Kopi Fest Indonesia 2025 Pengalaman Seduh Kopi Mulai 1 Rupiah
Kopi Fest Indonesia 2025 (KPI) kota Medan diselenggarakan mulai tanggal 28 Mei – 1 Juni di Sun Plaza. Saya turut hadir memeriahkan, eh, bukan! Lebih tepatnya menambah kepadatan setiap antrian di atrium tempat dimana Kopi Fest ini berlangsung.
Ngomong-ngomong soal kopi, siapalah penduduk di negara kita ini yang ngga suka kopi, ya? adakah? Ada dong! Sayalah orangnya.
Bukan ngga suka, sih. Lebih tepatnya ngga suka kopi pahit. Kecuali segelas kopi pahit itu ditambahkan 3 sendok teh gula pasir. Baru deh jadi kopi ala saya :D. Selain itu, saya belum menemukan kopi / racikan kopi yang nyaman di lambung dan ngga bikin jantung berdebar-debar. Itu, sih, alasannya.
Padahal kata para penikmat rasa, ngopi yang sebenarnya itu, ya, ada pada rasa pahit yang dikecap lidah. Makanya cangkir kopi itu ngga pernah gede. Cangkir / gelas kopi itu biasanya berukuran kecil sekali, supaya bisa lebih fokus menikmati teguk demi teguknya. Jarang saya melihat mereka minum kopi dari cangkir sekecil itu dalam sekali teguk. Melainkan seruput demi seruput. Bukan hendak menghemat, tapi konon disitulah letak nikmatnya.
Semakin kesini, budaya ngopi semakin berkembang. Bahkan menyeduh kopi bukan lagi menggunakan tangan dan sendok. Peralatan kopi sudah semakin canggih dan banyak jenisnya. Saya sendiri kalau ngajak temen ngumpul ikut-ikutan pake istilah “ngopi, yuk!” Padahal sampe di kafe yang saya pesan itu kalau ngga lemon tea, teh tawar atau air putih hangat, Haha.
Begitupun, saya suka sekali aroma kopi. Kopi jenis apapun itu. Rumah saya dikelilingi banyak kafe / tempat ngopi. Salah satunya, mereka menggiling sendiri bubuk kopinya. Setiap hari, aroma yang keluar melalui corong asap, tercium sampe ke rumah. Dan itu sedaaaaap sekali, sumpah! Bisa dibilang semacam aromaterapi.
Begitulah cara saya menikmati kopi tanpa harus meneguknya. Cukup mencium aromanya saja sudah terasa nikmatnya. Pengalaman begadang semalaman dengan kondisi lambung ngga nyaman dan jantung yang berdebar kencang bikin saya trauma minum kopi, Hikss!
Related Post: Kopi Nako, Tempat Nongkrong di Bogor yang Cocok Untuk Semua Umur

Esensi Kopi
Kopi sering kali dikait-kaitkan dengan kedamaian, inspirasi, refleksi dan ide-ide yang muncul setelahnya. Tak jarang pula dikaitkan dengan kegelisahan, kegalauan dan perenungan.
Ngopi telahpun menjadi titik temu untuk para pemikir, pebisnis, aktivis dan kaum borjuis. Tak mau kalah, genzi pun sudah menjadikan ngopi sebagai gaya hidup. Ponakan saya masih mahasiswa, kalau suntuk telpon temennya ngajak ke kafe. Ngopi katanya, ckck. Tak jarang memang ide-ide segar muncul ketika sedang ngopi.
Tapi tak jarang pula yang lebih menikmati kesendirian dengan segelas kopinya. Duduk pada sebuah sofa pada ruang privasi. Memerhatikan apapun melalui dinding kaca di luar sana atau fokus pada gawainya.

Kalau di kampung, istilahnya kedai kopi. Biasanya tempat berkumpul para ayah yang baru pulang dari sawah atau ladang. Bahkan sering sekali mereka langsung menuju kedai kopi dengan tentengan cangkul dan sepatu penuh lumpur dibanding harus pulang dulu ke rumah sekedar untuk mandi.
Secangkir kopi panas bersanding dengan sebatang rokok lalu disuguhi dengan sepiring pisang goreng hangat lantas bercengkerama, berdiskusi atau sekedar ngobrol tentang hama padi, pupuk kandang, bahkan masalah biaya kuliah anak di rantau atau sekedar bernyanyi dengan iringan gitar sudah ampuh menghalau lelah. Berharap sampai di rumah, pikiran sudah kembali tenang.
Di kedai kopi, nyaris tanpa distraksi media sosial, HP apalagi laptop. Tak ada sofa empuk di bawah sejuknya perangkat pendingin ruangan. Di balik kesederhanaan kedai, kopi bukan hanya penghantar dahaga semata, tapi lebih dari itu, kopi adalah media bersosialiasasi. Mereka saling menyapa, gelak tawa, berandai-andai dan bertukar cerita.
Ya, esensi kopi memang sekompleks itu. Apapun kondisinya, yang dicari adalah kopi. Menyelaraskan pikiran dengan kopi, mau lebih produktif yang dicari pun kopi.
Dunia kopi tidak selalu dikaitkan dengan keakraban berkumpul namun keseorangan dalam ruang sepi pun akan terasa hangat apabila ada kopi menemani.
Related Post: Santai di Warung Kopi Gunung Cikole
Kopi Fest Indonesia 2025

Trend ngopi membawa banyak peluang bagi para pelaku usaha. Baik itu partai besar maupun ranah UMKM. Menjamurnya kedai dan kafe pasti tak luput dari menu kopi-kopian. Baik itu yang diseduh manual maupun sudah menggunakan mesin kopi canggih.
Kopi Fest Indonesia (KPI) 2025 diselenggarakan oleh Otten Coffee hadir di 3 kota besar yaitu Medan untuk kemudian menyusul 2 kota lainnya, Bandung dan Jakarta. KPI adalah salah satu wadah untuk seluruh pelaku usaha industri kopi termasuk penikmatnya yang disatukan dalam sebuah event. Ajang ini menjadi kesempatan bagi siapapun untuk mengenal jauh dan ekplorasi tentang dunia kopi.
Kompetisi dan promo menarik dari berbagai tenant serta kegiatan seru lainnya juga menjadi bagian dalam event KPI ini.
Indonesia AeroPress Championship 2025
Aeropress Championship (IAC) 2025 merupakan kompetisi adu keahlian dalam meracik kopi dengan waktu yang tepat dan rasa yang nikmat. Pemenangnya akan mewakili kota Medan di KPI Jakarta mendatang untuk kemudian kembali bersaing dan pemenangnya bertarung dalam World AeroPress Championship tahun 2025.

Ngopi Sambil Ngonten Dapat Rp10 Juta
Kesempatan bagi para konten kreator untuk mengekspresikan keseruan dalam event KPI dalam sebuah kontan media sosial yang tentunya menarik, unik dan kreatif. Hadiahnya ngga main-main, loh.
Seduh Kopi Mulai Rp. 1
Terdapat 4 booth experience yang menyediakan venue bagi pengunjung untuk mencoba menyeduh kopinya sendiri. Dari mulai kopi outdoor, kopi kapsul, manual brew V60 dan yang paling susah itu bikin kreasi latte art. Jangan khawatir, disitu sudah ada barista berpengalaman yang bakal jadi pemandu.
Download atau scan barcode untuk bisa ikut berkreasi dalam keseruannya.


Robot Barista Otten Matic
Yang paling unik dan canggih adalah keberadaan Robot Barista Otten Matic ini, nih. Belum pernah lihat robot nyeduh kopi, kan? Nah, di KPI kali ini, kita bisa secara langsung menyaksikan bagaimana cara kerja robot AI dalam menyeduh kopi.

Jastiper Award
KPI membuka 100 slot untuk jastiper dan berkesempatan memenangkan saldo BCA 1 juta rupiah untuk jastiper dengan transaksi terbanyak.
Promo Peralatan Kopi dan Bazar F & B
Koleksi berbagai jenis mesin kopi dan dapatkan harga promonya. Selain itu ada juga berbagai macam alat seduh kopi berikut berbagai jenis biji kopi pilihan dan tentunya berkualitas. Disini juga ada booth kopi Tuku dan kopi lainnya.
Satu lantai ke bawah, Selain menemukan robot AI, kita juga bisa jajan sepuasnya dengan berbagai potongan harga di puluhan booth makanan dan minuman. Yang tadinya udah rencana mau makan apa, sampe sini akhirnya bingung karena tergoda dengan jajanan yang lucu-lucu dan beraneka ragam menggugah selera.
So, kalau kamu ngakunya pecinta berat kopi, jangan coba-coba absen dari event seru ini kalau kebetulan ada di kotamu, yes?










Widih klo bisa hadir ditempat ini tuh pastinya senang banget nih, secara para pecinta kopi dimanjakan tidak hanya dengan rasa kopi yang nikmat tapi juga dengan harga yang sangat² membuat dompet tersenyum lebar.
Iya nih, mbak. Ngga nyangka aku ternyata pecinta kopi itu banyaaak banget yaa hihii
Senangnya bisa hadir di kopi fest yaa mbak. Bisa belajar banyak sekaligus icip-icip aneka kopi. Saya salah satu penikmat kopi nih, walau gak paham perkara teknik seduh atau apalah apalah itu. Sebulan terakhir baru merasa enaknya ngopi kopi hitam tanpa gula, hahaha. Sebenarnya udah dari dulu sih bisa tanpa gula, tapi ya mesti kopi yang ada kandungan susunya (cafe latte, cappuccino, dll).
Terus cobain seduh kopi hitam tanpa gula dan americano (kalau pas di kafe/luar rumah), kok ya enak… dan dipikir-pikir emang 0 kalori kan sajian kopi gini.
Pingin bisa ngopi aku tuh mbak, tapi lambungnya dan jantungnya ngga bersahabat, huhuu
aku tim hore2 dan meramaikan saja 😀
Saya bakalan senang dan menikmati sekali jika datang ke event kopi ini, karena saya dan suami penikmat kopi. Kami punya mesin penggiling dan alat peracik kopi di rumah. Kalau beli kopi pun yang biji karena terjamin keasliannya, dan aneka rupa varian kami coba.
Wah ada robot barista, di beberapa mall di Jakarta sudah ada, tapi mungkin tidak rutin dikalibrasi sehingga hasil kopinya kadang luber dari gelas. hadeh, tetap ya AI bukan manusia, ada kurangnya
AI tetaplah AI ya mbak, hahhaa.
Emang kudu punya mesin sendiri deh kalo sekeluarga penikmat kopi, ya.
Selain lebih hemat, juga lebih jelas keasliannya dan bisa bebas experimen meracik ya mbak
Wah, artikelnya keren banget! Btw, kalau suka bahas topik beginian, coba deh mampir ke https://kanal.id — komunitas digital buat sharing hobi yang seru banget!
Waaah thx infonya kak… segera meluncur
Para penikmat kopi rugi ya kalau nggak ke sini, acaranya seru. mbak Suci yang sebatas penikmat aroma kopi aja bela-belain ke sini.
Ada robot barista juga, ih keren banget, udah maju nih dunia per kopi an
Kebetulan dapet undangan visit mbak, hhehe. Ternyata seruuu
Sama dong, saya juga belum bisa ngopi tanpa gula
Baca review festival kopi, jadi nyesel gak datang waktu di Bandung berlangsung juga festival serupa
lain kali. jika ada lagi, mau maksain ah, berpetualang menjelajah esensi kopi
Next bakalan ke Bandung, Ambu. Kosongin jadwal 😀
Kalau aku Ci dari SD aja sudah ngopi hitam hahaha karena kampungnya alm Ayahku itu kampung penghasil kopi. Salah satu yang terbaik di Sumatera. Sekarang jika pun aku mau ada sedikit sentuhan manisnya, biasanya aku tambahan gula diet. Itu pun hanya 1/2 sachet. Supaya manfaat dari kopi asli tidak berkurang. Tapi tetap sebagian besar cangkir kopi yang aku nikmati adalah pure kopi hitam.
Acara-acara seperti ini tuh, buat pecinta kopi seperti aku, adalah kesempatan untuk mendapatkan kopi arabika dari berbagai sumber. Terkadang bahkan sering ketemu dengan para barista yang pengetahuan tentang kopinya mantab banget buat didengarkan. Mereka yang story tellingnya valuable dan worth hearing. Apalagi mereka yang kenyang pengalaman melayani para peminum kopi yang pemilih dan punya indera perasa yang tajam.
Iya Bu, rata2 peracik kopi itu penciumannya tajem yaa. Entah karena bawaan lahir atau diasah…
Robot baristanyaaa.. cakeepp~
Menyicip kopi dengan merasakan ke-autentikan setiap bijinya seperti ini, gak semua orang bisa yaa..
Aku sendiri kalau mendapat kiriman biji kopi asli dari beberapa daerah di Indonesia suka takjuub. MashaAllaa~
Bisa ya.. sama-sama biji kopi, tapi dengan cara preparasi yang berbeda, bisa beda pula rasanya.
Iya, Teh… tapi aromanya sellau enak kan ya.
BTW sejujurnya aku rada takut deket2 sama sejenis robot2 begini hahaha makanya ngga mendekat
Daku bisa sih menyeruput kopi atau teh pelan-pelan. Cuma ya kadang suka gak sabaran juga, maunya langsung ngabisin, jadinya habis 1 seruput lima menit kemudian seruput lagi, begitu aja terus dalam sekali duduk jadi langsung habis haha
Itu haus apa gimana mbak, hahaa. Tapi kalo aku disuruh minum segelas kecil gitu mungkin jg ngga ada seninya. Langsung habis satu tegukan haha
Sejak saya mulai suka kopi hitam tanpa gula, jadi tau kalau rasa kopi bisa berbeda-beda tingkat pahit dan asamnya. Makanya saya dan suami suka hunting berbagai jenis kopi.
Kalau urusan meracik, saya serahkan sepenuhnya ke suami. Meskipun di rumah juga ada mesik kopi, tetap aja merasa takaran yang saya buat kurang pas hehehe.
Kalau saya yang awam sama kopi, ngga bisa bedain mana kopi enak mana ngga mbak, haha. Pokoknya jangan pahit aja dah
Sejak saya mulai suka kopi hitam tanpa gula, jadi tau kalau rasa kopi bisa berbeda-beda tingkat pahit dan asamnya. Makanya saya dan suami suka hunting berbagai jenis kopi.
Kalau urusan meracik, saya serahkan sepenuhnya ke suami. Meskipun di rumah juga ada mesik kopi, tetap aja merasa takaran yang saya buat kurang pas hehehe.
Sebagai penggemar kopi, amunpasti suka banget datang ke Festival Kopi seperti ini
Beberapa kali pernah datang, kalau di Surabaya biasanya di Jalan Tunjungan
Ya mbak, biasanya event festifal kopi ini di mall2 besar di kota besar pula
Aku tuh salah satu dari sekian banyak orang yang rasanya kurang lengkap kalau kerja nggak ditemani sama kopi. Cuma, sama kayak kakak, aku juga nggak suka kopi yang pait. Meski, aku juga nggak begitu suka kopi item sih. Hehehe…
Alhamdulillaah lambung dan jantungnya tahan ya mbak, kalo aku langsung kena huhuuu
seneng banget ada festival kopi, jadi bisa merasakan beragam varietas dari mana saja 😀
Iyaa, penggemar kopi pasti berasa ada di surga hehe