“Bu, hmm… Ngga jadi deh…”
Sarah hanya tersenyum pada ibunya dan kembali melongokkan kepala kecilnya pada celah celah jeruji pagar dan kembali menyaksikan anak anak yang sedang berebut balon pelangi yang dibagikan oleh panitia.
“Kenapa, nak? Berat, ya bakulnya? Hmm…gorengan kita hari ini belum banyak laku ya”. Sesekali ibu membuka daun penutup bakul dipangkuannya. Masih banyak dagangan tersisa hari ini, batinnya.
Sarah ingin sekali memiliki balon pelangi, ketika mendapati seorang panitia menatap matanya. Ada harapan balon yang tersisa di tangan si mbak akan jadi miliknya. Benar saja, si mbak mendekat ke arah Sarah. Ia pun tersenyum manis. Baru beberapa langkah, seorang anak perempuan sebayanya merengek pada ayahnya sambil menunjuk balon pelangi di tangan si mbak. Sudah tentu urung jadi milik Sarah.
Lanjutkan membaca “Bu, pelangi itu milik siapa?”