Review

Buku Antologi : Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di sini

Buku Antologi Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di sini

Buku Antologi Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di sini merupakan buku ke-5 dari komunitas menulis Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI) terbitan Stiletto Book. Ini kali kedua saya berpartisipasi menjadi penulis setelah sebelumnya ambil bagian dalam buku Jelajah Kuliner Nusantara.

Terimakasih untuk Bu Annie Nugraha, blogger senior yang murni saya kenal lewat sosial media. Meski belum pernah kopdar karena terbentur jarak (Sumatera-Jawa) tapi sejauh ini, komunikasi kami berasa seperti sudah ketemu berkali-kali.

Saya memang sebelumnya sudah lama mengidolakan beliau karena tulisan-tulisannya yang kaya kosakata dan tata bahasa. Yang pasti saya lebih dulu membuka perkenalan. Lalu entah bagaimana persisnya berlanjut menjadi kerjasama. Senang sudah pasti…

Anggap saja, berkat beliaulah saya akhirnya bisa punya karya. Dua buku antologi bersama blogger dan penulis senior lainnya yang kredibilitasnya ngga perlu diragukan lagi. Satu buku yang sudah terbit dan satu lagi sedang dalam perjalanan untuk diselesaikan. Nanti dibeli yaa, weeei…. haha

Ada rasa bangga tersendiri saat nama saya bersanding dengan nama penulis sohor seperti Bu Annie Nugraha, Mas Teguh Sudarisman dan Rifqy Faiza Rahman. Pembaca buku travelling lokal, adakah yang ngga kenal mereka? 🙂

Saat menerima tawaran untuk turut berkontribusi, mana boleh ditolak. Kesempatan yang sama jarang datang untuk kedua apalagi berulang-ulang kalinya. Masalah teknis, pola dan cara kerja yang masih nol itu saya abaikan. Semuanya bisa sambil belajar, pikir saya. Nama saya tertulis dalam sampul buku saja belum pernah terbayangkan. Tapi ini dikasi kesempatan emas yang ngga bisa diabaikan.

Benar saja, next project saya dapat tawaran lagi. Yuuuuk, Bu, bungkuuss!! Hehe

Paepira dan Binangara

Dari 5 buku PAPI, saya hanya ikut ambil bagian dua buku. Itu karena memang saya yang tahu kapasitas diri. Saya hanya menerima tawaran atau menawarkan diri untuk sesuatu yang saya rasa mampu mengerjakan dan menyelesaikannya tepat waktu.

Sesuai minat saya pada niche wisata dan turunannya serta kecintaan pada tanah kelahiran dan tempat saya dibesarkan, saya selalu memilih Sumatera Utara untuk dijadikan bahan tulisan. Baik itu kulinernya seperti tiga artikel di buku Jelajah Kuliner. Saya mengulas tentang makanan Batak dan Aceh.

Sementara untuk buku Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di sini, yang bercerita tentang kisah perjalanan, saya pilih dua daerah wisata yang sedang viral di Sumatera Utara. Paepira dan Binangara.

Dua Desa yang ada di perairan Danau Toba itu memang punya kenangan sendiri untuk saya pribadi. Mulai dari rencana perginya, kisah di perjalanan, berbagai kejadian tak terduga, suka duka, dengan siapa saya pergi, naik apa dan ngapain aja disana itu semuanya penuh kesan yang teramat sangat membekas.

Kalau mengingat itu semua, ada rasa haru, rindu, dan keinginan yang kuat untuk kembali lagi. Terlebih saat kunjungan, kedua wilayah itu masih steril dari pedagang tenda, spot foto buatan, coretan di jalan dan musibah kebakaran. Pokoknya semuanya masih asli alami.

Inilah resiko meng-iya-kan ajakan tanpa persiapan. Saya sempat bingung mau nulis apa pada saat itu. Mau nulis soal kunjungan pada saat masa-masa sering dinas ke Jawa, tapi kontributor lain semuanya domisili sana. Dan yang pasti mereka lebih paham wilayahnya dibanding saya yang hanya pendatang musiman dan berkunjung pun cuma hitungan jam.

Lalu saya teringat akan dua desa bersahaja di Danau Toba yang belum lama saya kunjungi pada saat itu. Banyak yang bisa saya ceritakan untuk buku ini. Bahkan setiap jejak langkah, air sungai, angin, matahari, gerimis, pohon dan rumput liar pun pada saat itu seakan bertukar cerita pada kami dan ini waktunya saya kisahkan pada kalian. Seperti itulah saking berharganya tiap moment pada saat itu.

Ngga perduli yang lain bercerita tentang megahnya sebuah kota metropolotan, populernya desa wisata di Pulau Jawa dan wisata lainnya, kisah perjalanan ke luar negeri ataupun destinasi yang sudah punya nama.

Sedang saya dengan bangga memperkenalkan desa yang bahkan saya sendiri baru tahu sejak viral di media sosial traveller lokal. Desa yang jauh dari keriuhan, belum dikenal massa dan naturalnya masih terjaga.

Keinginan kuat untuk berkunjung ternyata membawa pada kenyataan yang jauh di atas harapan. Desa itu cantiknya melebihi dari foto – foto yang sudah banyak beredar. Memang, ngga ada yang bisa mengalahkan indahnya lukisan alam Sang Pencipta dibanding polesan dari tangan seorang ahli sekalipun.

Hampir semua tempat yang saya kunjungi selalu saya tuliskan dalam blog pribadi. Termasuk Paepira dan Binangara. Mungkin sudah jalannya saya turut terlibat dalam buku antologi ke-5 ini. Supaya, kisah tentang dua desa indah itu tak hanya tertulis dalam dunia maya, tapi kekal dalam sebuah cetakan yang fisiknya bisa saya pegang dan bawa kemanapun pergi.

Mimpi saya, kalau buku ini telah rampung, akan saya bawa kembali berkunjung ke sana dan memberikannya pada anak kecil yang sempat saya ceritakan dalam tulisan itu. Semoga terkabul…

Related Post: Mom, Lets Go, Backpacking Keliling Dunia Duo Ibu dan Anak

Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di sini

Buku antologi perjalanan oleh 14 blogger dan penulis dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam komunitas Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI), diterbitkan oleh: Stiletto Book pada Agustus 2024.

Keseluruhannya menghasilkan kurang lebih 26 judul setebal 370 halaman.

1. Annie Nugraha

Tiga judul mengawali buku ini oleh coretan pena Bu Annie Nugraha. Suka ngelencer ke banyak destinasi dalam dan luar negeri membuatnya punya banyak “bahan” untuk ditulis. Ngga salah kalau “travel writer” disematkan pada sosoknya. Penggagas PAPI yang usianya jauh di atas saya ini jutru bisa dibilang jauh lebih aktif menulis di blog dan kreatif dalam segala hal.

Dalam buku ini, beliau menyuguhkan 3 judul yang tentu saja sudah jadi “pilihan” dari sekian banyak tempat yang sudah Ia kunjungi.

  • Taman Purbakala Waruga, Jejak Kuno di Sawangan, Airmadidi, Minahasa Utara
  • Pantai Paal dan Pantai Pulisan Likupang, Kedamaian dan Keindahan Wisata Bahari di Likupang
  • Hira Cultural District Mekah, Museum Wahyu di Tanah Suci Mekah yang Merabuk Jiwa

2. Tri Suci AS

Sejak banyak masukan, saya memutuskan mengganti nama pena dari Suci Susanti menjadi Tri Suci AS. Bermula dari buku antologi 1 yang nyaris tak satupun kerabat atau teman yang ngeh kalau itu saya sebelum melihat profil penulis, haha. Padahal nama pena, ya sudah biasa kalau melenceng dari nama asli, ya.

Tapi bukan apa-apa, sih. Tujuannya untuk memudahkan saya juga nanti menjualnya, saya putuskan untuk memakai nama asli saja, hehe.

Dalam buku ini saya mengisahkan tentang dua desa bersahaja di Perairan Danau Toba yang sudah saya ceritakan di awal cerita.

Semoga dengan “beredarnya” buku ini nanti ke seluruh penjuru nusantara, nama Danau Toba, Danau kebanggaan Sumatera Utara semakin menusantara dan mendunia.

  • Paepira Lakeside, Surga Terdekat Itu Ada di Sini
  • Desa Binangara, Sembunyi dalam Kedamaian

3. Novarty

Sudah menelurkan buku solo, 11 buku antologi dan langganan menang kompetisi blog rasanya rugi kalau skip baca setiap tulisannya. Selalu ada yang menarik dan sisipan insight seru.

Kali ini, beliau menyumbangkan 3 judul

  • Kulineran yang Dinanti di Ungaran
  • uwariskan Pesona Nagari Bagonjong
  • Perjalanan Pertama Menyapa Barat Papua

4. Rifqy Faiza Rahman

Saya termasuk penggemar berat beliau. Mungkin karena kami punya hobi yang sama, Alam. Kerena piawainya dalam merangkai kata menjadi sebuah cerita perjalanan yang runut dan seru, beliau malah sering menjadi pengajar spesialis menulis cerita perjalanan.

Saya belum pernah menjadi muridnya, tapi setiap buku yang tercantum namanya, rasanya sayang untuk dilewatkan.

Di sini, Ia berkontribusi menulis 2 judul. Meski hanya dua, membaca isinya berasa berpetualang dalam waktu yang lama dan tak ingin pulang.

  • Pulang Bersama Ranaka
  • Kidung Lembah Kidang

Ya begini kalau seorang travel writer, ya. Bikin judul aja udah menarik.

5. Heni Hikmayani Fauzia

Mbak Heni juga ngga main-main, loh. Sudah turut serta dalam 30 judul buku antologi dan 1 buku solo kumpulan puisi. Apa kabar saya yang blognya jarang update? Huuh, jangan ditanya…

Satu judul “Festival Folklore di Dua Kota” ditulis apik dan enak banget dibaca. Membawa kita pada tempat dan suasana seperti apa yang beliau ceritakan.

6. Indah Wibowo

Mantan wanita karir yang sekarang mengahabiskan masa “pensiunnya” dengan menjalani hobinya menulis. Satu novel dan buku kumpulan cerpen sudah jadi sebuah karya.

Saya mengikuti jejaknya yang suka berbaur dengan masyarakat dan tertarik untuk belajar budaya pada daerah yang baru dikunjungi. Dengan begitu, perjalanan bukan hanya menambah pengetahuan tapi juga mengisi energi jiwa.

Dua judul mengisahkan tentang negara Jerman diantaranya:

  • Wuppertal yang Cantik
  • Wisata Religi di Kota Koln, Jerman

Siap membawa kita untuk ikut berpetulang.

7. Lina Martina

Sudah bekontribusi kurang lebih 100 buku antologi? Haaah? ada buku solo juga? huaaaaaa….kamu keren sekali, mbak.

‘Falling in Love with Melbourne” adalah sumbangsihnya untuk buku antologi kali ini.

Masa kamu ngga tertarik baca tulisan seorang copywriter?

8. Raihana Mahmud

Berasal dari Aceh dan menetap di Kuala Lumpur. Jarak ngga menghalangi untuk tetap bisa berkontribusai dalam menerbitkan buku antologi. Kontribusinya untuk buku antologi juga udah banyak banget, loh.

Kali ini mbak Raihana turut serta menuliskan dua judul

  • Sesat? Jalan-Jalanlah Kita !
  • Tidak Pernah Bosan Dikunjungi

9. Wiwi Yuningsih

Satu-satunya kontributor yang pernah diminta untuk menulis buku nonfiksi dalam rangka ulang tahun kota Tengerang. Kereen….

Jangan ditanya kalau nulis antologi, sama seperti kontributor lainnya yang karyanya sudah ngga kehitung lagi.

Dua judul turut disumbangkan dalam buku antolologi kali ini.

  • Perjalanan Singkat ke Kota Makassar
  • Menjejakkan Kaki di Negeri Gajah Putih, Samila Beach – Big Bee Garden – Kaysorn Hat Yai- Asean Night Bazaar Hat Yai

10. E3TRIP

Bernama asli Siendy Apridiani adalah founder dari E3TRIP, yang konsep ngetripnya adalah Enjoy Empower Enlighten Trip.

Sekarang beliau sedang hobi solo trip untuk menjelajah dunia. 4 judul dari berbagai destinasi sudah diceritakan dalam buku ini. Semoga membawa semakin banyak kisah untuk dibagikan, yaa…

  • Melipir ke Penang
  • Main Air di Da Nang
  • Berkreasi di Hanoi
  • Tersesat di Jeonju

11. Ika Patte

Salah satu yang wajib dikuasai kalau mau jadi perwakilan ke luar negeri adalah prestasi dan tentunya fasih berbahasa Inggris. Seperti ibu dari tiga remaja yang berprofesi sebagai pengajar Bahasa Inggris ini pernah mewakili Indonesia dalam program Pertukaran Pemuda SSEAYP (The Ship for Southeast Asian and Japanese Yout program) tahun 1996.

Beliau menyumbangkan dua judul yang seluruh isinya penuh makna dan sejarah. Tentu saja menambah pengetahuan baru bagi siapapun yang membaca.

  • Semalam di Sendai, Seumur Hidup Terkenang
  • Aroma Kejayaan Tembakau di Museum Kretek Kudus

12. Moony Tan

Pemilik wajah cantik oriental ini ternyata seniman tulen yang bukan cuma mahir dalam menulis dan fotografi. Tapi juga mahir melukis dan desain.

“Berkunjung ke Kota Koboi di Dallas dan Kota Seni di Austin” adalah sebuah judul oleh Moony Tan yang turut mengisi buku antologi kali ini.

13. O’ik Moehadie

Saya bercita-cita nanti kelak kalau umur panjang dan bercucu ingin seperti mbak O’ik yang masih terus berkarya. Diusia yang tak lagi muda masih terus aktif menulis hingga berpuluh buku.

Baca tulisannya yangberjudul “Liburan Santai di Hatyai” membawa kita ikut bersantai di negara Gajah, Thailand.

14. Maya Surono

Wanita karir sekaligus ibu rumah tangga ngga mejadi alasan ibu dua anak ini untuk selalu menekuni hobinya hinggal menjadi karya demi karya. Berbagai buku solo dan antologi karyanya mungkin sudah banyak terpajang di dalam rak bukunya.

Dalam buku ini, beliau berkisah tentang perjalananya ke negeri Sinbad dalam judul tewrakhir “Ceritaku  Mengunjungi Oman Negeri Sinbad”

Related Post: Review Buku Ngelencer Yuk!! Jelajah Destinasi Wisata Nusantara

==================================================

Akhirnya, mengutip sebuah bait dalam sekapur sirih buku ini…

“Rangkaian cerita itu–kata dan kalimat–kemudian lahir dengan sebuah sajian antologi ke-5 PAPI yang berjudul “Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan di Sini”. Sebuah karya kompilasi dari kisah perjalanan dalam dan luar negeri yang membawa kepada sebuah kesepakatan bahwa semua yang diceritakan akan menginspirasi siapa pun yang membacanya. Setiap destinasi yang diulas adalah sebuah mata rantai ekplorasi pengalaman yang tak akan terlupakan”.

Selamat membaca 🙂

37 tanggapan untuk “Buku Antologi : Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan Di sini

  1. Makasih banyak untuk reviewnya ya Ci. Buku ini luar biasa menurut saya. Sama seperti empat antologi yang telah dilahirkan oleh PAPI. Pencapaian 300an halaman itu juga bukan perkara mudah. Karena di sana ada rangkaian cerita yang tak terbendung dari setiap kontributor yang berpartisipasi. Termasuk tentang PAEPIRA dan BINANGARA yang menunjukkan sisi lain dari seorang Suci. Blogger, penulis, dan ternyata adalah juga pecinta lingkungan dan senang menjelajah alam hingga ke pelosok.

    Ketemu lagi kita di buku berikutnya ya Ci. Semoga kita disehatkan selalu.

      1. MashaAllah. Semoga kita diberikan kesehatan dan umur yang panjang untuk selalu produktif menulis, bergerak nyata bagi dunia literasi tanah air.

        Semoga ada rezeki untuk ke Jakarta dalam rangka launching PAPI di awal tahun 2025 ya Ci. Kita berkesempatan bertemu langsung dan berbincang banyak. Atau di satu waktu, Suci dapat tugas ke Jakarta atau saya yang ikut suami pas lagi ada kerjaan di Medan.

  2. Hi, Mbak Suci. Senang sekali bisa berkarya bersama di buku antologi perjalanan ini. Terima kasih review apiknya. Sampai jumpa di proyek menulis berikutnya. Semangat dan sukses selalu, Mbak.

  3. Wah keren kali kak suci, udah ikut ambil bagian dalam buku antologi.
    Selalu seneng loh liat postingan jalan-jalan kakak, tetap share ya kak.
    😀

  4. Aku juga tinggal di Medan dan belum kembali lagi ke Danau Toba. Ternyata semakin banyak yg indah ya di sana. Ceitanya menarik.

  5. Sukses untuk buku antologinya kak.

    Btw, bagi saya, malah bagus kak Suci menuliskan tempat wisata yang istilahnya nggak/belum dikenal banyak orang, karena ada istimewanya di situ, jadi bikin orang penasaran ingin datang.

    Soalnya kalau yang sudah familiar alias tenar, maka yang terlintas oleh saya “updatenya apa aja nih?”

    SemangatCiee selalu ya kak Suci

  6. Buku antologinya keren banget. Karena kisah perjalanan, tentunya bikin pembaca serasa diajak jalan-jalan di dunia nyata nih. Apalagi kalau baca judulnya banyak tempat yang belum pernah aku kunjungi. Bisa-bisa kalau baca antologinya harus buka peta nih…

  7. Mbaaak! Inspiring!
    Aku suka dengan kalimat : Bahkan setiap jejak langkah, air sungai, angin, matahari, gerimis, pohon dan rumput liar pun pada saat itu seakan bertukar cerita pada kami.

    Sudah lama ngga buat antologi dan antologi PAPI untuk “Pergilah yang Jauh, Nanti Ceritakan di Sini” ini, kayaknya penuh dengan kisah yang menggugah dan bikin kita berpikir lebih dalam tentang perjalanan hidup. Menarik banget untuk tahu bagaimana setiap penulis menuangkan cerita mereka yang penuh makna.

    semoga next time bisa join juga.

  8. Selamat Mba Suci dan kawan-kawan PAPI. Kalian semua menginspirasi. Semoga makin banyak melahirkan karya-karya bermanfaat untuk literasi banyak orang. Covernya aku lihat keren bangettttt.

  9. Ternyata bukan cuma Mb Annie, Mb Suci juga seorang penulis handal nih. Salut banget deh, punya kenalan yang selalu produktif sekaligus kreatif gini. Bagi-bagi dong ilmu dan motivasinya, mbak, heheheh……

  10. Keren banget Mbak Suci… Semoga tulisan di buku antologi nya membawa nama harum lokasi wisata di Sumatera Utara ya

    Sebagaimana harapan Mbak Suci. Aamiin…

  11. Judulnya saja sudah unik….”Pergilah yang Jauh Nanti Ceritakan di Sini”. Kebayang baca sambil diajak berkelana oleh penulis ke penjuru Nusantara dan Dunia…berasa jalan-jalan sendiri ke sana seraya bermimpi satu hari nanti menginjakkan kaki di buminya. Wahhh

  12. Beberapa nama memang bukan blogger kah, ka Sucii??
    Nama penanya membawa keberkahan.. Alhamdulillah, telah launching lagi karya terbaru yang membawa pembaca untuk ikutan merasakan travelling tempat dan rasa.

    Barakallahu fiikunna.

  13. Keren sudah menelurkan buku antologi, kak! Mbak Annie, mas Rifqy, dan mbak Novarty tau semua. Dulu saat masih aktif ngeblog, saya dan mas Rifqy biasa saling berkomentar.
    Saya sendiri malah nggak banyak nih eksplor destinasi lokal.

    Sukses untuk buku dan karya-karya lainnya, kak! Jangan kapok berkarya, hehe.

Tinggalkan Balasan