Kisah Inspiratif dari Taman Herbal Bunga Ncole, Sibolangit

Taman Herbal Bunga Ncole, Sibolangit – Selepas berpetualang di hutan, kami berdua melanjutkan perjalanan ke kawasan taman herbal di Desa Sumbul, masih di kecamatan yang sama. Jaraknya hanya sekitar 10 menit dari Taman Wisata Alam Sibolangit.

Berada persis di pinggir jalan besar lintas Medan Berastagi, ngga terlalu susah menemukan taman ini. Dengan membayar HTM 10ribu kemudian melewati jalanan menurun tajam yang sudah dipaving blok. Disini kita bisa melihat dengan jelas keseluruhan landscape dari taman herbal ini. Setelah turunan, sedikit menyebrangi jembatan yang di bawahnya ada aliran air sungai kemudian menghadapi tanjakan tajam lagi untuk menuju lokasi parkir. Akses masuk ini memang naik turun karena sengaja mengikuti topografi alamnya. Dengan kata lain, ngga merusak kontur tanahnya yang memang ada bukit dan lembah.

Kisah Inspiratif Warisan Leluhur

Karo adalah salah satu suku di Sumatera Utara yang menerapkan marga. Dari segi budaya dan bahasa sedikit mirip dengan Jawa. Logat Karo itu tegas tapi sedikit mendayu-dayu. Sewaktu masih kerja di bank, 7 tahun saya dapat penempatan di daerah yang dihuni mayoritas suku Karo, tepatnya di desa Pancur Batu. Sedikit banyak sudah familiar dengan orang Karo beserta budaya dan kebiasaannya.

Yang paling dikenal dari Karo adalah minuman kesehatan tradisional yang terbuat dari rempah-rempah alami serta minyak urut yang lebih sering disebut dengan Minyak Karo atau Minyak Param. Kedua ramuan itu berkhasiat menyembuhkan banyak penyakit. Orang-orang tua jaman dahulu sudah menggunakan rempah ini untuk mengobati yang sakit. Terbukti mereka jauh lebih sehat, umurnya panjang, matanya masih awas dan jarang ngeluh sakit pinggang. Nasabah-nasabah saya dulu semuanya segar bugar meski usianya sudah ujur.

Jadi ceritanya, R Beru Tarigan (Nande Tigan), nande adalah sebutan untuk perempuan Karo, masa kecilnya sering dibawa neneknya turun ke hutan untuk mencari tanaman rempah. Tanaman ini akan diolah menjadi minuman dan obat-obatan serta minyak urut untuk kemudian dijual. Nande Tigan kecil saat itu belum tau manfaatnya, kenapa harus ke hutan mencari tanaman padahal di pekarangan rumah juga banyak bunga. Seiring berjalannya waktu, resep dari nenek turun ke orang tuanya kemudian diturunkan ke Nande Tigan sendiri. Sekarang ramuan minyak urut beliau sudah punya merk dagangnya sendiri lengkap dengan izin usaha, sertifikasi halal dan BPOM.

Untuk mempermudah pengerjaanya, Beliau bersama suami mengoleksi segala tanaman rempah yang didapat dari segala penjuru hutan Sumatera Utara dan ditanam sendiri pada sebuah taman bernama Taman Herbal Bunga Ncole. Ini merupakan mimpi yang terwujud setelah dirintis selama kurang lebih 2 tahun.

Bunga Khas Karo

Bunga Ncole merupakan salah satu tanaman yang erat kaitannya dengan suku Karo. Dulu orang Karo selalu menanam bunga Ncole ini di pinggir sawahnya. Bunga ini, selain indah dan wanginya semerbak juga punya banyak manfaat. Bunganya untuk ramuan param, batangnya untuk dimakan dan ubinya untuk kesehatan mata. Selain itu banyak tanaman lain yang ditemukan oleh orang Karo jaman dahulu yang bahkan sampai sekarang belum ada nama ilmiahnya atau nama Indonesianya. Berdasarkan kedekatan itulah, taman ini diberi nama Taman Herbal Bunga Ncole. Sebuah taman yang ditumbuhi ratusan jenis tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Taman seluas 3H ini merupakan taman herbal milik pribadi terluas di Sumatera Utara.

Di Medan, Bunga Ncole dijadikan nama jalan di daerah yang didominasi orang Karo. Kalau ada yang nanya, cara membacanya seperti apa. Ya sesuai dengan hurufnya aja. En-co-le…

Taman Herbal Bunga Ncole

Taman ini dibuka untuk umum sejak awal tahun lalu. Disini sekarang sudah terdapat lebih dari 300 jenis tanaman. Dari sinilah semua bahan-bahan pembuatan ramuan herbal dan minyak urut Karo / minyak Param.

Nande Tigan membangun taman ini bukan sekedar menanam secara random. Beliau bersama para stafnya belajar banyak dari segala media seperti atlas tanaman, ensiklopedia tanaman untuk mengetahui jenis tumbuhan, nama ilmiah dan manfaatnya. Sehingga, dalam membuat ramuan pun sudah berdasarkan riset sendiri.

Selain menyuguhkan panorama alami dari hutan dan taman herbalnya, mereka punya Kafe bernama Kafe Herbal yang menyediakan segala minuman herbal hasil ramuan sendiri. Semuanya berbahan dasar rempah alami yang dipetik langsung dari sini dan tanpa bahan pengawet. Bahkan untuk pemanisnya saja mereka menggunakan gula aren yang diproduksi sendiri. Jadi bebas gula putih, nih guys…

Yang paling khas di kafe ini adalah kopi serta minuman bunga Telang yang dicampur dengan rempah alami lainnya. Akhir-akhir ini bunga telang sedang ngetren kan dikalangan pecinta herbal. Bahkan sudah masuk ke kafe-kafe di kota bersanding dengan kopi kekinian.

Dengan adanya kafe ini, sebagai pelengkap taman herbal menjadi tempat wisata dengan tujuan bersantai sambil menikmati suguhan teh herbal yang menyehatkan badan.

Kedepan, taman ini akan membuat pabrik kecil untuk memproduksi aren menjadi gula merah dan akan menjadi atraksi wisata sendiri. Selain itu juga akan menyediakan kolam renang yang bertujuan untuk menghindari kebosanan anak-anak yang belum begitu paham tentang manfaat tumbuhan herbal, selanjutnya akan ada penginapan di bagian depan dan camping ground yang letaknya di sisi kiri bersebelahan dengan sungai. Semuanya sedang dalam proses pengerjaan. Waaaw, harus masuk listing, nih.

Related Post: Berkemah di Paropo

Bersantai Sambil Belajar di Taman Herbal

Mengunjungi taman ini, berasa ada di sebuah taman bunga di tengah-tengah hutan. Selain dapat pemandangan cantiknya, juga dapat segarnya sekaligus dapat ilmunya.

Banyak sekali tanaman yang baru saya lihat pertama kalinya disana. Atau sudah pernah lihat wujudnya tapi belum tau namanya. Atau sebaliknya pernah dengar namanya tapi belum pernah lihat wujudnya. Seperti ubi rambat saja ada 3 jenis berkumpul disini. Dulu waktu kecil sekolah saya dekat dengan sungai yang banyak tumbuh tanaman raspberry. Saya lupa dulu di kampung namanya apa. Dan di Taman Herbal ini ditulis tumbuhan kopi-kopi. Udah lama saya ngga makan ini, eh nemu 1 buahnya berwarna merah. Mohon maaf, saya petik dan langsung masuk mulut, hehe. Sudah terngidam-ngidam sejak lama.

Diantara taman-taman ini, terdapat 1 rumah pohon dan beberapa pondokan untuk duduk bersantai. Selain itu, di sisi kiri kafe, ada sebuah lahan dipenuhi pohon-pohon besar dengan pijakan yang ditumbuhi rerumputan. Disini dipasang beberapa hammock yang bisa dipakai pengunjung untuk bersantai sambil berayun di bawah pohon rindang dengan hembusan angin segar. Di atas hammock sepertinya akan lebih seru kalau sambil baca buku kesukaan.

Saya dong datang kesini selepas treking di TWA Sibolangit, dalam keadaan capek. Setelah berkeliling di taman herbal kemudian berbaring di atas hammock. Lima menit kemudian dengan sapuan angin saya tertidur pulas lalu entah berapa lama terbangun karena lapar melanda. Saya lihat ke belakang, adek saya juga sama pulasnya, hahaa.

Related Post: Jagalah Bumi

Sesuai dengan tagline, “Your Healing Garden”, taman ini betul-betul menjalankan fungsinya sebagai tempat recovery. Segala apa yang mau diperbaiki berhubungan dengan jiwa dan raga entah itu hati, pikiran boleh datang kesini. Asalkan jangan rekoveri dompet, yee…

Seorang pengurus mengatakan, ada pasangan yang kalau sedang bertengkar, mereka selalu datang kesini untuk “penyembuhan” dan itu berhasil. Dua bulan dibuka mereka sepertinya sudah lebih dari 10 kali berkunjung.

Dengan adanya taman herbal ini, pemilik bersama staf mengajak seluruh pengunjung untuk lebih menyayangi alam. Seperti halnya ajakan Penulis Balikapan pada generasi muda untuk melestarikan hutan. Wajar saja, karena Kalimantan punya banyak hutan sultan yang tentu saja bermanfaat sebagai paru-paru dunia. Potensi wisata alam kota minyak ini bisa kita kulik melalui tulisan dari Travel Blogger Balikpapan.

Segala flora yang diciptakan Tuhan ada manfaatnya. Jadi tanamlah, rawat dan gunakan untuk hal-hal yang baik. Jangan malah tumbuhan yang banyak menopang kehidupan manusia pun dihabisi justru oleh manusia itu sendiri dan diganti dengan bangunan tak berguna.

Bujur Milala …