Kolam Karona Sakti, Camping Ground di Pamah Simelir, Langkat
Kolam Karona Sakti, Camping Ground di Pamah Simelir, Langkat – Kolam ini sebenernya sudah lebih dulu namanya tersohor di dunia pariwisata Sumatera Utara, khususnya Langkat. Tapi saya baru pertama kali kemarin kesana dan baru tahu saat itu juga kalau disini ternyata bisa camping.
Waktu kali pertama main ke Rumah Ladang Simelir, sebenernya niat mau ke Kolam Karona Sakti sekalian jalan pagi. Tapi karena waktunya ngga keburu, jadinya urung. Lihat map, ada rute yang deket bangeeeet. Lokasinya terlihat ada di belakang Rumah Ladang Simelir.
Related Post: Rumah Ladang Simelir, Ambience yang Tenang
Tapi kalau lihat medan aslinya, kok harus ngelewatin ladang-ladang orang, nih. Ngga ada kelihatan jalan pintas, jalan potong atau jalan kecil atau semacam pintu doraemon menuju Kolam Karona. Mana ada anjing lagi.
Dan kamipun jiper, kehilangan nyali saat tahu jalan pintasnya harus ngelewatin ladang orang yang ngga ada jalan masuknya. Bisa-bisa dikira maling jagung pula, kan.
Yaudah sih, lewat jalan resmi aja. Jadi perbandingannya kalau jalan pintasnya ngga nyampe satu KM. Kalau lewat jalan resminya bisa tembus tiga KM lebih. Gitu kira-kira. Lumayan kan harusnya.
Yudah singkat cerita, kami jalan pagi tujuan pertamanya ke wilayah hutan bambu, abis dari situ rencana ke Simelir Cottage. Tapi ya gitu, lutut kaki juga yang menentukan. Ngga sanggup lagi karena udah jalan hampir 6 KM.
Releted Post: Jendela Bamboe Leuser, Hutan Bambu Ala Jepang di Langkat
Nah, baru deh kunjungan berikutnya ke Rumah Ladang Simelir, akhirnya kesampean juga jalan pagi ke tetangga sebelahnya, Kolam Karona Sakti.
Jalan Pagi di Pamah Simelir
Pagi itu cerah, ngga kaya kunjungan sebelumnya dari pagi ke sore hujan terus. Jam 06:30 kami udah beres mau jalan pagi lihat sawah-sawah dan bukit-bukit. Buka tenda, MasyaAllaah mataharinya hangat sekali. Bukit yang hijau nampak menguning karena bias sang surya.
Sebagian besar penghuni tenda lainnya nampaknya masih betah berdiam dalam sleeping bag masing-masing. Pamah Simelir hawanya memang mirip Berastagi. Adeem, apalagi kalau pagi, pegang air aja kaya mau pegang api. Takuuut.
Tapiiii karena terbiasa jalan pagi, kami melawan dingin. Sayang banget rasanya cuma karena dingin jadi melewatkan momen pagi yang cerah di daerah wisata yang ngga bisa setiap hari kita jumpai.
Related Post: Cerita Random Jalan Pagi
Berjalan melewati jalanan basah oleh embun pegunungan. Rerumputan di taman menghijau. Tanaman-tanaman hias di atasnya tampak tumbuh sangat subur. Pohon kincung (kecombrang) mendominasi jalanan menuju Rumah Ladang Simelir. Pucuk dan bunganya nampak merah merona.
Jalan menuju keluar dihadang oleh dua aliran sungai kecil. Saat pakai sepatu, kami harus jalan berjinjit-jinjit mencari pijakan batu agar bisa lolos tanpa membasahi sepatu. Tapiii, aliran kedua yang sudah hampir mirip anak sungai itu kami terpaksa melewati ladang di sebelahnya yang awalnya kami ragu itu tanah padat atau rawa-rawa. Sebab permukaannya dipenuhi rerumputan.
Setelah berhasil menyeberang, Dwi ngelapor kalau dia kebelet pup. Kami udah jalan sejauh 300 Meter dari Rumah Ladang Simelir (RLS). Ngeliat ada sungai ditutupi ladang, kami sarankan dia pup disana. Eh dia mau dong, hahaa. Ya daripada balik ke RLS kan lumayan waktunya. Untung pagi itu masih sepi, belum ada petani, belum ada orang lalu lalang, jadi buang hajat aman sentosa sampe selesai. Nungguin dia pup, foto-foto dulu.
Lanjuut, tiba di pertigaan kami belok ke jalanan aspal yang mulus kaya rejekinya Raffi Ahmad. Tujuannya mau main ke sawah, eh lagi musim panen. Ngga jadi foto-foto, yaudah lanjut jalan menanjak ke arah heaven 9 dan hutan bambu. Abis dari situ udah hampir tengah hari. Mau lanjut ke Simelir Cottage tapi kok fisik dan semangatnya sama-sama lenyap.
Related Post: 8 Tempat Wisata Hits di Pamah Simelir, Langkat
Jadinya skip tapi tetep ke Kolam Karona Sakti. Panas-panasan jalan kaki nyampenya sekitar 25 menitan. Tiba di gerbangnya distop ibu-ibu penjaga.
“Naik apa kalian, dek?”
“Jalan kaki, Bi”
“Kalian kasih sajalah satu orang 5ribu, ya, biasa ngga segitu. Ini karena kalian jalan kaki. Ada cctv nanti kalau ngga kuminta dari kalian ditegur aku”
Panjang banget prolog si ibu. Padahal kita ngga butuh alasan kan ya. Udah siap juga kalo emang harus bayar. Wajar juga datang ke destinasi dimintain uang masuk, malah terasa aneh kalo gratis, hahaa.
Kolam Karona Sakti
Hening, kesan pertama melihat suasana di kolam ini. Sebuah danau yang ngga begitu luas dan tenang. Di permukaanya terpantul siluet perbukitan yang tampak jelas menjelang tengah hari itu.
Saking lelahnya berjalan kaki, kami langsung terduduk pada bangku beton yang ada di bawah pohon. Angin segar menerpa wajah-wajah penuh keringat. Dwi dan Andin langsung tiduran di atas dudukan, saya masih setia memandang sekeliling dari posisi duduk, dan adek saya satu lagi langsung siaga dengan kameranya.
Di seberang danau, pada sebuah lapangan rumput bergelombang yang hijau dan bersih, nampak berdiri beberapa tenda warna warni. Sebagian penghuninya ada yang sedang makan, ada juga yang duduk-duduk di kursi portabel dan ada yang sibuk memotret sementara anak-anak lari kejar-kejaran.
Cuaca hari itu memang sangat bersahabat. Cerah dan hangat.
Selain sebagai tempat wisata, kolam yang terletak di Simpang Lau Kulap, Telagah, Salapian, Pamah Simelir, Kabupaten Langkat ini juga merupakan sebuah camping ground yang termasuk banyak digemari kalangan pecinta alam kota Medan dan sekitarnya.
Secara visual kolam ini tampak cantik alami. Sempurna untuk tempat menenangkan diri. Entah mungkin pada saat itu memang ngga terlalu ramai. Tapi menurut saya, tempat ini masih butuh beberapa spot seperti musolah dan sesuatu yang bikin tempat ini semakin cantik.
Mungkin bisa bikin taman di sisi kiri pada sebuah area kosong tapi sedikit rumputnya lembab dan becek. Daripada dibiarin begitu aja kayanya lebih bagus dan berguna kalau dibikin spot foto tanpa perlu merusak aslinya.
Kolam karona juga menyediakan penyewaan tenda dan perlengkapan lainnya untuk pengunjung kaya kami yang ngga pernah mau repot, hihii.
Soal logistik juga no worry, sebab ada kantin yang jual makanan, minuman dan snack. Mau bawa makanan atau masak sendiri juga boleh kok. Toilet pun tersedia meski jauh dari area tenda.
Pokoknya sekarang tuh gampang mau camping tapi ngga punya tenda atau pingin punya tenda tapi ngga pinter masang atau punya tenda tapi males bawa dan males masangnya, pokoknya untuk orang-orang males repot, yaudah sih nyewa aja. Terima beres… 😀
Kami ngga banyak keliling pada saat itu, udah terlalu letih juga. Jadi lebih banyak duduk, ambil foto juga jarak jauh dari posisi kami kemudian memutuskan untuk kembali ke RLS. Lapar berat juga mulai melanda.
Saya jalan ke satu bangunan kecil mirip sebuah pos. Disana ada banyak perlengkapan camping dan seorang abang-abang yang siaga memberikan informasi. Iseng saya tanya harga sewa, tapi si abang malah ngasi kontak yang bisa dihubungi.
Gapapa, karena tujuan utama saya sebenernya mau nanya jalan pintas menuju RLS. Si abang jelasin rutenya, tapi karena saya pura-pura bingung, dia kayanya ngga sabar, “yaudah yok saya kasi tunjuk jalannya, kak”. Gitu katanya.
Diantarlah kami sampe batas pagar antara Kolam Karona dengan ladang jagung orang yang jadi akses kami menuju RLS. Sampai sana, masih ngelunjak minta dianterin masuk ladang. Bukan apa-apa, maksudnya mana tau yang punya ladang tiba-tiba nongol kan pasti dia kenal sama si abangnya dan kami ngga diteriakin maling. Gitu aja, sih. Udah dirasa aman kami persilahkan abang itu kembali ke tempatnya semula, bujur milala, hehee.
Dari kolam ke RLS, melaui jalan pintas (ladang orang) cuma butuh waktu paling lama 5 menit doang. Tapiiiii kalian jangan coba-coba masuk dari jalan pintas yaa, temen-temen. Kita tetep harus masuk dari pintu yang sudah disediakan, tetep harus bayar retribusi/uang masuknya. Kalau dilihat pengunjung lain nanti bisa jadi contoh jelek atau komplen ke pengelola. Tapi kalau pulangnya boleh lah yaa lewat jalan pintas.
Yang penting tetap jaga attitude. Jangan injek tanaman di ladang/area yang kita lewati apalagi buang sampah disana. Kalau kebetulan ketemu pemiliknya, jangan lupa untuk permisi atau minta izin dengan sopan dan selalu ucapkan terimakasih, yaa.
Sekilas saya bacanya kolam korona hehehe. Pas saya betulin kacamata saya, terbaca jelas kolam Karona. Dan memang ini keren, Mbak. kalau pagi, memang enaknya sekalian jalan pagi. terus kalau mau menikmati suasana malamnya, bisa sekalian camping saja. Besok pagi baru bangun pegi mencari sunrise.
Hiihiii corona lebih famous yaa…
Betul, kak… tempatnya tenang dan sejuk
Kalau untuk toilet disediakan juga gak di sana? Tempatnya memang kelihatan asik buat camping. Cocok lah buat yang ingin menikmati sunyi.
Toilet ada mbak… sofar fasilitas lengkap meski ngga mewah
Waduh sempet pula pup, hal ini nih yang daku pun suka mikirin kalo semisal pagi² berangkat, ya urusan si hajat itu haha.
Eh btw sejuk ya kolam karonanya, bikin healing mata memandang.
Siip lah, jalan kaki yang menyenangkan dan penuh perjuangan ya kak. Mungkin kalo jadi tayangan, bisa berseri ini karena kudu lewat ladang orang hehe.
Haha iya mbak, adaaa aja hal2 random kalau jalan pagi emang
Daku sesaat tadi sempat salfok dengan nama kolamnya hahaa Karona ya bukan Korona 😂
Curious banget nih saya kenapa namanya Karona sakti? Adakah kisah misteri dibalik nama kolam tersebut? Lalu apa Kesaktian nya? Aihh apa sih 🥰
Tapi benar alamnya asri banget ya mbak, duduk manis menatapnya saja bikin hati tenang nih. One day saya ke Langkat saya mampir aahh ke kolam ini. Thanks infonya ya mbak🤩
Iya nih mbak, kmrn nulis nyari2 info asal muasal nama belum ketemu. Soon diupdate kalau udah dapat. Makasi ya mbak…
Tempat yg bagus untuk refresing ya, mb. Jauh dari hiruk pikuk kota. Banyak banget dapatnya, bisa olahraga, berjemur santai, healing. Nice place.
Betul mbak, tenang itu yang dicari
Saya membayangkan di pinggir kolam itu ada jembatan atau dermaga kayu berbentuk T. Pakai bahan alami aja dan jangan dicat. Pilih titik yang strategis dengan spot foto terbaik. Pasti cakep banget dah.
Iya juga yaa…Kayak di Kawah Putih, Ciwidey. Ada jembatan/ dermaga kayu agak ke tengah danau. Buat foto keren banget…
Tapi foto di pinggir danau juga keren sih. Kebayang kalau camping, healing gitu, cuma denger suara alam…
Jangan ada yg puter lagu apapun deh…
Naaah itu, peer bagi pengelola supaya bener-bener dilarang bawa alat musik apapun.
Beneran deh terganggu banget kalo ngecamp tapi ada nyanyi2 sampe pagi
Nah ini nih kalo hopi potografi, selaluuu aja dapet angel ya, Bu… hehhee
Membayangkan jalan kaki ke kolam Karona tuh aku sudah capek. Tapi, sebenarnya pasti terbayar sama pemandangan yang tersaji sepanjang jalan. Kayaknya, waktunya lama karena keasyikan poto-poto atau video. Hehehe….
Kelamaan istirahat karena udah jalan kejauhan mbak, haha
Penasaran, Mbak Suci kok gak pernah kehabisan destinasi traveling
dan semua menarik, bikin pembaca pingin ke sana
Saya juga penasaran alasan nama Karona Sakti, apakah ada legendanya?
Hehee, makasi Ambu… selama masih ada tenaga, masih seneng petualang. Btw itu juga kmaren yang dicari-cari asal muasal nama karona belum dapat. Soon diupdate kalau sudah ada
Asyik banget bisa healing ke tempat yang menenangkan kayak gini, tenang dan nyaman. Liat pemandangan sejuk dan ijo-ijo, rasanya damai ya.
Btw, sama kayak teman-teman lainnya, saya juga awalnya bacanya kolam korona, hahaha.
Wish list banget nih bisa camping di tempat yang tenang kek gini
Hihiiii, karona itu kalo ga salah artinya orang karo. Memang mayoritas disitu penduduknya orang karo
wah indah banget kolam karona sakti camping ground ini ya kak, suasananya asri seru banget pasti kalau kesana bersama keluarga dan sahabat ya
Tempatnya sebagus itu yaa, jadi inget dulu waktu kecil juga suka diajak blusukan sama ayah dan nemu tempat seperti ini, gratis tis tis, bisa gelar tiker menikmati makanan rantangan yang disiapin ibu. Sayang, kalau jaman sekarang, mesti deh ada aja akamsi (anak kampung sini) yang jadi “penguasa admin” dengan alasan untuk pengelolaan, jadi gak bebas berkelana, ada aja pungutan, hehe..
Betul… dulu kemana2 bebas masuk yaa.
kak boleh minta nomor yang bisa dihubungi untuk reservasi kalau mau camping di sana gak ya?
Waduuh maaf kak, saya kemaren lupa nyimpen nomornya juga, kak… coba lihat di medsosnya biasanya tercantum..