Film Eraser Malaysia, Kehilangan Ibu adalah yang Paling Menyakitkan

Film Eraser Malaysia, Kehilangan Ibu adalah yang Paling Menyakitkan

Film Eraser Malaysia berkisah pada sebuah desa bernama Kampung Jalan Tengah yang tenang dan nyaman, dihuni oleh warga berbagai ras yang hidupnya rukun. Eraser seolah-olah ada di jaman kapan gitu, padahal film ini tayang baru tahun 2023 lalu. Tapi kalau nonton dan lihat warnanya yang warm tone gitu bikin film ini vibesnya seperti tahun 80an.

Jadi pada sebuah keluarga, terdiri dari ayah bernama Ahmad (Namron), emak bernama Khadijah (Adibah Noor) dan dua orang anak lajangnya Azman (Dhiya Arifin) dan Ari (Danish Adam).

Ahmad berprofesi sebagai pengukir batu nisan, Khadijah sebagai ibu rumah tangga dan anaknya masih sekolah.

Keluarga ini meskipun sederhana tapi harmonis banget, terutama Ahmad dan Khadijah yang mesra dan selalu bersenda gurau. Suka deh lihatnya. Gurauan pertama yang muncul di awal-awal tayang adalah ketika menjelang ulang tahun istrinya dan si suami nanya mau hadiah apa? istrinya menjawab pingin hadiah sebuah hasil karya tangan suaminya sendiri. “Nak hadiah hasil karya awak, la”

Eraser

Cast: Adibah Noor, Namron, Lee Wan Shuen Alyssa, Angela Chan, Dhiya Ariffin dkk

Sutradara: Lee See Teck Mark

Penulis : Siti Jasmina Ibrahim

Durasi : 94 Menit

Rilis : 1 Juni 2023 di Amazon Prime

Rating IMDb: 7,5/10

Related Post: Modus Walid dalam Serial Viral: Bidaah

Sinopsis Eraser Malaysia

Film ini judulnya Eraser. Tapi dibelakangnya sengaja saya tambahkan Malaysia, jadi Eraser Malaysia. Sebab ada juga Eraser versi Amerika yang dibintangi Arnold Schwarzenegger.

Oke lanjut…

Pertama-tama saya suka sekali melihat suasana desanya, bentuk rumah panggungnya dan kerukunan warganya.

Jadi malam itu sedang hujan deras ketika Ahmad dan Azman sedang menuju arah pulang dari mesjid.Di tengah jalan, mobil mereka tiba-tiba distop oleh seorang anak perempuan bernama Xiao Li (Alyssa Lee). Ternyata ia bersama ibunya Ah Yoke (Angela Chan) sedang membutuhkan pertolongan. Di wajah Ah Yoke terdapat memar bekas kekerasan.

Sampai di rumah, Khadijah menyambut mereka dengan hangat dan menawarkan untuk menginap sementara di rumah mereka. Baik banget, ya. Kalau saya boro-boro bawa orang asing nginep, ngasih tumpangan orang lain aja ngeri-ngeri sedap rasanya. Saking skepstisnya sama keamanan jaman sekarang. Better laporin ke RT/RW atau polisi.

Seiring berjalannya waktu, atas sambutan baik Khadijah sekeluarga, Xioa Li merasa nyaman dan semakin dekat dengan Azman. Selain mereka sebaya, akhirnya mereka juga satu sekolahan. Lama-lama cinta lokasi, deh.

Sementara Ah Yoke, akibat dari perlakuan kasar mantan suaminya, dia jadi krisis kepercayaan sama orang. Termasuk pada keluarga yang sudah menolongnya ini. Gemes banget, sih. Di sela-sela usahanya menjual perhiasan untuk bekal pergi ke Australia, Ah Yoke bekerja di sebuah toko. Tak lupa selalu mengingatkan anaknya Xiao Li untuk menjaga jarak dengan Azman pakai alasan karena mereka berbeda dari segi keyakinan. Keluarga Ahmad muslim yang taat, sementara Ah Yoke seorang China Budha. Tentu saja Xiao Li yang udah terlanjur nyaman mengabaikan peringatan ibunya.

Saking baiknya Ahmad, dia bantu menjualkan perhiasan Ah Yoke. Sialnya Ari anak bungsunya yang nakal berhasil mencuri uang hasil penjualan itu untuk bermain judi di sekolah. Meskipun kecewa dan sedih, tapi Ahmad dan Khadijah yang mengetahui ini bukan marah.

Mereka berusaha menjual barang-barang demi mengganti uang yang dicuri anaknya. Diamnya Khadijah ini justru bikin kesehatannya menurun, masuk rumah sakit lalu meninggal dunia. Ternyata tanpa diketahui keluarga, Khadijah selama ini menderita kanker ovarioum yang sudah stadium 4. Mungkin liat ulah anaknya jadi ngenes ya kalo kata orang Jawa.

Semuanya bersedih atas kepulangan Khadijah. Hikmahnya bisa bikin Ari berubah jadi anak baik. Tapi sebaliknya, Azman yang terpukul memilih bermurung diri dan berencana berhenti dari sebuah perlombaan proyek yang sudah setengah jalan ia rancang. Ia kehilangan semangat hidup.

Kejutannya, justru Ah Yoke sebagai pengganti Khadijah mengurus rumah yang paling keras menegur Azman untuk segera bangkit dari kesedihan berlarut-larut. Tentu saja dibantu oleh seluruh penghuni rumah sampai akhirnya Azman kembali bersemangat.

Apakah kalian berpikir Ah Yoke menggantikan Khadijah jadi istri Ahmad? Saya juga awalnya berpikiran begitu. Ternyata sampai akhir cerita, ngga ada pernikahan antara keduanya. Lalu gimana akhir dari “kedekatan” antara Azman dan Xiao Li?

Review Eraser

Sekali lagi, saya suka semua seting dari film Eraser Malaysia ini. Mulai dari warnanya yang seolah-olah ini kaya film lawas. Suasana pedesaan dengan warga yang rukun meski dari berbagai ras. Ada yang Melayu, China bahkan India.

Terus bentuk rumah panggungnya, hp jadulnya, mobil tua Ahmad, danaunya dll. Pemenangnya adalah tingkah pola Khadijah yang ceria itu sebagai penghibur hati bagi seluruh isi rumah. Sosoknya yang periang dan pemaaf bikin semua penghuni rumah kehilangan atas kepergiannya.

Karena vibes kampungnya teramat sangat positif dan orang-orangnya juga tak banyak curiga, jadi seperti tak ada masalah jika keluarga Ahmad menampung orang asing, perempunan pula untuk tinggal di rumahnya. Ditambah adanya kedekatan dua anak mereka di rumah itu. Kalo di kampung Konoha pasti sudah jadi bahan gunjingan, kan?

gendangnya ada tiga

  1. Kampung itu tidak pernah ada kejadian yang menyalahi sehingga mereka tidak pernah ada rasa curiga pada apapun dan pada siapapun
  2. Penduduk memang cuek dan berprinsip tidak boleh mencampuri urusan orang lain
  3. Ini hanya sebuah film, haha

Dan pula, seorang istri normalnya dan kebanyakan ngga akan pernah rela rumahnya didatangi dua orang perempuan cantik yang asing, ikut tinggal disana pula. Meanwhile secara fisik perempuan asing ini jauh lebih sempurna dibandingkan dirinya.

Begitu yang terjadi pada Khadijah. Secara fisik Ah Yoke jauh berbeda. Cukup alasan sebenarnya untuk bikin Khadijah cemburu.

Tapi itulah pesan yang mungkin ingin disampaikan film ini. Tentang kesetiaan, kepercayaan, kasih sayang, pengertian, tolong menolong dan kerukunan antar ras, antar suku dan antar agama.

Adegan tersedih yang bikin saya ngga bisa bendung air mata ketika Ahmad menangis di area kerjanya, memandang nisan buatan tangannya untuk makam almarhum istrinya dan seketika teringat kalimat yang diucapkan menjelang ulang tahunnya. “nak hadiah hasil karya awak, la”.

Sediiiiiih bangeeet. Namron akting nangisnya dapet bangeet. Pasca kepergian Khadijah, rasa hampa, kehilangan warna dan kehilangan keceriaan pada rumah dan isinya terasa sampe penonton.

Related Post: Belajar Menjadi Orang Tua Bijaksana dari Film Ngeri-Ngeri Sedap

Fakta Film Eraser

Saya baru tahu dan ikut kaget dari penggalan kalimat yang muncul di akhir cerita isinya “in memoriam Adibah Noor” lalu ada fotonya di bawah.

Bahwa Eraser ternyata film terakhirnya. Tiga bulan setelah selesai menjalani syuting Eraser, Almarhum meninggal dunia karena kanker ovarium yang sudah stadium 4. Penyakit ini disembunyikannya sampai akhirnya diketahui keluarga dan kerabat saat masa kritisnya di rumah sakit.

Kenapa bisa mirip jalan cerita di film dengan kehidupan nyatanya, ya? Wallahualam…

Akhirnya saya memberikan penilaian untuk film Ereaser Malaysia adalah 7,5/10. Cukup seru untuk ditonton santai-santai.

A simply mom.. About live, life, love and laugh...
Pos dibuat 392

19 tanggapan pada “Film Eraser Malaysia, Kehilangan Ibu adalah yang Paling Menyakitkan

  1. Kok nilainya cuma 7,5/10, cuma lumayan aja

    Kirain bakal 9 atau minimal 8 , karena pesannya bagus banget

    eniwei jadi penasaran nonton film malaysia, saya belum pernah

    bahasanya unik ya?

    1. Ada beberapa bahasa yang terdengar lucu sih, Ambu
      Tapi ya sama seperti nonton fil Indonesia karena mungkin masih satu rumpun jadi ngga asing sama bahasa dan perawakan

  2. Kupikir judulnya memang Eraser Malaysia ternyata buat bedain sama Eraser-nya Hollywood.
    Pas baca heran juga ada anak beranak perempuan..cantik..ditampung di rumah ada di kampung…hm baik kali tetangga ga ada yang nyinyir ya..haha
    Di akhir kaget kalau pemerannya ternyata beneran meninggal seperti dikisahkan di filmnya. Innalillahi wa inna lillahi rojiun. Wallahu alam ga nyangka yaa

  3. Saya juga suka film-film/drama dengan tone lawasan. Entah itu dari tampilan gambarnya maupun setiap ornamen yang menemani keseluruhan cerita. Tone seperti itu tuh bagai nostalgia yang menyenangkan dan selalu nyaman untuk diikuti. Terutama secara visual.

    Semakin menarik saat melengkapi sebuah cerita keluarga. Kita seperti diberikan presentasi cerita yang indah secara visual. Tapi sayang ratenya gak setinggi yang aku kira. 7 tuh menurutku pas-pasan. Pokoknya di bawah 8.5 tuh bagiku tak sekomplit apa yang pantas untuk produk sinema yang mumpuni.

    Tapi saya tetap penasaran untuk nonton.

  4. Ini hanya sebuah film hehehe…..

    Lah, saya tadi juga mikir, kok Khadijah mau ya menampung perempuan lain di dalam rumahnya, orang asing pula.
    Satu hal yang saya suka, ada pembauran antara warga melayu, cina dan India dalam film ini. Jadi ingat, cerita salah seorang rekan, kalau film2 Amerika juga dituntut pemerannya tuh nggak orang kulit putih semua, ada yang afro amerika, ada yang muka asia, untuk menunjukkan bahwa ada persatuan dan persamaan hak antara warga negara

  5. Siapa tau memang betul setting waktunya di era 2000an awal tapi tidak dijelaskan secara.

    Aduh, itu adegan Nomran menangisi nisan istrinya dapet banget. Terbayang hancur hatinya membuatkan batu nisan untuk istri sendiri.

    Serius Adibah Noor beneran meninggal 3 bulan setelahnya? Bener-bener konspirasi semesta tingkat advanced ya.

    1. Iyaa, bahkan sakitnya sama seperti di film. Ntah film nyontek versi nyata atau sebaliknya, ngga tau juga.
      Tapi ya tetep aja takjub sama rahasia Tuhan…

  6. Baca reviewnya aja dah berasa vibes sedihnya. Terus sampe akhir ternyata salah satu pemainnya pun berpulang jadi kian terasa duka nya.
    Sarat pesan bermakna tapi memang ada beberapa konsep agak janggal jika terjadi di real life apalagi di negeri “konoha” ini

  7. Ya Allaah…
    Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

    Seringkali kalo aktris berakting atau penyanyi bernyanyi tuh.. nasibnya bisa sama seperti yang mereka lakukan. Serasa omongan yang terus berulang dan menjadi doa.

    Semoga Allaah memberikan kemudahan dan kelapangan kubur bagi mendiang rahimahullah.

    Kisahnya beneran se-sedih itu yaa…
    Tapii.. aku sendiri pernah kehilangan Bapak rahimahullah.
    Memang dunia serasaaaa jungkir baliikk banget.
    Aku jadi merasa rendah diri.. gak ada lagi yang sayang dan cinta sama aku.

    Padahal yaah.. ditinggalnya pas aku uda menikah dan punya anak loo..
    Jadii.. bukan anak kecil lagii..

    Sebegitunyaa memang yang namanya “kehilangan” orangtua itu yaa..

    1. Betul, Teh,
      Kehilangan bapak sama kek kehilangan pelindung ya
      Kehilangan emak sama kek kehilangan tempat mengadu
      Tapi kematian itu pasti, harus bersiap meninggalkan dan ditinggalkan kan …

  8. Agak susah ya kalau ingin mempersatukan dua orang yang berbeda keyakinan dalam satu ikatan pernikahan. Nggak, jika nggak ada yang mau mengalah atau mendapat hidayah untuk bergerak menuju kepercayaan yang dianut oleh pasangannya

  9. Oh ada juga ya film Eraser Malaysia. Saya sangat tersentuh dengan bagaimana Mbak Suci menyoroti tema kehilangan ibu—betapa perjuangan emosional yang begitu berat, terutama bagi karakter utama.

    Saya suka cara Mbak Suci menyampaikan refleksi personal, bagaimana adegan demi adegan menampilkan kedalaman emosi, serta bagaimana nilai-nilai keluarga ditampilkan dengan begitu nyata. Analisismu benar-benar membuat saya merasakan kesedihan dan harapan yang tersirat di balik layar.

    Semoga Suci terus diberkati untuk menulis ulasan yang penuh empati dan insight. Ditunggu karya-karya berikutnya yang mengajak pembaca tidak hanya menonton, tapi juga meresapi cerita dengan hati.

    Anyway turut berdukacita untuk pemeran utama allahyarham Adibah Noor :(((

Tinggalkan Balasan

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas
error: Content is protected !!