada banyak toilet tersedia di sini. Ukurannya cukup luas, namun ngga bisa dibilang sangat bersih tapi ngga jorok juga. Dilengkapi penerangan yang cukup dan gantungan barang-barang di dindingnya.

Parkir

Parkir motor ada di depan kantin, sementara parkir mobil ada di taman tepat di depan loket. Area parkirnya terbilang cukup luas dan mampu menampung banyak kendaraan.

Kantin

Karena kami bawa bekal, jadi ngga ada pesan makanan di kantin. Layaknya kantin di area pemandian, popmi adalah menu wajib yang harus terpajang di etalase. Selain itu aneka minuman dan snack juga tersedia.

Kantinnya juga cukup luas dan tersedia meja kursi yang banyak. Ada tempat makan rooftop di sisi kirinya.

Penginapan

Terdapat dua jenis penginapan. Kamar biasa dan vila. Untuk kamar biasa letaknya di dekat kantin dengan view bukit di bagian belakang dengan tarif mulai dari 150ribu.

Kalau jenis vila ada di area taman sebelah kolam bagian bawah. Disediakan setidaknya ada 5 kamar dengan view yang luas. Tarifnya mulai dari 300ribu.

Berasa di-oukup

Iklim di Penen sebenarnya tidak bisa dibilang sejuk. Tapi ngga panas banget juga. Ya, letak wilayah ini perbatasan antara Medan yang panas dengan Tanah Karo yang dingin jadi cuaca ada di tengah-tengahnya. Mungkin sih ya… hehe

Air kolamnya juga terbilang lebih hangat dibanding air di Goa Ergendang. Bahkan air yang keluar dari pancuran itu kategorinya bukan lagi hangat, melainkan panas. Pantesan jarang ada yang betah di bawah air mancur.

Berendam air hangat itu kan enaknya kalo ngga pagi ya sore ke malem. Karena tiba sudah menjelang siang, kami memilih untuk makan siang, sholat dan istirahat dulu ketimbang langsung berendam. Selain masih ramai karena dihari minggu, panas matahari juga masih begitu menyengat.

Kami memilih kolam bagian bawah sebab di area ini yang tidak terlalu ramai. Menunggu sore, istirahatnya malah bablas jadi tidur, dong. Pokoknya judulnya pindah makan dan tidur siang, lah.

Pukul 3 sore lebih baru deh pada masuk ke kolam. Meski sudah sore, cuaca masih terasa gerah. Matahari juga masih terang benderang.

Berendam di kolam air hangat Lau Sigembura ini rasanya seperti diuap / sauna atau oukup kata orang Medan. Dada saya terasa sesak dan keringat jagung keluar dari bagian wajah dan leher. Padahal kalau berendam di Sidebuk-debuk dan Goa Ergendang ngga sampe begitu, deh. Saya jadi pakai waktu saat berendam di dalamnya. Kalau sudah merasa sesak, buru-buru keluar dari air beberapa menit, kemudian berendam lagi.

Entah karena pengaruh cuaca yang sedang panas atau karena kondisi fisik yang menyebabkan begitu, saya juga kurang tau. Tapi saya ngerasa sedang sehat pada saat itu. Yang pasti, berendam di Lau Sigembura kemaren ngga selama saat di Ergendang. Selain ngga bisa renang karena kolamnya dangkal, juga karena ngga tahan berlama-lama ada di dalam air.

Antara Goa Ergendang dan Lau Sigembura masing-masing ada plus minusnya. Males banget balik ke Ergendang kalo ingat kondisi musolah dan toiletnya. Tapi kolamnya lebih dalam dan enak untuk renang. Kalau di Sigembura, seluruh fasilitas terjaga dengan baik. Sofar emang jauh lebih nyaman di Lau Sigembura, sih, apalagi kalau bawa bocil.

Galeri Foto

40 tanggapan untuk “Lau Sigembura, Pemandian Air Panas Alami di Deli Serdang

  1. Pas liat fotonya sekilas, aku keinget sama salah satu video di yutub milik warga asing yang datang ke pemandian air panas di Sumut. Tapi, seingatku di yutub nggak ada vila-vilanya seperti yang ada di Lau Sigembura ini.

    Untuk HTMnya lumayan terjangkau ya. Sepi pula jadi kayaknya bisa puas berendem di sana eh walau di air panas juga gak boleh lama yak hehe. Btw, dari tulisan ini aku jadi ngeh sama istilah “oukup” baru ini aku dengar 😀

    1. hahaa, oukup mungkin istilah yang cuma ada di Medan (sumut), ya. Ya itu, mandi uap artinya.

      Eh ngga tau juga deng, istilah daerah lain kali aja sama 😀

  2. Terjangkau banget dong ini 😀
    Asyik banget berendam air panas, etapi kalau terlalu panas juga nggak asyik dah, nggak bisa lama-lama.
    Kalau udaranya dingin, pas banget tuh.
    Saya terakhir berendam air panas itu udah lama banget, di daerah yang dingin, jadinya masuk air jadi panas banget 😀

  3. Fasilitas pemandian air panas Lau Sigembura lengkap banget, kalau yang berkunjung dari luar daerah bisa nginap dengan harga sangat terjangkau dan berendam air panasnya di waktu yang tepat, menjelang pagi.
    Aku ngasih ide ke rombongan yg mau jalan ke air panas, kalau rangorang itu berangkatnya malam, jadi berendamnya menjelang pagi, eh malah diketawain, “siapa yang berendam air panas sebelum matahari terbit”, Lah.
    Deli Serdang ternyata banyak objek wisata menariknya juga, aku taunya hanya jeruknya krn sering diberi oleh2 oleh teman kos.

    1. Yaaah belum ngrasain dia rendem air hangat dini hari ya, mbak, hehee

      Rendeman air hangat siang2 pas terik matahari? yang ada gosong yaak

  4. vila lau sigemburanya cakep banget di foto… fasilitasnya lengkap dan tiket pemandian air pansnya itu loh.. murah meriah banget huhu… selai jalan dapet healing sempurna itu mah..

  5. Enaknya memang sembari nginap ya Ci. Biasanya memang setelah subuh, badan tuh dalam kondisi terbaik untuk pengobatan. Malah banyak sekali yang mengusulkan agar kita mandi sebelum subuh dan salat setelahnya. Jadi memang perhitungan waktu dan kondisinya pas. Apalagi kalau saat berendam kita bisa sambil melihat sun rise yang indah. MashaAllah indahnya dunia.

    1. Betul, bu…
      Mamak mandi sebelum subuh ngilu dikakinya berkurang.
      Setelah itu aku ikut kebiasaannya skrg sebelum subuh mandi dulu…

      Emang Subuh itu waktu terbaik selain untuk sehat spritual juga fisik ya Bu

  6. Keren banget Mbak Suci
    Saya bayangkan, tinggal di Bandung dan seneng ngebolang di sekitar Bandung (kabupaten Sumedang, Cimahi, kabupaten Bandung Barat dst)
    Dan Mbak Suci tinggal di Medan, trus ngebolang ke daerah sekitar Medan
    Seperti itu kan?
    Seneng bacanya, serasa ikutan Mbak Suci, karena ngebolangnya ke tempat-tempat yang sangat khas
    yang mungkin sulit dijangkau kendaraan umum

    1. Betul, Ambu… di Bandung saya belum sempet singgah di Tahura Juanda. Waktu itu masa PPKM pengunjung dibatasi jadi nya “terusir”

      Sukanya mbolang, sih hehee

  7. Kalau di sana Lau artinya air/sungai.
    Kalau di sini jadi bahasa gaul itu Lau= Lo/elu/kamu hihi
    Asik banget dah nih di sana, dapat nuansa menyenangkan buat tubuh relaksasi

  8. Aneh juga ya, wisata pemandian tapi nggak terletak di daerah sejuk.

    Aku kira “Oukup” tadi nama tempat, karena ditulis terpisah dan diawali huruf kapital. Mungkin bisa sedikit dikoreksi jadi di-oukup di bagian subjudulnya. Berasa sauna gitu ya, auto kegerahan dan keringetan.

  9. Ternyata kata Lau dari nama pemandian air panas Lau Sigembura itu artinya air atau sungai dalam bahasa Karo ya kak. Ih jadi nambah ilmu. Harga tiket masuknya termasuk terjangkau ya kak 13k per orang, parkir kendaraannya juga

  10. Pemandian air panas Lau Sigembura jam oprasionalnya 24 jam. Berarti bisa nih ya, sore-sore selepas kegiatan di Medan meluncur ke sini. Berendam air panas/hangat pas badan capek kan enak banget

  11. Oukup tu kalau behasa Sundanya di “kekeup” kah?
    Kan jadi dapet istilah Medan nih.. Ibuku pasti nostalgia banget kalok dikasi istilah bahasa Medan.

    Lau Sigembura ini tempatnya lebih cakep nih.. dibanding Goa Ergendang.
    Kalau airnya cenderung panas (bukan suam-suam kuku lagi), uda mirip osen di Jepang gitu ya, ka Suci.

      1. Kami pernah tinggal di Medan, ka Suci. Buat Ibuk Bapak 20 tahun.
        Buatku, karena anak bungsu, jadi cuma 4 tahun. Samar-samar banget ingatanku tentang rumah dan temen-temen masa kecilku.

  12. Hai hai Kak Suci!
    Aku baca sambil membayangkan hehe. Pemandian air panas di iklim yang tidak sejuk.
    Soalnya aku terakhir jalan-jalan ke daerah Medan tuh waktu kecil. Seingat aku Medan tuh panas kan ya Kak. Apa Deli Serdang juga panasnya sepanas Medan? Kalau iya, menarik ya kalau ada air panas seseru ini di daerah panas, hehe

    1. Haiii kak…
      Kapan ke Medan lagi? hehee

      Iya, sebagaian Kab Deli Serdang itu ada yang panas ada yang sejuk. Dan ini berada di tengah2nya jdi ga sejuk juga ga terlalu panas gitu sih. Karena emang kbtulan pas kesana lagi kemarau juga.

  13. Luas juga ya kak pemandian air panas lau si gembura ini. Dan termasuk pemandian yang sudah terkonsep dan didesain rapih. Jadi pengunjung atau wisatawan yang ingin menginap sudah disediakan juga penginapannya

  14. Waktu baca Desa Penen, saya sempat teringat Panem dan jadi pengen ketemu Katnis lagi. Hehehe.
    Enak ya mbak kalau ada tempat istirahat yang disewakan semurah itu. 50 ribu bisa istirahat sepuasnya setelah berendam air panas. Semua sakit hilang, deh.

  15. Waah 13 ribu bisa merasakan mandi air panas menurutku murah si, jadi penasaran gimana rasanya, pasti bakal lebih betah berendam si dibanding air dingin karena di sini jarang ada pemandian air panas.

  16. insight baru, lau artinya air atau sungai. saya jadi ingat dengan tempat-tempat wisata di malang banyak yang menggunakan kata coban yang artinya air terjun

Tinggalkan Balasan