Judulnya panjang amat yak… Haha
Ada BIS (Bukit Indah Simarjarunjung) ada juga PIS (Panorama Indah Sipintuangin). Keduanya sama sama destinasi wisata kekinian yang ada di Kabupaten Simalungun. Kok kekinian? Ya kan sekarang lagi hits itu tuh rumah rumah pohon, ayunan diketinggian dll. Keduanya sama sama punya beberapa wahana dari yang aman sampe yang ektrim. Yang aman ya sekedar foto di sangkar burung dan yang ektrim seperti ayunan diangkasa, sepeda diketinggian, flying fox serta rumah di puncak pohon tinggi. Gitu gitu lah.
Antara BIS dan PIS ini pun sama sama ada di Desa Sipintuangin Kecamatan Pamatang Sidamanik. Letaknya bersebrangan. Ibaratnya yang satu masuk dari sisi timur yang satu lagi dari sisi barat. Tapi kalo sanggup mengelilingi ya bisa aja masuk dari PIS keluarnya di BIS begitu juga sebaliknya. Toh cuma dipisahkan perbukitan. Nah kalo BIS pintu masuknya itu mengarah ke Simarjarunjung dan PIS pintu masuknya arah ke Tigaras.
Kali ini saya mau cerita tentang PIS. Karna tentang BIS udah pernah diSINI
Jadi berawal dari kawan bapak saya yang memang punya keahlian memahat patung dan meminta bapak untuk carikan pekerjanya berhubung bapak udah ngga sanggup lagi bekerja berat gitu. Fyi: Salah satu karya bapak saya dan temennya itu adalah Tugu / Patung Pahlawan yang ada di Bandar Betsi. Adalagi sebuah restoran berbentuk ikan mas yang ada di Sipolha, Kabupaten Simalungun juga. Sayang, restoran ini terbengkalai padahal bentuknya unik dan potensial jadi daya tarik wisata.
sumber: google.com
Nah karya terbarunya adalah Kingkong. Sebuah patung berbentuk Kingkong kini jadi wahana baru di PIS. Mengobati rasa penasaran kami berkunjung lah kesana.
Masuk ke PIS pake karcis ya sodara sodara. Seingat saya kalo ke BIS masuk ngga pake karcis tapi harus bayar parkiran. Nah ini sebaliknya. Tapi ngga tau juga sih ya karna kebetulan kami naik motor. Untuk karcis masuk dan parkiran bisa jadi beda manajemen beda juga peraturannya. Karcis masuk untuk motor 10rb, kurang tau kalo untuk mobil.
PIS memang masih tergolong baru. Jadi akses masuknya juga masi berupa tanjakan bebatuan yang sisi kanan dan kiri berupa ladang ilalang. Belum ada petunjuk arah yang jelas dimana sosok Kingkong berada. Kami sempet terhenti sejenak karna bingung ngga ada tanda sama sekali. Orang yang mau ditanyain juga ngga ada. Kami putuskan lurus saja dan alhamdulillaah ada penampakan. Penampakan kingkong.
Pariwisata Indonesia khususnya Sumatera Utara masih punya peer soal kutipan. Sudah lagu lama kalo kutipan masuk beda lagi sama kutipan parkir beda lagi sama kutipan ini itu. Sempet was was juga pas mau masuk ke area wahana kingkong. Kok sepi? Jangan jangan kutipannya gede, nih makanya ngga ada yang berminat. Saya tetep coba masuk. Nampak 3 orang lelaki yang tadinya saya pikir pengunjung juga. Rupanya penjaganya. Begitu masuk ngga ada diminta apa apa. Alhamdulillaah…
Namanya latah, saya langsung ambil hape dong buat foto. Padahal masi mau foto di taman kecil deket pintu masuk. Ujug ujug si abang langsung bilang “sekali foto 5ribu per orang ya kak”. Trus dia nunjuk ke papan kecil bertuliskan angka 5ribu. Saya “iya” in aja.
Cuek aja saya jalan ke spot foto berikutnya berupa patung hello kitty. Saya liat papan yang sama bertuliskan angka 5ribu/orang. Lanjuuut makin ke atas. Untung anak anak ngga banci foto, haha. Tapi saya candid juga, sih.
Terus iseng saya pura pura nanya tarif foto di patung kingkong. Padahal saya udah liat duluan papan harganya. 10ribu/orang pake hp / kamera kita sendiri. Mereka cuma bantu motoin aja. Kampret ngga tuh??
Iseng lagi saya tawar dong. Dengan kekuatan bulan akhirnya deal, 20ribu bertiga untuk 5 kali foto pake kamera mereka. Kamera DLSR gitu lah dan pake memori kita sendiri.
Hasilnya?? Nih…
Ala kadarnya hahahaa… Jadilaah ya!
Puas digendong kingkong kami jalan jalan lagi tanjakan demi tanjakan untuk melihat wahana lainnya. Hari itu angin sangat kencang dan dingin. Caca aja hampir melayang layang. Ngeliat tarif foto yang murah tapi mahal itu saya urung mau eksis. Lagipula anginnya luar biasa kencang dan agak was was kalo ajak anak manjat manjat.
Jadi, perlukah tarif nan mahal untuk sebuah destinasi wisata? Boleh asalkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan kepuasan yang kita terima.
Menurut saya nih, kenapa saya bilang murah tapi mahal? (ngga dapet istilah yang cocok). Terkesan murah karna cuma 5ribu perak. Tapi…. Hitung dong pengalinya.
5 ribu itu per orang, loh. Perorang!
Jadi kalo kita pake 1 wahana untuk sekali foto tapi yang difoto ada 3 orang. Berarti bayar 15ribu. Ada yang peraturannya sekali jepret ada juga yang pake waktu. Anggap saja wahananya ada 20 macem. Ini udah minimal kali krna kenyataannya banyak wahana. Kalikan saja sendiri….
Kalo wahana ektrim. Minimal 20ribu tarifnya.
Beda lagi kalo sekedar duduk di pondokan. Pondokan yang kita ngga nyangkalah bakalan dikenakan tarif juga. Karna kita pikir ya memang fasilitas untuk pengunjung. Pas berdiri mau pindah atau apalah tiba tiba dimintai duit. Kan, zonk!
Konon katanya kalo kita ada belanja di warung milik mereka ya gratis duduknya. Padahal warungnya dimana, pondokannya dimana dan yang punya yang mana kita ngga tau. Terlalu banyak pengelola kayaknya.
Kok komersil amat ya??
Bukan apa apa…
Banyak pengunjung yang rindu kembali ke sebuah destinasi wisata. Tapi mengingat tarifnya mahal dan ngga sesuai dengan pelayanan, pasti bakalan mikir mikir lagi, deh. Jangan sampe PIS dan BIS serta puncak puncak lainnya kehilangan pengunjung karna tarif yang sesuka hati.
Danau Toba bisa dinikmati dari sisi manapun. Asal kreatif menata, pintar mengelola dan lihai bersaing dengan sehat maka dia lah yang akan memenangkan hati pengunjung. Semoga ini bisa jadi pertimbangan para pengusaha tempat wisata agar lebih bijaksana menetapkan tarif sewajarnya.
Pelabuhan Tigaras
Puas berkeliling PIS, kami lanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Tigaras yang berjarak sekitar 2 KM dari PIS.
Masih segar dalam ingatan peristiwa tenggelamnya KM Sinabung pasca lebaran lalu. Sejak saat itu Danau Toba menjadi pusat perhatian nusantara bahkan dunia. Danau Toba pun semakin dikenal.
Pencarian korban dihentikan dihari ke 18. Sebab tak ada yang mampu menyelam ke dasar danau dengan kedalaman nyaris setengah kilometer dengan suhu minus serta tekanan berton ton air.
Sebagai bentuk keprihatinan, dan mengenang para korban, sebuah momumen akan segera dibangun dikawasan Pelabuhan ini.
Hikmah dari musibah ini, seluruh kapal akhirnya diwajibkan punya manifes penumpang. Serta adanya pengawas pelabuhan yang berjaga sepanjang pelabuhan beroperasi.
Sekitar 1 jam juga kami berada di pelabuhan. Beberapa mobil terlihat sudah antri menunggu feri. Beberapa wisatawan asing terlihat ikut menunggu bersama tour guide mereka.
Saya mencoba menegur dan berbincang sedikit dengan salah seorang turis dari Denmark bernama Jeims. Ntah bagaimana penulisan namanya, haha. Syukurlah, mereka sekeluarga ngga takut nyebrang dengan kondisi angin kencang dan ombak yang besar pula. “We like Danau Toba”, katanya. Tengkyu Jeims. Tak lupa minta foto, kali ini sama Caca dan Cahyo aja. Mamaknya udah pernah 😅.
Hingga akhirnya sebuah kapal tiba dari Simanindo dan mobil mobil perlahan masuk ke dalam fery sambil didata oleh pemilik kapal.
Tak ada yang perlu ditakuti dengan Danau Toba, ombaknya serta misteri misteri lainnya. Sejauh kita bersikap sopan, menjaga alam dan menghormati adat istiadat setempat, Insyaallaah alam dan masyarakat juga akan menjaga kita.
Dimanapun berada, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.
“When In Rome, do as Romans do” 😊
Wisata rumah pohon sepertinya lagi marak dimana mana. Di tempat saya juga ada kaya gitu namanya Bukit Asmara Situk. Situ di ambil dr nama daerahnya desa situk.
Iya ditiap daerah skrg slalu ada rumah2 pohon. Situ=air bukan?
Bukan situ tp situk. Klo jawa air itu banyu atau Tirta.
Oo kirain hehee… Kan banyak tuh tpt2 dijawa diawali dengan situ 😀
Iya lumayan bnyak, situ itu lebih umum di gunakan untuk air yg berupa genangan entah itu bendungan waduk dll. Itu setau saya. Tp klo air seperti air terjun biasa menggunakan kata tirta. Sepert curug Tirtayasa dll
Klo disama apa namaya wisata air seperti itu?
Disni Bah=air. Banyak wisata air diawali dgn kata bah sprt bah damanik, bah butong, bah dam, bah biak
Itu bahasa batak kah?
Yup…
masyaallah..what a beautiful place! Indonesia memang luar biasa!! thumb up..
oh ya.. salam kenal dari solo
Halo..salam kenal kembali dr Medan… Makasi udh mampir yaa 😊
wahh gede banget itu kingkongnya
Iyaa… Minum air danau 😀