Film Kaalidhar Laapata, Komedi dan Haru Menjadi Satu

Film Kaalidhar Laapata, Komedi dan Haru Menjadi Satu

Film Kaalidhar Laapata, film india pertama yang saya tonton setelah sekian lama ngga. Sekalinya nonton, eh, jadi ketagihan lagi kaan. Sebabnya pas sekali nemu genre yang komedi, eh bonusnya ada sedih-sedihnya juga. Selanjutnya beberapa hari ini jadi doyan nonton film india, lah. Nampaknya beberapa tulisan saya ke depan isinya review film India semua, haha.

Jangan bayangin komedinya film Kaalidhar Laapata ini full sebadan-badan kek film Agak Laen yang bukan cuma dialog yang lucu, tapi mimik muka dan tingkahnya semua lucu. Dalam film ini, yang bikin lucu lebih ke dialog. Selain itu, full mengharu biru.

Related Post: Review Film Agak Laen : Lawak Terus

Yang paling agak laen dari saya kalo nonton film itu bukanlah visual aktor/aktris yang utama. Tapi lebih ke jalan cerita, keaslian dan visual filmnya secara keseluruhan. Di film ini, jauh bangeet dari kesan mewah-mewah dan ngga bertabur bintang juga. Tapi saya lebih suka yang begitu.

Kaalidhar Laapata

Cast: Abhishek Bachchan, Daivik Baghela, Mohammad Zeeshan Ayub Khan, Nimrat Kaur, DKK

Sutradara: Madhumita

Rilis: 4 Juli 2025

Bahasa: India

Genre: Drama Comedy

Produksi: Zee Studios dan Emma Entertainment Pvt.Ltd

Durasi: 2jam 34menit

Sinopsis Film Kaalidhar Laapata

Sesuai judulnya, Kaalidhar Laapata yang artinya Kaalidhar hilang, bercerita tentang pria paruh baya yang awalnya sengaja dibuang keluarganya dan dikabarkan hilang kemudian bertemu seorang anak kecil. Keseringan bersama, terjalinlah ikatan batin yang kuat diantara keduanya. Sudah seperti sahabat, bahkan sudah seperti bapak dan anak.

Berlatar di sebuah desa di India Utara. Sejak ditinggal mati orang tuanya, Kaalidhar mengambil alih tanggung jawab manjadi orang tua untuk adik-adiknya hingga mereka dewasa. Sampe akhirnya dia jatuh sakit dan menyebabkan timbulnya hutang karena biaya perawatan di rumah sakit. Adik-adiknya yang ngga mau dibebani hutang awalnya berniat membunuh Kaalidhar dengan mencabut infus, tapi sebelumnya surat tanah yang ingin mereka kuasai atas nama Kaalidhar sudah dibubuhi sidik jari yang diambil diam-diam sewaktu ia tidur.

Sial bagi adik-adiknya, Kaalidhar justru masih hidup tapi menderita demensia. Penyakit ini jadi membuatnya sering lupa, linglung dan seperti pikun. Tak kehilangan akal, adek-adeknya berencana membuangnya dan mengklaim kalau dia hilang setelah itu emang sengaja ngga dicari. Jadi dibawalah dia ke sebuah keramaian pada ritual Kumbh Mela di sebuah desa tepi sungai.

Khalidar yang sengaja ditinggalkan jadi nyasar-nyasar ngga karuan, panik nyari-nyariin adeknya. Satu waktu dia sempet papasan sama salah satu adeknya tapi adeknya sengaja pura-pura ngga ngeh. Singkat cerita, Kaalidhar mencuri dengar rencana adek-adeknya itu. Merasa sedih dan kecewa, akhirnya kepalang tanggung sekalian aja dia ngga pulang-pulang.

Untung tak dapat diraih, rumah yang ditinggali adek-adeknya ini kebakaran yang ikut menghanguskan surat tanah. Terpaksa adek beradek ini kembali mencari keberadaan abangnya. Sayangnya Kaalidhar sudah pergi meninggalkan desa. Segala iklan terpasang dan petugas pencarian orang hilangpun dikerahkan.

Kembali ke Kaalidhar. Semasa pelariannya, hidupnya luntang-lantung sampai ke sebuah wilayah Bhojpur lalu ketemu seorang anak kecil bernama Ballu di sebuah kuil. Singkat cerita mereka jadi bersahabat dan tinggal bersama dalam sebuah gubuk derita. Ballu yang terkenal cerdik, lincah dan pintar membaca peluang membuat mereka bisa bertahan hidup kapan dan dimanapun.

Karena kecerdasannya itu, Ballu akhirnya diminta oleh pengelola kuil untuk disekolahkan ke luar kota. Kaalidhar dan Ballu akhirnya berpisah. Momen paling haru karena keduanya harus saling kehilangan Tempat Berbagi Cerita dan Ceria selama ini.

Kaalidhar kembali ke rumahnya, menjual rumah dan membayar hutang, sisanya ia membagikannya secara adil untuk adek-adeknya. Ia kemudian menikah dengan mantan kekasihnya.

Review Film Kaalidhar Laapata

Happy ending …

Salah satu yang saya suka dari akhir sebuah film adalah berakhir bahagia atau endingnya jelas. Ngga nanggung apalagi bikin penasaran.

Meski alurnya sedikit lambat, tapi bagi saya durasi 2 1/2 jam kek ngga terasa. Jalan cerita yang umum, ngga unik dan ngga anti mainstrim sebenernya jadi alasan untuk bosan nontonnya. Tapi karena menyaksikan akting yang oke utamanya Ballu, persahabatan yang indah, hubungan yang kuat antara Khalidar yang kemudian dipanggil dengan sebutan KD oleh Ballu sangatlah kuat.

Dialog yang diciptakan oleh penulis skript bener-bener bikin ngakak dan haru secara bersamaan. Ballu yang ceria dan tanpa beban hidup membuat KD menemukan semangatnya kembali.

Film ini ngga menyuguhkan tontonan megah dan mewah. Justru dengan kesederhanaan cerita, orang-orang desa yang apa adanya, tapi menampilkan visual yang baik, pesanpun turut tersampaikan dengan baik dan menyentuh hati.

Tentu saja, kalau hanya bercerita tentang dua sahabat beda usia ini pasti membosankan tanpa peran pendukung yang tak kalah menghibur. Seperti kehadiran Subhod (Mohammed Zeeshan Ayyub) seorang petugas pencari orang hilang yang mendapatkan tugas mencari keberadaan KD, atasan Subhod lalu istri Subhod juga menghibur dengan keluguannya.

Jujur saja, saya memang nyari film yang ringan dan penuh tawa. Yang saya tunggu jelas dialog-dialog lucu yang spontan dari seluruh aktor. Kalau ada yang bikin saya nangis atau bergidik, saya anggap itu bonus. Kebalik, ya, haha…

Meski begitu, jangan suruh saya nonton Warkop DKI, Mr Bean atau Carlie Caplin, ya, karena bukan kelucuan begitu yang dicari 😀

Related Post: Teruslah Bodoh Jangan Pintar, Sebuah Review

Pesan & Kesimpulan

Pesan yang bisa diambil dari Film Kaalidhar Laapata adalah ternyata mereka yang kita anggap keluarga belum tentu memperlakukan kita sebagai keluarga. Sebaliknya, orang lain yang baru kita kenal bisa saja malah jadi keluarga yang sebenernya seperti yang kita harapkan. Dan fenomena ini banyak terjadi dikehidupan sehari-hari, kan? Bagaimana cinta dan empati serta kesamaan nasib melampaui ikatan kekeluargaan itu sendiri.

Ngga semua kebaikan dibalas dengan kebaikan yang sama. Sebaliknya yang diterima justru air tuba. Jadi jangan berharap banyak untuk segala kebaikan yang kita tabur. Lakukan kebaikan lalu lupakan. Justru keikhlasan yang sering kali mengembalikan semuanya secara berlipat ganda.

Lalu usia bukanlah pertanda sebuah kedewasaan. Disini, Ballu meski masih kecil, tapi jauh lebih dewasa dari usianya. Pahitnya hidup dan lingkungan memaksanya untuk dewasa. Di sisi lain, KD, justru banyak belajar hidup dan bertahan hidup dari seorang Ballu. Entah karena penyakitnya atau memang salah satu kekurangannya, KD justru lebih kekanak-kanakan.

Tapi saya ngga terlalu mempermasalahkan ke-absurd-an sebuah jalan cerita film. Bagi saya yang penting enjoy dan ngga bikin saya ngantuk berarti filmnya bagus dan sukses, haha. Sesederhana itu. Oiya pastinya harus ada pesan yang bisa diambil, dong. Apalagi kalau tentang anak, saya biasanya tertarik untuk nonton atau mencari bacaan-bacaan seru tentang anak di Rumah Kurcaci Pos

Kalau IMDb memberi rating 7,7, saya malah dengan ikhlas hati memberikan peringkat 8,5 🙂

A simply mom.. About live, life, love and laugh...
Pos dibuat 397

Tinggalkan Balasan

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas
error: Content is protected !!