Toba Harmoni, Konser Viky Sianipar di Medan – Malam minggu itu, warga Medan rame-rame datang ke Hotel Santika untuk nonton konser Viky Sianipar awal Oktober lalu. Tiket presales 1 bahkan sudah dijual 2 bulan sebelumnya. Saya yakin, yang bikin rame, selain Viky Sianipar, ada dua artis ibukota asal Sumut yang ikut meramaikan konser perdana ini. Mereka adalah Lyodra dan komedian Indra Jegel dan tentunya menunggu performance dari musisi-musisi yang terlibat yang berasal dari Sumatera Utara. Mana mungkin dilewatkan, dong!
Kalian ada yang hobi nonton konser, ngga? Suka dong ya, apalagi artis pavorit. Tapi kalau konser lagu daerah, kira-kira antusias, ngga?
Saya suka sih, asal di dalam ruangan dan memang artisnya saya suka juga. Si introvet ini ngga terlalu suka keramaian apalagi nonton konser di lapangan sambil dedak-desakan gitu. Kalau kondisinya saya suka artisnya tapi nontonnya desak-desakan dan meski gratispun, ya saya juga mikir lagi mau nonton apa ngga.
Seperti halnya konser Viky Sianipar. Promonya sudah dimulai sejak 2 bulan sebelumnya tapi saya udah antusias dan berencana nonton. Sebab, selain saya suka artisnya, konsernya pun dilaksanakan di dalam gedung dan pakai kursi pula. Iseng-iseng ngajak adek, eh dianya mau. Alhamdulillaah jadi ada temen nonton, kan.
Saya mulai suka sama Viky sejak dengar lagu “Piso Surit” tahun 2016. Lagu daerah Karo yang sudah lama ada namun diaransemen ulang oleh beliau menjadi lagu yang enak didengar. Bukan hanya Piso Surit, banyak lagu Batak yang sudah didaur ulang oleh Viky dan akhirnya semuanya jadi Easy Listening.
Saya memang bukan orang Batak. Bahkan saya orang Jawa asli dari buyut-buyut saya sebelumnya. Hanya saja, saya lahir dan tinggal di daerah yang dihuni mayoritas orang Batak karena memang kampung saya adalah kampung Simalungun. Sama orang Batak ya tentu saja saya familiar sekali. Tetangga rumah orang tua saya ya orang Batak. Bahkan rumah kami termasuk perbatasan antara kampung Jawa dan Batak. Dulu sekolah sampe kuliah temennya ya mayoritas orang Batak juga. Ada yang Simalungun, Toba, Pak-pak dan Mandailing. Kerja juga pernah dapat penempatan di daerah yang dihuni mayoritas orang Karo. Mau bahasa Batak Toba, Simalungun atau Karo saya sedikit bisa memahami.
Jadi untuk lagu Batak itu dulu sempat jadi “makanan” saya sehari-hari. Lagu-lagu Batak lama yang sekarang sudah diaransemen ulang bahkan hampir semua sudah pernah saya dengar. Bagaimana tidak? Kan belakang rumah saya yang dibatasi dengan ladang buah adalah sebuah Lapo Tuak. Yang belum tau, Lapo Tuak itu sebuah warung khas Batak yang menu andalan utamanya adalah minuman Tuak. Jadi kebiasaannya, bapak-bapak yang baru pulang dari ladang biasanya pada ngumpul di lapo untuk minum tuak sambil nyanyi-nyanyi lagu Batak sampe tengah malam. Kedengeran dong sampe rumah saya. Lama-lama jadi hapal dah tuh lagu-lagu.
Saking sudah terbiasanya bergaul dengan orang Batak, watak kami juga jadi kaya orang Batak. Keras, tegas, kaku, berani dan sedikit “jogal”. Dulu jaman saya kuliah bahkan dipanggil Jogal sama temen-temen deket. Jogal tuh kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, semacam Bandel gitu. Untuk lebih jelasnya coba kita tanya sama penulis Kekerasan Verbal berdarah Batak ini, deh. Kak Dennise, Boleh dijelasin Jogal itu yang gimana? hehee
Jadi itu tadi sedikit cerita kenapa saya bisa sefamiliar itu dengan suku Batak. Sak muka pun mungkin udah kaya orang Batak, ya. Sering kok saya pura-pura punya marga dan banyak yang percaya. Di Medan, kalau kita ngaku-ngaku semarga dan bisa bahasa daerahnya biasanya perlakuannya akan beda, hehee.
Okeh, kembali ke cerita konser
Viky Sianipar
Kalau nonton wawancara di Agak Laen Official, sebuah program youtub yang dipandu oleh 4 orang stand up comedian Sumatera Utara. Viky Sianipar sempat menjadi bintang tamu di episod ke-32 dan bercerita awal mula dia jadi pemusik daerah adalah atas permintaan Alm. Bapaknya untuk mengisi sebuah acara di Danau Toba. Viky yang saat itu seorang anak band modern dan idealis sempat menolak, namun akhirnya dilakukannya juga.
Sejak itu, dia jadi jatuh cinta dan semakin suka mengaransemen lagu-lagu daerah Batak menggunakan alat-alat musik modern layaknya sebuah band biasa tapi tanpa menghilangkan unsur etniknya. Tetap pakai kecapi, seruling dan gondang Batak yang sangat khas itu. Meski sempat dapat penolakan dari beberapa orang Batak yang menganggap cara bermusiknya bisa merusak ciri khas, Hasilnya sekarang, semua lagu-lagunya semakin bisa diterima oleh siapapun termasuk saya yang bukan orang Batak.
Orang Batak harusnya bangga punya musisi Ibukota yang masih mau memperdengarkan lagu Batak sehingga bisa diterima dengan baik di telinga semua umur dan mampu bersaing dengan musik nasional lainnya. Kalau kalian pernah nonton Toba Dreams, film bioskop yang meraih banyak penghargaan, film yang dibintangi aktor ngetop pasutri Vino G Bastian dan Marsha Timothy. Nah, penata musiknya adalah Viky Sianipar. Terakhir, film Ngeri-ngeri Sedap juga memenangkan banyak kategori yang salah satunya sebagai penata musik terbaik di Festival Film Bandung. Bang Viky kembali membawa piala.
Related Post: Film Ngeri-Ngeri Sedap
Konser Pertama di Medan
Meski sudah beberapa kali tampil di Danau Toba, tapi kali ini merupakan pertunjukan musik pertamanya di Medan. Viky sengaja tidak membawa personil band-nya dari Jakarta karena memang dia mau memberdayakan anak-anak daerah Sumatera Utara yang ngga kalah jago bermusik untuk tampil dalam konser ini. Jadi seluruh penampil kali ini adalah full anak-anak asal Sumatera Utara. So proud!
Konser yang bertajuk Toba Harmoni ini dibuka dengan pertunjukan stand up comedy oleh Indra Jegel, seorang komedian asal Binjai Sumut. Belum apa-apa udah pecah duluan deh itu ruangan sama kekocakan yang ditampilkannya.
Kemudian masuk dong lagu pertama “Sing-Sing So” oleh Ogar Nababan yang disusul dengan beberapa lagu lainnya termasuk lagu “Huta Na Martuai” yang merupakan original soundtrack film Ngeri-ngeri Sedap, bikin semua penonton ikut bernyanyi.
Yang paling menyayat hati tentu saja pada saat ia menyanyikan “Ujung Ni Ngolukkon”, sebuah lagu Batak melow yang berkisah tentang orang tua yang sudah sakit-sakitan dan penuh harap akan kasih sayang anak-anaknya. Air mata pun tak dapat dibendung…
Keseruan masih terus berlanjut karena beberapa penyanyi bersuara cetar seperti Maria Calista yang salah satu lagunya berjudul “Pos Ni Uhur” dibarengi oleh paduan suara sekolah asal Pak-pak, duh, merinding. Penyanyi Alsant Nababan membawakan lagu Original Soundtrack Tobe Dreams yang sempat viral pada masa itu.
Selesai lagu Simalungun, Toba dan Mandailing, terakhir adalah giliran lagu Karo yang langsung dipersembahkan oleh penyanyi bersuku Karo paling ditunggu-tunggu. Siapa lagi kalau bukan Lyodra Ginting. Kacang koro, Ara Si tengen-tengen dan Piso Surit bikin ruangan semakin riuh karena semua ikut bernyanyi.
Related Post: Permak Gaun Polos Jadi Lebih Mewah
Semuanya itu begitu terdengar sempurna karena harmonisasi musik yang diciptakan Viky sangat-sangat brilian. Perpaduan alat musik modern dan tradisional disetiap lagu begitu memukau. Mau yang dibawakan dengan genre rock oleh Ogar Nababan ataupun pop oleh yang lainnya semuanya bisa masuk ke telinga penonton. Ditambah visual yang keren memanjakan mata dan lighting yang meriah bikin konser ini ngga ada yang gagal.
Konser akhirnya ditutup dengan musik DJ. Pokoknya pecah! Bisa bayangin lagu Batak dijojingin? Seru, tau. Hoga hoga! hahaa
Semoga ini beneran jadi event tahunan, saya bakal langganan.
Booth Foto dan Mini Kafe
Layaknya event, pada bagian lobi aula, disediakan booth foto dengan latar belakang flyer konser serta booth foto 360. Di sisi lain, ada mini kafe yang menyediakan menu ala hotel. Ya emang pihak hotelnya sih yang masak dan ngeladenin juga.
Menunya ada nasi kotak dengan beberapa pilihan lauk, ada dimsum, ada kentang goreng, aneka kue dan satu jajanan khas batak yaitu “Ombus-ombus”, ada popcorn dan aneka minuman.
Karena tempat duduk di kafetarianya terbatas, banyak yang bawa makanannya ke dalam ruangan konser. Wajar sih kelaperan ya, sebab konser dimulai jam 8 malam, kita udah standby dari jam 6 sore. Semangat!
Tips Nonton Konser di Dalam Ruangan
- Beli tiket lebih awal karena biasanya ada presales 1 yang harganya akan jauh lebih murah
- Jangan lupa bawa tiketnya
- Datang lebih awal supaya dapat tempat duduk/posisi yang strategis
- Pakai outfit yang nyaman (sesuaikan dengan tempatnya). Kalau di dalam ruangan dan duduk di kursi sebaiknya pakai jaket karena meski lagunya pop rock tapi pendingin ruangan masih terasa (standar hotel berbintang biasanya bagus) atau pakai pakaian dengan bahan yang menyerap keringat misal khawatir pendingin ruangan tak mempan.
- Bawa air minum dan cemilan
- Bawa hp + powerbank
- Tetap tertib dan jaga kebersihan
- Kalau pilih kelas festival (berdiri) baiknya pilih di kumpulan penonton yang banyak perempuannya. Menghindari aksi-aksi nakal lelaki yang suka KDRT pada wanita
Envyyyyyy sangaaaaaat 😄❤️❤️. Aku pengen nonton juga kalo sedang di Medan mbaaa. Kita nih kebalik sih. Aku orang Batak, yg justru kelamaan merantau 🤣. Jadi logatku pun samasekali ga ada sumatera nya mba. Pernah pas balik ke Medan, diajak ngomong Ama orang, dia ga percaya aku Batak Boru Pasaribu . Pertama dari muka ga kliatan, kedua aku ga ngerti pas diajak ngomong Batak wkwkwkwk.
Tapiiii teteeeep suka dong dengan lagu2 Batak. Batak itu lagunya bikin semangat. Mau sedih pun, tapi iramanya ttp enak didenger. Ada Beatnya 😄. Makanya ga mungkin ga suka kalo udh denger lagu Batak 😁. Aku suka ngenalin lagu2 Judika yg berbahasa Batak ke anak2ku. Walopun mereka orang Solo ngikut papinya, tapi setengah darahnya kan ttp Batak 😁
Hahaa aku malah sering dikira orang Batak
Duh kapan mudik kita ketemuan dong kak 😊
Tos mba, kalau di dalam ruangan, kalau lokasinya terjangkau, konser lagu daerah pastinya didatangi.Tapi kalau yg ramai di area terbuka, kalau kebetulan lewat, lihat dari kejauhan bentar, setelah itu udah, hehe.
Keren konser Vicky Sianipar, lagu daerah dengan aransemen yg lebih easy listening pastinya.
Hihi… konser pilih – pilih ya mbk
wah baru tau kalo Mbak Suci orang Jawa, kirain orang Medan
Saya juga kurang suka nonton konser, kecuali untuk rame-rame datang
Tapi malah jadi gak bisa nikmatin lagu2 mereka
Hihihi …karena itu lebih suka dengerin Viky Sianipar sambil leyeh leyeh di kamar
Orang Jawa yang lebih Batak dari orang Batak, Ambu, hahaa
Saya tuh lihat postingan teman yang share lawaknya Wawan Teamlo yang suka nyanyi Batak. Iseng share lagu Batak tuh kayak gimana, eh ternyata emang gitu. Sampai ke gaya membawakannya pun diikutin sama nih Wawan Teamlo..Ntar coba lihat di Youtube ah, Viky Sianipar ini..
Ah iyaa, Teamlo lumayan sering itu nyanyiin lagu Batak meski dalam bentuk lelucon 😀
Kebayang dah kerennya 🤩🤩
Ada Viky Sianipar plus juga Lyodra di sana.
wah jadi konser musik yang menghentak sih ini.
Iya mbk, ga brenti joget hehe
Ini yg pertama ya kak konser di Medan.. bingang tamu ya banyak Ada lyodra dll
lagu2 Medan itu bikin semangat Dan mendayu pernah punya tetangga soalnya kalau malam mingguan mereka suka nyanyi2 apalg pas lagi sedih .
Iya mbk, klo nyanyi lagu batak itu harus dinyanyikan dengn penuh penghayatan biar kena dia… hehee
Aku tuuuuh empat tahun tinggal di Medan tapi nggak bisa Batak. Suka musiknya, tapi nggak ngerti kata-katanya. Orang Batak tea kalau nyanyi, suaranya mantep!
Suara mantap dan meresapi banget kalo nyanyi mbk, girang ya girang banget, sedih ya sedih bangeet…
Saya juga keturunan jawa, tapi besar dan lahir di makassar, Mbak. Jadi suka juga lagu-lagu makassar dan bugis. Mungkin begitulah dengan Mbak Suci ya.
Tapi lagu batak ini bagus-bagus dan syarat makna. Saya itu suka kalau dinyanyikan duet atau trio. pecah suaranya bagus sekali. Makanya saya suka nonton channel youtube Judika. kadang ada part nyanyi lagu batak bareng saudaranya juga.
Judika nyanyi lagu apapun bagus. Apalagi lagu batak ya mas…
Berarti kita sama2 orang Jawa ya. Kalo di Sumatera itu istilahnya PUJAKESUMA (putra jawa kelahiran sumatera)
Saya salah seorang penggemar Viky Sianipar dan Toba Harmoni. Salut loh sama si Viky ini. Konsisten menggarap musik asli Sumatera Utara. Garapannya tetap enak didengar meski berangkat dari sentuhan tradisional. Tapi justru itu yang jadi plus poin Toba Harmoni.
Saya punya kesan sendiri atas Viky. Saya sempat menonton konser beliau di LN. Terharu sekaligus bangga. Dihadiri oleh banyak orang dengan kebangsaan berbeda, semua penonton sangat menikmati performance Viky. Pujian pun berdatangan tanpa henti. Jadi bangga banget. Apalagi menikmatinya tidak di negara sendiri. Mendengarkan musik asli dari salah satu daerah, semakin mengangkat kecintaan dan kerinduan kita akan tanah air.
Oiyakah Bu? Saya malah baru tau kalo beliau pernah konser di LN. Kereen,,,
Tapi memang dia pernah kolaborasi sama musisi asal Ukraina yang udah jatuh cinta sama budaya terlebih lagu Batak. Akhirnya musisi itu menikah sama perempuan lokal dari Toba…
Salut pada Viky Sianipar yang konsisten mengaransemen dan membawakan lagu daerah Batak. Wah bahkan saat konser di Medan pun tak membawa pasukan pengiring dari Jakarta, tapi memberdayakan musisi lokal.
Iya mbk, yang awalnya dia anti sama lagu batak sekarang malah jatuh cinta…
Ah, siapa yang tak kenal Viky Sianipar, bahkan orang yang bukan Batak, bukan Medan, bukan Sumatra Utara seperti saya saja tahu. Seru banget nonton live mba. Ada Lyodra juga, masyaallah kereeeeeen. Balek kampung semua.
Iya betul, baleeek kampung kek kata upin ipin
Wah keren sekali acara Toba Harmoni ini
Apa yang dilakukan musisi Vicky Sianipar ini patut diacungi jempol
Dia melestarikan lagu Batak dengan caranya
Dan musisinya juga harus dilestarikan jg setidaknya ada generasi penerusnya…
Aakkkk seruu bangedsss, mba.
Apalagi selama pandemi ga ada komser sama sekali ya kan.
Pastinua cihuuyy nih
Iya nih mbk, Medan 2 bulan terakhir adaaa aja konser. Terakhir konsernya Isyana dan Kunto Aji…
Weh, lagu Batak with jojing vibes.. SWAAGG abiisss~
Kami dulu pernah tinggal di Medan jugam, jadi beberapa lagu daerah, Ibuku hapal dan suka kangen. Kalau denger, pasti langsung didengerin sambil ikut berdendang ringan.
klo udah kadung jatuh cinta sama lagu batak susah move on emang mbk…
Saya muslim, tapi tetep seneng aja lagu2 batak. Bahkan lagu2 rohani kristen juga bagus2 kok…