Rasanya ngga ada seorangpun yang belum pernah makan mi ayam, kecuali anak bayi, sih. Dan rasanya lagi hampir semua orang menyukai makanan yang satu ini. Kuliner ini udah ngga asing lagi dan sangat cocok di lidah masyarakat Indonesia. Sangat mudah ditemukan dan harganyapun terjangkau. Hampir disetiap sudut kota dan desa dapat dengan mudah menemukan penjual mi ayam, baik itu menggunakan gerobak maupun berupa gerai.
Sejarah Mi dan Perkembangannya di Indonesia.
Meskipun mi ayam sudah menjadi bagian dari makanan khas nusantara, tapi menurut catatan sejarah, mi pertama kali dibuat di daratan Cina pada masa pemerintahan Dinasti Han. Lalu berkembang dan menyebar ke Asia bahkan meluas sampai ke benua Eropa. Di Eropa sendiri, mi mulai dikenal setelah Marco Polo membawa oleh-oleh berupa mi dari Cina. Namun, pada perkembangannya mi di Eropa berubah menjadi berupa pasta.
Sama halnya dengan mi ayam di Indonesia yang dibuat dengan bahan dasar mi kuning yang dibuntal-buntal dan direbus dengan campuran sayuran. Kemudian diberi cincang semur ayam serta siraman kuah kaldu yang gurih serta tambahan sedikit saus dan kecap sebagai penguat rasa dan taburan irisan seledri sebagai toping pemanisnya. Sebagian disajikan dengan tambahan bakso, pangsit dan jamur bahkan ceker.
Hampir seluruh daerah di Indonesia punya kuliner yang satu ini. Terutama di daerah Jawa yang pertama sekali mempopulerkannya. Wonogiri merupakan daerah yang paling terkenal penghasil sajian mi ayam lezat. Ketika menyebut nama daerah Wonogiri, biasanya akan langsung dikaitkan dengan mi ayam. Memasyarakat dan haraganya sangat manusiawi, udah gitu bikin kenyang pula. Dengan harga yang terjangkau dan bukan pula jenis makanan ningrat membuat mi ayam sangat dengan mudah ditemukan. Dari mulai dijual di pinggir jalan, dengan gerobak keliling hingga masuk restoran mahal.
Berkunjung ke sebuah daerah, tak lengkap rasanya bila tak sekalian berburu kuliner khasnya. Tak terkecuali bila berkunjung ke Medan. Kota dengan kekayaan alam, budaya dan beragam kuliner yang terkenal lezat dan kaya rempah yang mampu menggoyang lidah.
Beberapa kuliner khasnya adalah soto medan, lontong medan, ikan arsik. Selain itu mi ayam juga termasuk kuliner yang paling diburu di Medan. Karena mi ayam merupakan makanan yang merakyat, sudah tentu ada diberbagai daerah termasuklah Medan. Penyajian dan cita rasa setiap daerahpun berbeda-beda. Penggemar mi ayam juga tak perlu hawatir karna Medan punya itu semua.
Umumnya jika berkunjung di suatu daerah, maka pertanyaan yang paling sering muncul adalah dimana jual makanan yang enak. Kalau bertanya di Medan dimana jual mi ayam yang enak, maka jawabannya adalah Mi Ayam Jamur spesial Haji Mahmud atau yang biasa disebut Mi Ayam Mahmud yang merupakan rajanya Mie Ayam Jamur Medan.
Mi Ayam Jamur Spesial H. Mahmud
Sudah sejak tahun 1988, H. Mahmud Siregar sang pemilik gerai Mi Ayam Mahmud yang awalnya berjualan mi ayamnya dengan menggunakan gerobak dorong berkeliling kota Medan.
Kemudian tahun 90an mulai menumpang sebuah lapak di depan Mesjid Al-Jihad, hingga akhirnya di tahun 2010 membuka gerai tetapnya yang masih berdekatan dengan Mesjid yang sama yaitu di Jalan Abdullah Lubis no. 57/71 Medan. Gerai ini menjadi pusat mi ayam mahmud karena saat ini mereka sudah punya beberapa gerai diantaranya: Carrefour Komplek Citra Garden, Carrefour Plaza Medan Fair dan Amaliun Foodcourt.
Mie Ayam Mahmud sudah tidak asing lagi bagi para penikmat dan penggemar kuliner mi ayam khususnya yang pernah dan tinggal di kota Medan.
Nilai tambah mi ayam Mahmud yang sekaligus membedakanya dengan yang lain adalah mi nya yang kenyal serta tambahan jamur, ayam, bakso, telur, pangsit, kerupuk, dan sayuran dalam satu mangkuk. Belakangan dikatahui kalau dari mulai mi, bakso dan ayam serta campuran lainnya mereka racik sendiri menggunakan resep turunan yang masih dijaga keotentikannya.
Ada tiga varian mi ayam yang tersedia yaitu
1. Mi Ayam Jamur Spesial
2. Mi Ayam biasa
3. Mi Ayam Pangsit
Judul boleh mi ayam, tapi selain ketiga menu andalannya tersebut, pengunjung juga bisa mencoba beberapa menu lainnya seperti bakso, aneka olahan ayam, ikan, seafood, sayuran, aneka olahan mi, nasi goreng, steak, snack serta aneka minuman yang diberi nama unik seperti Ganas yang merupakan campuran buah naga dan nenas, Gasak adalah naga dan sirsak. Terakhir Gatel yang merupakan akronim dari naga dan wortel. Kreatif, ya 😊
Dengan pilihan menu lengkap dan beragam tersebut, mi ayam mahmud cocok sekali dijadikan tempat berkumpul manakala ada yang ingin menyantap menu selain mi ayam. Terbukti disini sering dijadikan tempat pertemuan atau acara-acara oleh beberapa komunitas.
Mi ayam jamur juga kerap memberikan promo terbaik tepat dihari-hari spesial. Misalnya saja baru-baru ini hari Sumpah Pemuda, Mi Ayam Mahmud memberikan diskon sebesar 20% bagi pengunjung yang memakai baju merah atau seragam sekolah. Makanya rajin-rajin pantengin medsos dari mulai facebook, IG, dan chanel youtube yang keseluruhannya memakai nama Mie Ayam Mahmud
Misalnya saja setiap hari ada promo berarti tiap hari juga dapet diskonan. Lumayan, bukan? Semoga saja 😊
Kepopuleran mi ayam di Indonesia sudah tidak usah diragukan lagi. Rasanya yang nikmat dan pas di kantong membuat penggemar mi ayam selalu saja ada. Melihat peluang tersebut, tahun 2015, H. Mahmud bersama anaknya Hendri Siregar mencoba membuka tawaran kemitraan dengan paket investasi yang beragam besarannya. Nah, anda yang berminat untuk menjadikan kuliner ini menjadi bisnis, boleh juga menjadi mitra Mi Ayam Mahmud. Keberadaannya yang sudah 30 tahun menjadikannya salah satu kuliner yang melegenda. Jadi tak perlu hawatir akan kepercayaan masyarakat pada nama besar Mi Ayam Mahmud. Untuk lebih jelasnya bisa bisa dilihat di web resmi Kuliner Halal di Medan.
Harapan ke depan, diusianya yang menginjak 30tahun ini, Mi Ayam Mahmud bukan hanya melegenda di kota Medan saja, tapi cabangnya tersebar di luar kota Medan. Tak tanggung-tanggung, mereka membidik pasar luar pulau tepatnya di Pulau Jawa. Demi memuaskan hasrat dan kerinduan penggemarnya yang ada diperantauan, maka Mie Ayam Mahmud Segera di Jabodetabek. Jadi kita tetep bisa merasakan Bakmi Medan di Jakarta. Kita tunggu saja, yaa… 🙂
Banyak pesan moral dari kisah Mi Ayam Mahmud yang bisa kita petik sebagai motivasi dan pembelajaran. Diantaranya kesabaran, kegigihan dan keuletan merupakan modal utama dari seorang pengusaha sukses. Kreatif dan berinovasi namun tidak meninggalkan keasliannya adalah tindakan yang menyusul kemudian untuk mempertahankan keberadaannya dari dunia persaingan bisnis. Dengan begitu apapun usaha yang kita lakukan akan tetap exist.
“Selamat Ulang Tahun yang ke-30 MIE AYAM JAMUR SPESIAL HAJI MAHMUD. Semoga kesuksesan mengiringi setiap langkah. Sukses menginspirasi, sukses membangun daerah dengan menjadi salah satu ikon kuliner ternama, sukses menduniakan kuliner negeri”.
Weeeeit, mie ayam jamuuuur ya?
Di Jogja ada nggak si ini? Kok saya belum pernah tau, kalau ada, saya ingin mencicip iiiiih 😀
Ke medan laa…
Eh weeeeeeittt bntr lg ada dijkrt kok.
Eh masa siih jogja ngga ada???
JAOOOOOH AMAAT, MBAAA KE MEDAAAAN -_-
Di Jogja belum adaaaaaaa, Mba -_-
Ya demiiii mi ayam jamur. Demikian! 😁