Kabur Aja Dulu Tengah Malam Berendam Air Belerang

Kabur Aja Dulu Tengah Malam Berendam Air Belerang

Kabur aja dulu tengah malam berendam air belerang memang bukan bagian dari rencana liburan. Perginya dadakan banget. Tapi jadi bener, kan? Yang dadakan itu yang jadi, haha. Udah sebulanan lalu tapi baru ditulis sekarang karena saya galau ditulis ngga ya, ditulis ngga, ya. Sebabnya banyak foto-foto disana yang sengaja saya kumpulin harus rela hangus karena hp kembali ke setelan pabrik.

Tapi karena ngga kunjung dapat ide mau nulis apa, yaudah saya tulis aja meski foto seadanya hehe. Judulnya juga terinspirasi sama hastag yang lagi rame di sosial media. Ngga bisa kabur aja dulu ke LN, ya gapapa kaburnya sekitaran rumah aja.

Suatu saat nanti niat kabur aja dulu emaknya ini bakal diwakilin sama anak-anak yang bisa kerja dan berkarya di negara yang mampu menghargai tenaga dan kreatifitas rakyatnya dengan seadil-adilnya. Tinggal di negara yang mampu memakmurkan rakyatnya, Aamiin…

Sebab Indonesia Gelap emang tampaknya udah di depan mata. Boro-boro Indonesia emas, ya 🙁

Ah, sudahlah, banyak-banyak berdoa Indonesia akan dipimpin oleh mereka yang amanah, beriman dan kompeten. Aamiin lagi

Oke lanjut…

Related Post: Kolam Air Panas Pariban, Sidebuk-debuk

Pemandian Air Panas Lau Sidebuk-Debuk

Jam 10 malam nanya anak-anak, mereka setuju lalu berkemas singkat. Bawa makanan yang bisa dibawa, bungkus semua. Termasuk tikar, bantal dan selimut. Jam 11 berangkat dan satu jam kemudian tibalah di pemandian air panas belerang Lau Sidebuk-debuk Desa Semangat Gunung. Wilayah ini Letaknya tepat di kaki Gunung Sibayak. Jaraknya hanya 30 menit sebelum kota Berastagi.

Yang paling menyebalkan kalau ke tempat wisata yang letaknya di sebuah desa itu adalah masuk desanya harus bayar. Yes, kita masuk ke desanya itu bayar. Belum nyampe objek wisatanya, nih. Sekarang sih udah mendingan, ya. Bayarnya cuma sekali, meski nominalnya tetap sama. Kalau sebelumnya, masuk itu ada dua kali kutipan. Pertama masuk ke Desa Doulu dan pembayaran kedua ketika masuk ke Desa Semangat Gunung.

Jadi kolam-kolam air panas itu sebagaian besar ada di Desa Semangat Gunung.Kalau mau kesini memang harus melewati Desa Doulu dulu. Gitu…

Entah, kutipan ini legal atau pungli. Yang pasti aneh aja orang mau masuk ke suatu desa harus bayar. Gimana cara mereka bedain itu wisatawan atau kerabat penduduk sana? Kalau dibalik, mereka masuk Medan harus bayar mau, ngga, kira-kira?

Terus, kamu pikir dengan datang jam 12 malam mereka udah tidur? Anda salah, dong! Pemandian buka 24 jam, mereka malah standby 28 jam, haha

Kalau mereka ini adalah karyawan atau PNS atau pengusaha, yakin rela bedagang 28 jam demi kutipan uang masuk? Yang ada itulah pekerjaan mereka satu-satunya. Andai saja di desanya ngga ada tempat wisata, maka jadi pengangguranlah mereka. Logika sederhananya, sih, gitu?

Kalau emang mau cari duit, kan bisa jualan atau menyediakan jasa. Kreatif dikit, lah. Sebel! Masih muda-muda, loh.

BTW, saya lupa-lupa ingat ya berapa uang masuknya. Sebelumnya waktu masih dua kali kutipan kalo ngga salah masing-masing bayar 5ribu. Lalu viral karena dianggap pungli. Setelah itu sepertinya sempat ngga ada kutipan sama sekali.

Lalu akhir-akhir ini muncul lagi. Tepat di pintu masuk desa pertama. Sebuah bangunan kecil sebagai “kantor” dan ada spanduk di atapnya yang menerangkan bahwa kutipan ini legal bla bla bla. Tanda masuknya berupa tiket. Jadi setiap ada kendaraan datang, mereka sigap berdiri dan memberhentikan kendaraan. Mulai menghitung jumlah penumpang mobil atau motor. Kalau ngga salah, dewasa 10rb/ orang, anak-anak 5ribu/orang. Iya, jangan kaget. Hitungannya per orang, haha. Sumut emang payah!

Sudah ada kutipan, aksesnya bagus? Ngga juga! Jalanan tetep aja bolong-bolong. Ngga ada yang ngatur lalu lintas. Macet karena jalan yang sempit, ya atur aja sendiri. Ngga ada tuh mereka nolongin.

Terus ada yang bilang, “udah tau gitu masih teteeep aja didatengin”. Hmmm, ngga tiap minggu juga dan andai ada pilihan lain misal sekelas Ciater ya ngga bakalan ke Debuk-debuk lagi. Seriusan! Tapi beneran agak berat aja ngasih uang masuk ke Desa ciptaan Tuhan.

Related Post: Sari Ater, Pemandian Alam Air Panas Jernih nan Memesona

Memang, pemandian ini bisa dibilang primadona dan satu-satunya di Tanah Karo. Ada sih, sumber mata air panas lain di Deli Serdang, hanya saja Debuk-debuk ini dekat dengan tempat wisata Berastagi dan beriklim sejuk. Jadi emang cocok aja suasana dingin terus berendam air hangat, konon katanya menyehatkan pula.

Di Deli Serdang ada dua kolam air hangat, namun tidak sepopuler Sidebuk-debuk. Padahal airnya jauh lebih jernih dan aromanya ngga begitu menyengat. Tapi memang kurang populer aja dan pilihannya ngga sebanyak di Sidebuk-debuk.

Related Post: Ergendang, Sensasi Berendam Air Hangat di Dalam Goa

Lau Sigembura, Pemandian Air Panas Alami di Deli Serdang

View kolam-kolam di Sidebuk-debuk diakui memang juara. Sambil berendam, sambil mandangin puncak kawah Gunung Sibayak. Saking dekatnya, suara gemuruhnya terdengar jelas dan kepulan asapnya juga terlihat jelas.

Dari Gunung Sibayak inilah sumber air panas berasal. Airnya mengandung sulfur yang dialirkan melalui pipa besar kemudian ditampung di kolam-kolam yang dibuat warga.

Ada ratusan kolam yang bisa kita pilih. Masuk kolam bayar lagi, ngga? Bayar dong! Tapi ini bayaran yang sangat wajar, sebab mereka sudah menyediakan kolam-kolam dan pondokannya untuk bisa dinikmati pengunjung.

Tarif masuknya berbeda-beda setiap kolam. Tergantung kebijakan pengelola masing-masing. Nah kalau ini tinggal kitanya aja bebas mau pilih kolam yang mana. Rata-rata tarifnya mulai 15-25ribu/orang. Itu sudah termasuk pondokan yang bisa dipakai bebas tanpa batasan waktu, toilet gratis, malah sebagian ada yang sudah termasuk biaya parkir. Worth it, sih.

Disini ada beberapa kolam yang terkenal dan sering jadi rujukan pengunjung. Diantaranya Kolam Pariban dan Puncak DP. Puncak DP ini tempat kami menginap sebelum pendakian ke Sibayak dengan berbagai dramanya. Lalu ada Kolam Mitra Sibayak, Sibayak Ncole, Karona Family dan masih banyak lagi. Masing-masing mereka bukan cuma sedia kolam tapi juga penginapan.

FYI: Orang Medan atau pengunjung itu sebagian besar milih berangkat malam dan berendamnya juga malam hingga pagi. Jadi banyak pengunjung yang memilih untuk menginap. Demi efisiensi anggaran, kami tidurnya di pondokan bareng pengunjung lain. Makanya jangan lupa bawa perlengkapan tidurnya, hihii

Related Post: Gunung Sibayak, Tektok Perdana

Kolam Green Suta

Kolam yang sudah tiga kali saya kunjungi setiap datang ke Sidebuk-debuk. Ngga sepopuler Pariban dan yang lainnya, tapi emang sengaja cari yang ngga terlalu ramai pengunjung supaya tetap nyaman.

Disini HTMnya 20ribu/orang sudah termasuk parkir, toilet dan pondokan sepuasnya. Ada 1 kolam air dingin dilengkapi dengan perosotan dan kalo ngga salah ada 6 kolam dengan air yang berbeda-beda tingkat panasnya. Jadi sebelum berendam, ada baiknya sesuaikan dulu suhu tubuh dengan pilih kolam yang airnya hangat-hangat kuku.

Aktivitas anak memang tidak sebanyak di kolam Pariban. Tapi dengan adanya perosotan di salah satu kolam aja bisa bikin mereka ngga mau udahan. Padahal airnya bukan dingin lagi, tapi udah kaya air es.

Sementara saya, berendam 1 jam ada udah ngerasa sesak dan keliyengan. Ngga tau deh, sejak pernah menderita TB paru ini saya ngga kuat lagi berhadapan dengan uap-uap panas.

Saya udahan, ganti baju, makan dan akhirnya melingker dalam selimut sampe ketiduran, pas bangun aja anak-anak masih asik main air di kolam yang dingin. Itu kulit manusia apa badak, sih? Tahan banget.

Semakin menuju pagi, bukannya makin sepi.Pengunjung malah makin banyak yang baru nyampe. Ya emang begitu kebiasaannya orang-orang, berendam di malam hari sampe pagi.

Jalan Pagi di Sidebuk-debuk

Paginya lepas subuh liat sunset di balik bukit. Sesekali nampak pendaki Gunung Sibayak yang sedang berada di puncak. Oiya, Sidebuk-debuk ini juga salah satu dari tiga jalur menuju pendakian Gunung Sibayak.

Karena anak-anak masih tidur, daripada bengong sendiri, saya sempatkan jalan pagi keliling desa. Padahal mau ngajak mereka jalan pagi sambil bonding layaknya parenting modern gitu, tapi ngga tega mau bangunin. Mereka aja baru tidur udah hampir pagi. Udara pagi pedesaan di dataran tinggi ini emang ngga ada lawan dinginnya. Pagi-pagi melihat aktifitas warga sambil mainin uap yang keluar dari dalam mulut. Emang segabut itu, haha.

Jalan kaki melintasi ladang-ladang sayuran, mandangin pohon-pohon hijau, melewati sungai kecil dan suara alirannya itu tenang sekali. Dada rasanya plong menghirup udara pagi. Mata berasa bersih mandangin yang hijau-hijau.

Sesekali bercengkrama dan tegur sapa dengan sesama pengunjung yang ternyata punya kebiasaan yang sama. Jalan pagi!

Ikutin jalur aja, masuk perkampungan, melewati beberapa kolam termasuk Pariban, dan deretan penginapan eh tau-tau nyampe lagi ke kolam Green Suta. Ternyata lokasinya muter-muter aja disitu. Lumayan jalan pagi sejauh 1,8KM.

Tips Kabur Aja Dulu Ke Kolam Air Panas Dimalam Hari

  • Pastikan kondisi badan dan kendaraan yang sehat. Jangan ngantuk karena nyetir malam-malam.
  • Pastikan bawa baju untuk berendam. Yang jelek-jelek aja sebab aroma belerangnya kuat banget. Baunya nempel di baju meski udah berulang kali dicuci.
  • Bawa handuk, sabun, sampo dan sikat gigi
  • Bawa baju hangat dan kaus kaki
  • Kalau mau tidur di pondokan, bawa tikar yang tebal, bantal dan selimut
  • Bawa bekal air panas
  • Bawa cemilan
  • Bawa minyak angin
  • Bawa mukenah karena di musolah mukenanya terbatas
  • Bawa baju dan sepatu olah raga kalau berniat mau joging pagi (tapi ini sih wajib karena sayang dilewatkan momen pagi yang sejuk apalagi cuacanya cerah)
  • Kalau nyetir sendiri, sempatkan tidur sebentar sebelum balik ke Medan biar ngga oleng di jalan karena ngantuk.

Galeri Foto

A simply mom.. About live, life, love and laugh...
Pos dibuat 391

21 tanggapan pada “Kabur Aja Dulu Tengah Malam Berendam Air Belerang

  1. Wah. Sayang banget ya. Tempat semenarik itu harus berurusan sama pungli.

    Berendam air hangat emang nyaman sih. Aku tuh pingin banget rasanya. Cuma di tempatku sini, aku nggak tahu apa ada atau nggak.

    Jalan paginya udah 1,8 km aja ya, Kak. Sehat banget kayaknya.

    1. Sumut dan Jabar samaan keknya punglinya mbak. Bedanya skrg Jabar punya KDM yang seprtinya anti sama pungli/preman. Dsini dipelihara mbak 🙁

  2. Asliii, awalnya sempat mengerutkan kening. Lah, ngapain sih menjelang tengah malam pergi buat berendam air belerang? Segabut itukah? Eh, ternyata memang kebiasaan masyarakatnya begitu. Mainku aja nih yang kurang jauh.

  3. Zaman masih sering ke Berastagi (hampir setiap minggu), di sana tuh udaranya clear banget. Beneran bisa ngasih nafas yang baik ke paru-paru. Apalagi terus menyempatkan jalan di banyak kebun sayur dan buah. MashaAllah senengnya.

    Aku pun jadi mikir. Ngapain sih itu bayar retribusi masuk desa. Gak kreatif amat. Nyari. uang gampang aja itu ya Ci. Beneran deh, coba nanti kalau ada yang bikin pondok narikin bayaran mereka masuk kota Medan. Kek mana itu reaksinya? iiihh jadi gemes. No wonder kalau SumUt tuh masih masuk 5 besar provinsi terkorup di nusantara. Ampun.

    Padahal ya seharusnya fokus sama kualitas wisatanya. Terus ada pengembangan, perbaikan dan perapihan fasilitas. Pasti dengan sendirinya rezeki akan mengalir deras. Bisa buka warung kopi aja. Dengan udara begitu kan banyak yang suka ngopi.

    1. Ngga ada habisnya pungli ini bu. Abis dilapor dikasi tindakan ringan setelah itu ya begitu lagi. Bener dah, SUMUT menjelang rangking 1 korupnya nih…

  4. Wah berendam di air hangat pas malam hari memang mengasyikan kak. Aku juga gitu tiap ke Garut Jawa Barat. Kan dingin banget tuh udaranya,jadi lebih enak di dalam air. kalau siang berendamnya ga enak, panas haha

  5. Wow kerenn….
    Emang nyebelin ya pungli-pungli kaya gitu
    dan seperti kata Mbak Suci, mending kalo duitnya dipake untuk benerin jalan atau fasilitas.
    Eniwei jadi inget di Garut juga ada destinasi kolam air panas juga
    Tapi apakah di sana juga banyak pungli
    Kayanya harus kita datengin ya? 😀

    1. Saya pernah ke Ciater (Sariater), Ambu. Waaah keren banget itu, airnya jerniiiiih dan ngga ada aroma belerangnya daaan ga ada pungli (pada saat itu)

  6. Widih view gunungnya cakep ya kak, nyaman x ya berendam air panas tengah malam, daku belum pernah sih. Nti aahh klo ada destinasi Sumatera Utara, boleh juga nih disinggahi 🥰

    1. Harus cobain mbak, minimal sekali rendem air hangat di SUMUT yaa, biar ngrasain jg punglinya. Sedaaaap lah pokoknya hihii

  7. Berendam air hangat bisa meredakan stress dan rasa lelah setelah seharian beraktivitas. Senang banget misal tiap minggu bisa pergi ke Pemandian Air panas Lau Disebuk-debuk. Sumatera Utara banyak banget destinasi wisata yang harus dikunjungi nih

  8. Tarif 15/25 masih terbilang murce sih Kak. Daku pernah ikut rombongan komplek rumah ke pemandian air panas daerah Jabar di mana gitu, agak mahalan dari itu. Tapi yang penting sih manfaat air panas dan aroma belerang ini memang yang sesuatu, biar relaksasi tubuh maupun hempaskan masalah kulit

    1. Kalo di jabar aku pernah kesariater/ciater mbak, untuk HTM aku lupa. Tapi cukup worth it karena tempatnya bagus, airnya jernih dan ngga berbau

  9. Pingin berendam, kudu nyiapin berapa money niyyh??
    Memang yaah.. retribusi ini perlu ditertibkan sama pemda. Kalau engga, yaa.. bakalan gini terus.
    Dan memang pasri jatuhnya ke pungli siih..
    KZL tapi sayang banget sama lokasi pemandiannya yaa..

    So cozyy and best view from sidebuk-debuk.

  10. Berendam di air belerang memang konon bagus katanya bisa mengusir penyakit kulit dan gejala kesehatan lainnya. Di deket rumah saya juga ada pemandian air panas mengandung belerang. Thanks juga tipsnya harus pake baju tipis karena belerang kalo sudah nempel di baju memang bener kadang baunya masih tercium. dicuci berkali2 juga kadang masih ada.

Tinggalkan Balasan

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas
error: Content is protected !!